I Love 90's (era keemasan musik Indonesia)

Era 2000an ini dapat dibilang tidak semenarik di era 80-90an. Di era itu kita sebagai penikmat musik akan mendapatkan beberapa pilihan jenis musik. Kita dengan leluasanya bisa memilih mana yang kita suka. Dari mulai Label Major (era Padi, Pas band, Cokelat, Sheila on 7 dan masih banyak lagi) hingga Indie Label (Puppen, Burgerkill, Jasad, Balcony, Homicide dan lain-lain) kita pasti disuguhkan dengan bermacam-macam jenis musik dan band.

Belum lagi era digital yang belum se"hebat" seperti sekarang. Orang masih harus membeli kaset atau CD untuk bisa menikmati band/musisi kesayangan kita. Toko-toko penjual/pendistribusian kaset dan CD pasti bakalan penuh jika ada band/musisi mengeluarkan album baru. Belum lagi ada nuansa tersendiri jika kaset/CD dari band yang kita cari itu sudah habis dipasaran. Kita terpaksa menunggu kapan kaset/CD itu akan di release.

Sekarang kita difasilitasi dengan banyaknya acara musik yang ditayangkan setiap pagi disemua televisi nasional. Sayangnya musik yang ditayangkan seragam. Jika saat ini sedang heboh dengan musik jenis melayu pop/rock maka sudah dipastikan semua acara televisi tersebut akan menampilkan musik yang serupa. Hal ini yang membuat kita tidak tahu akan musik yang berkualitas itu seperti apa. Dengan singkatnya, kalau kita punya modal kuat/punya cerita pribadi yang bisa membuat orang terpengaruh (balada anak miskin yang menjadi musisi) boleh lah kita mencoba peruntungan di industri musik ini. Intinya adalah, penikmat musik di Indonesia kini tidak melihat "musik"nya akan tetapi "cerita memilukan" dari si musisi itu sendiri. 

Wajar apabila sebagian dari penikmat musik itu kini sudah tidak terlalu menyukai lagi produk dalam negeri. Mereka lebih mengidolakan musisi luar negeri. Tidak ada yang salah dengan mengidolakan musisi luar negeri tapi akan terlihat lebih elok jika kita juga selalu #SupportYourLocalHeroes kan?