Sebelum Kiamat Tiba, Sebelum Kepunahan Manusia, dan

Sebelum Kiamat Tiba, Sebelum Kepunahan Manusia, dan "Sebelum Terlalu Mati"

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Primata peringatkan tentang kiamat di single baru; lingkungan yang semakin buruk, dan polusi udara yang mencekik. Meskipun nirlirik, ada narasi besar yang digagas di balik single "Sebelum Terlalu Mati". Inspirasinya datang dari dua hal, yang pertama band Semiotika dan  teori ilmuwan Amerika Guy R. McPherson.

Tercatat, single pertama Primata dirilis pada tahun 2014 silam. Sejak saat itu pula, kugiran rock instrumental ini selalu mencoba meramu formula tepat untuk menyampaikan gagasan ke dalam lagunya yang nirlirik. Kini, Primata mencoba hal baru demi memperkuat gagasan serta pesan yang disampaikan kepada khalayak luas. Termuat dalam single anyar berjudul “Sebelum Terlalu Mati” yang resmi disebar berformat digital pada 31 Januari 2020 lalu melalui berbagai layanan musik streaming.

Dalam waktu yang tidak berjauhan dan lebih awal dari jadwal rilis single, Primata terlebih dahulu menyediakan visualisasi lagu tersebut dalam bentuk video musik. Video musik yang ditulis dan disutradarai oleh gitaris Primata sendiri, Rama Wirawan, tersebut sudah dapat ditonton melalui kanal YouTube Primata sejak 20 Januari 2020 lalu.

Biasanya, trio yang beranggotakan Adhitomo Kusumo (bass), Rama Wirawan (gitar), dan Ria Antika (drum) menuangkan pesannya dengan cara memberi petunjuk dalam judul, nuansa musik, atau bahkan sample yang digunakan yang dirasa mampu merepresetasikan adegan-adegan dalam kepala mereka bertiga. Gagasan besar yang diusung Primata kali ini tentang kondisi lingkungan manusia yang semakin hari kian memburuk.

Fokus Primata merujuk pada polusi udara yang dihirup diprediksi akan tiga kali lebih buruk dalam 10 tahun yang akan datang. Pesannya, tentu untuk mengajak pendengar musik mereka melakukan perubahan sebelum terlambat, sebelum kiamat tiba, dan sebelum kepunahan manusia. Sebelum terlalu mati. Tema lagu “Sebelum Terlalu Mati” sendiri terinspirasi dari istilah Near-Term Human Extinction (NTHE) atau Menjelang Kepunahan Manusia, tentang kemungkinan kepunahan peradaban manusia pada tahun 2030 yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Amerika Serikat, Guy R. McPherson.

Sementara itu, untuk nuansa musik dalam lagu ini yang terdengar berbeda dengan lagu-lagu Primata sebelumnya, diakui oleh Rama terinspirasi oleh sebuah band yang pernah ia tonton dan sempat berbagi panggung juga dengan Primata. “Lagu ‘Sebelum Terlalu Mati’ yang lebih melodius terinspirasi dari band Semiotika. Waktu itu saya melihat Bibing asyik memainkan bagian solo yang membuat saya berkeinginan untuk punya lagu melodius,” kata Rama.

BACA JUGA - Dktmi Nyatakan "Berkabung" untuk Bumi dan Kemanusiaan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner