Alarm Demokrasi Masih Menjerit, RADIKALIDEOLOGI Rilis “JIKAJIRI”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers RADIKALIDEOLOGI

Gethza, drummer RADIKALIDEOLOGI sekaligus penulis lagu “JIKAJIRI” menjadikan lagu ini sebagai media untuk luapkan kekesalannya

Sebuah lagu bisa bercerita dan merespon apa saja, termasuk tentang lingkungan, pertemanan, sosial media hingga pandangan akan sebuah demokrasi. Satu hal yang juga diamini oleh Gethzamani Christian, drummer dari band bernama RADIKALIDEOLOGI. Lewat lagu berjudul “JIKAJIRI” Gethza menuangkan keresahannya mengenai lingkungan, Pertemanan, sosial media dan demokrasi, hingga Gethza pun berpandangan bahwa “hidup itu bisnis”.

Sebagai penulis lagu “JIKAJIRI”, Gethza merasakan kelucuan yang turut menjadi dasar terluapkanya kekesalan dalam lagu ini. Satu hal yang kemudian turut dilatari pengalamannya ketika turu serta dalam aksi mahasiswa pada September 2019. Ia hadir dengan tujuan riset pribadi, namun Gethza tak bisa memungkiri rasa terharunya melihat perjuangan mahasiswa dan warga sekitar demi kenyamanan hidup bersama. Aksi September 2019 tersebut menjadi gambaran yang jelas dan nyata, sebagai analogi atas keresahan Gethza mengenai peliknya konsep “sepakat tidak sepakat”.

Lagu yang di rilis pada akhir September lalu ini merupakan dedikasi Gethzamani Christian dan seluruh personil RADIKALIDEOLOGI untuk mengingat segala bentuk keresahan dan kepelikan yang Gethza dan personil lainnya sampaikan.

Seperti keempat single RADIKALIDEOLOGI sebelumnya, proses rekaman single “JIKAJIRI” juga dilakukan di beberapa tempat, yaitu di POTS bersama Firas Raditya, Studio Kandang bersama Haryo Widi, dan Soundpole bersama Wisnu Iksan Tama. Single ini juga digarap bersama dengan Panji Dharma sebagai mastering engineer, dan artwork yang dikerjakan oleh seniman visual, Milandi Amirullah. Untuk memenuhi persiapan debut album POSITIVIS, Wisnu Iksan Tama juga turut andil sebagai co-producer dan mixing engineer pada setiap single RADIKALIDEOLOGI.