'Positivis' Jadi Garis Finish dari Maraton Rilisan Karya RADIKALIDEOLOGI

'Positivis' Jadi Garis Finish dari Maraton Rilisan Karya RADIKALIDEOLOGI

Setelah memberondong lewat beberapa single, RADIKALIDEOLOGI akhirnya sampai di tujuan akhir, yaitu dirilisnya debut album bertajuk 'Positivis'. Mereka merayakannya dengan melaksanakan Festival Rilis, di mana mereka merilis lima single selama lima hari berturut-turut.

Maraton perilisan karya RADIKALIDEOLOGI—"Anak Metro", "Udah Lama Ngga Ayok", "Orang Gila", "Jangan Banyak Bicara" dan "Jikajiri"—mencapai titik akhir. Pada 4 Desember 2020, debut album mereka bertajuk Positivis resmi dilepas. RADIKALIDEOLOGI bersama Rekaman POTS merayakannya dengan cara yang tidak biasa, yaitu melakukan Festival Rilis selama satu minggu, dimulai di akhir November hingga di hari perilisan album.

Mulai 30 November hingga 4 Desember, mereka merilis satu single setiap harinya. Dari cerita mereka, Festival Rilis ini mendobrak kebiasaan untuk merilis hanya satu single dalam satu pekan. Berturut-turut, mereka merilis "Tersipu Terbunuh", "Iblis", "Liar Dan Berbahaya", "Titik Jenuh" dan "Badjingan" selama lima hari. Kelimanya melengkapi karya-karya yang sebelumnya sudah dirilis dan keseluruhannya terdapat dalam Positivis.

"Badjingan" jadi single yang dirilis di hari yang sama dengan album Positivis. Meski seluruh lagu yang terdapat di album ini mereka anggap sebagai "anak emas", lagu "Badjingan" dirasa paling tepat untuk jadi representasi untuk album Positivis secara keseluruhan. Tak hanya itu, lagu ini juga jadi gambaran tentang RADIKALIDEOLOGI sendiri: keras namun suka berdansa.

Dalam siaran persRADIKALIDEOLOGI bicara tentang Positivis; bahwa album ini merepresentasikan sistem berpikir yang riil terhadap segala hal yang tentunya bisa dilihat atau dibuktikan. Album ini merangkum pengalaman pribadi tiap personil sehingga menjadi refleksi personal bagi masing-masing dari mereka. Karena itulah mereka menganggap Positivis memiliki energi yang lugas dan jujur. Juga, mereka merilis Positivis sebagai sarana menyalurkan emosi negatif dan mengekspresikannya lewat musik yang agresif, keras dan penuh adrenalin.

Dalam penggarapannya, band rock asal Jakarta ini menggandeng beberapa nama. Guide rekaman dilaksanakan di POTS bersama Firas Raditya dan pengambilan suara drum oleh Haryo Widi di Kandang Studio. Selain itu, hadir Wisnu Iksan Tama sebagai co-producer untuk rekaman gitar, bas, vokal, dan suara lainnya, sekaligus menjadi mixing engineer yang dilaksanakan di Sound Pole Studio. Untuk proses mastering dipercayakan pada Pandji Dharma dari Palm House Studio. Untuk foto cover dan foto band oleh Timothy Aldo bersama Getzhamani Christian sebagai konseptor dan Milandi Amirullah untuk divisi tipografi.

BACA JUGA - Alarm Demokrasi Masih Menjerit, RADIKALIDEOLOGI Rilis “JIKAJIRI”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner