Mafia Pemantik Qalbu Hadirkan Single Kedua Mereka, “Last Man”

Mafia Pemantik Qalbu Hadirkan Single Kedua Mereka, “Last Man”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Mafia Pemantik Qalbu

Lagu “Last Man” merupakan kisah tentang sebuah situasi di mana seseorang mengabaikan realita, yang mana disepanjang verse lagu ini berjalan mereka bercerita tentang khalayan seseorang.

Jakarta kembali melahirkan band potensialnya, yang kali ini diwakili oleh kolektif art rock yang menamakan dirinya Mafia Pemantik Qalbu. Untuk urusan kreativitas, kolektif ini terbilang sedang berada di titik terbaiknya. Hal ini dibuktikan dengan perilisan single berjudul “Last Man”, yang mereka suguhkan hanya selang satu bulan paska merilis single “Rupa-Rupa”, yang didaulat sebagai single perdananya.

Kolektif art rock asal Jakarta yang beranggotakan Alit Djarot (vokal, gitar), Abram Dionisius (gitar), Rakaputra (bass), Daniel Hasudungan (gitar, keys), dan Rakha Agung (drum) ini mencoba untuk memberikan gambaran lebih jauh terhadap nuansa dari album debutnya, yang akan dirilis pada bulan Juli mendatang melalui materi teranyarnya ini.

Lebih jauh bercerita tentang lagunya, mereka menuturkan jika lagu “Last Man” merupakan kisah tentang sebuah situasi di mana seseorang mengabaikan realita, yang mana disepanjang verse lagu ini berjalan mereka bercerita tentang khalayan seseorang, yang bahkan sudah ada di satu titik dimana dia memberikan pesan ke orang yang dia suka, untuk tidak mempedulikan kejadian dan fakta yang ada. “Orang ini sih sadar kalo lebih banyak yang melek sama realita dibandingkan sama yang suka ngayal. Tapi, segitu nggak pedulinya dia sama realita dan lebih milih untuk percaya sama khayalannya. Dia loser lah pokoknya”, ungkap Alit sebagai penulis lirik.

Ditambahkan pula oleh sang bassis, Raka jka gagasan awal penulisan materi “Last Man” diprakarsai oleh Daniel (gitar, keys) pada bulan Desember silam. “Emang dari tahun lalu kita udah rencana mau bikin album. Tapi karena kesibukan masing-masing personil, kita lumayan jarang ketemu buat nulis bareng. Pokoknya gue inget Dungan (Daniel) ngirim voice note lewat grup line yang isinya riff gitar sama beat dari drum machine. Pertama denger sejujurnya gue ngerasa beda banget sama materi MPQ yang udah pernah ditulis sebelumnya. Tapi, secara personal gue suka banget sama ide awalnya dan dari awal kita udah yakin kalo ini lagu harus masuk ke album”, jelasnya.

Menurut Daniel, penulisan komposisi dari lagu ini dipengaruhi oleh banyak aspek, seperti RnB Indonesia tahun 2000-an, dimana menurutnya melodi vokal dan progresi chord dari lagu ini memang mengarah ke sana. Sedangkan untuk proses rekaman lagu ini sendiri dilakukan di Starlight Studio dan Monotrax Studio. Dalam prosesnya, Mafia Pemantik Qalbu dibantu oleh Dito Aria selaku co-producer dan sekaligus bertanggung jawab dalam hal proses mixing dan mastering, yang dilakukan di Monotrax Studio. Single “Last Man” kini sudah dapat dinikmati melalui platform musik Spotify, iTunes, AppleMusic, dan Deezer. Ikuti terus update nya melalui aku instagram mereka @mafiapemantikqolbu

BACA JUGA - “Aku Bukan Mesin”, Bentuk Apresiasi Sekar Pusara Untuk Para Buruh

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner