“Anak Metro”, Suguhan Pembuka Album Positivis Milik RADIKALIDEOLOGI

“Anak Metro”, Suguhan Pembuka Album Positivis Milik RADIKALIDEOLOGI

Foto dan artwork didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

“Anak Metro” menjabarkan unsur keterikatan yang mengharuskan dirinya tumbuh di kota seribu mimpi: Jakarta. Ibarat dua sisi mata pisau; satu sisi penuh kepolosan dan natural, dan sisi lainnya tajam berintuisi ditempa kerasnya kehidupan di kota besar.

Pengembaraan RADIKALIDEOLOGI kembali diteruskan, setelah Judi sukses dilepas dan live session-nya berhasil disebar serta mendapatkan respon positif dari para pendengar juga media musik. Melalui siaran pers yang masuk ke kotak surel, diberitakan bahwa roster andalan Rekaman POTS ini kembali merilis album bertajuk Positivis. Lagu “Anak Metro” terpilih sebagai amunisi pertama yang membuka album Positivis.

Mendengarkan "Anak Metro", nampaknya RADIKALIDEOLOGI masih nyaman di ranah musik rock dengan memamerkan ketukan-ketukan groovy serta frekuensi gitar berdistorsi. Via pelantar yang tersedia di kancah permusikan secara digital, RADIKALIDEOLOGI kembali menghentakkan langkahnya dengan dirilisnya single berjudul “Anak Metro”, tepatnya di 1 Mei lalu.

Tetapi, yang mencolok justru dari lirik yang terjait di dalamnya. Terlihat dari judul single-nya saja, ”Anak Metro” ialah sebuah julukan bagi orang-orang yang tinggal di kota-kota besar. Perlu diingat, RADIKALIDEOLOGI piawai betul dalam menulis lirik berbahasa Indonesia dengan beragam tema mulai dari sosial, hingga kegelisahan-kegelisahan yang dialami individu dalam menjalani kesehariannya. Pada lagu ini, Armando (vokal) menceritakan keadaan yang terasa ketika dirinya jauh dari tempatnya di Jakarta, seperti yang terlontar dalam bait pertama: “Yang terasa hanya besi dan baja”.

Armando yang bertandem dengan Gethza bertanggung jawab menulis lagu “Anak Metro”. Mereka mencoba menjabarkan unsur magnet dan keterikatan yang mengharuskan dirinya tumbuh besar di kota seribu mimpi: Jakarta. Terpicu oleh stigma bahwa “duit adanya di Jakarta” dan berbagai anggapan kebanyakan orang memandang Jakarta sebagai sentral, menghantarkan kalimat-kalimat dalam lagu “Anak Metro” semakin menarik dan juga kompleks. Terlebih jika melihatnya dari korelasi dengan kenyataan ibu kota hari ini. “Memuntahkan ambisi, setengah khayal” pada bait kedua menjadi pukulan paling mantap sebagai penggambaran pasti dan nyata atas apa yang dibicarakannya.

Lagu ini menjadi lagu pertama yang Armando tulis ketika bergabung dengan RADIKALIDEOLOGI pada tahun 2016, yang mana ia ciptakan sepulang Armando dari kampungnya di Manado. Armando menuangkan isi pikiran dan perasaannya ketika itu ke tahap penggarapan komposisi lagu bersama ketiga kompatriotnya di RADIKALIDEOLOGI, yakni Irsyad (gitar), Gethza (drum) dan Kevin (bas). Alhasil, tidak memungkiri bahwa penggambaran atas perbedaan pembawaan seseorang ketika di kampung halaman dan ibu kota menjadi satu kesatuan dalam lagu yang berjudulkan “Anak Metro”. Ibarat dua sisi mata pisau yang berlainan; di satu sisi dipenuhi kepolosan dan natural, sedangkan sisi lainnya tajam berintuisi ditempa kerasnya kehidupan di kota besar.

Lagu ini sempat pula diperdengarkan lewat panggung-panggung yang dijajal RADIKALIDEOLOGI. “Anak Metro” juga pernah direkam beberapa kali, namun draft yang tersedia dirasa belum cukup memuaskan. Tidak cukup mumpuni, kalau kata mereka dalam isi siaran persnya. Namun, pada pertengahan 2019, wacana album yang telah tersepakati bersama membuat “Anak Metro” lekas divonis untuk masuk menjadi bagian album Positivis.

Proses rekamamannya cukup canggih dan lincah; dieksekusi dibeberapa tempat dengan tepat. Bermula dengan acuan yang sudah terlebih dahulu direkam oleh Firas di POTS, lalu disusul pengambilan suara drum secara manual oleh Haryo Widi di Studio Kandang, dan menggodok ramuan alunan bas, vokal, juga gitar di Studio Soundpole bersama Wisnu Ikhsantama Wicaksana. Tahap mixing dikerjakan oleh Wisnu Ikhsantama Wicaksana dan mastering dikerjakan oleh Pandji Dharma (Sirati Dharma) di Palm house studio.

Di balik suramnya tahun 2020 ini, setidaknya  ada sebuah lagu berjudul “Anak Metro” yang sudah mengudara dan bebas dinikmati kapan pun, dan di mana pun oleh pendengarnya. Terlebih bagi muda-mudi yang kini sedang mengalami hal yang sama dengan apa yang sudah pernah dialami Armando di tahun 2016 silam dan jutaan anak muda lainnya dalam peraduan di kota-kota besar. Penuh harapan untuk meraih mimpi-mimpi atau sekedar larut tenggelam dalam buaian hingar bingar di dalamnya.

BACA JUGA - Radikal Ideologi Berjudi dalam Kisah Empat Babak

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner