Sinusitis terbentuk di Jakarta Timur pada bulan Maret 2000. Nama Sinusitis di ambil dari nama sebuah penyakit gangguan pada saluran pernafasan dengan mengusung genre Death metal. Pada bulan Mei 2002 kami mengeluarkan 1st full album berisikan 9 lagu dengan title ‘Life Lost In Vain’ di produksi oleh label Extreme Souls Production-Bandung (ESP-indie label) dan untuk additional vocal di album pertama ini di isi Irvan Nursick (Innerbeauty). Sinusitis sendiri mengalami kejenuhan dan ketidak aktifan, untuk membuktikan eksistensi kami dalam bermusik khususnya underground, dipertengahan tahun 2010 kami mencoba bangkit kembali dari ketidak aktifan kami dengan mengikuti kembali event-event panggung, juga mencoba ikut serta dalam kompilasi-kompilasi musik metal di Indonesia. Dan di tahun 2011 kami kembali berkarya dengan mengeluarkan Mini EP Album berisikan 2 lagu dengan title '3 To Witness' Kmi juga membuat nuansa musik yang baru dari sebelumnya tetapi tetap dengan genre Death metal, dan formasi Sinusitis sampai saat ini adalah : Ridho : Vocal Amink : Guitar Rohman : Bass Bhotel : Drums Sinusitis banyak terpengaruh oleh band-band dari luar dan dalam negeri. Tetapi kami tetap meramu musik kita sendiri yang dipadukan dengan unsur-unsur musik lain, dengan format yang bertemakan masalah kejiwaan, kekerasan, sosial, peperangan, penderitaan. Dalam bermusik Sinusitis selalu belajar memberikan yang terbaik walaupun banyak yang mendukung, meghina, dan mencerca kami, tetapi itu semua membuat kami untuk tetap ‘fight’ dan kuat........(for you to witness)

Album:
- Life Lost In Vain "1st Full Length Albums Released By ESP " (2002)
- 3 To Witness "Mini Album" (2011)
- Mati Membusuk "Single And Vclip" (2017)

Kompilasi :
- Metalik klinik 7 (2004)
- Vomiting Hatred (2004)
- Metal Maniac Vol.1 (2005)
- Revolution Of Sound (2005)
- Hardcoustic (2010)
- Hitam Putihkan Indonesia (2010)
- Agent Of Brutality #2 (2012)
- Timur Bawah Tanah (2012)
- Dimensi Kematian 1 (2000)
- Brutally Sickness (2000)
- Extreme Of The Extremist (2002)
- Insane Cannibalism (2002)