Tentang Lamb of God dari Kacamata Owank (Nectura)

Tentang Lamb of God dari Kacamata Owank (Nectura)

Sebagai salah satu band yang memengaruhi perkembangan musik metal Indonesia, Owank bercerita seputar pengalamannya mengenal Lamb of God dan lagu-lagu favoritnya.

Pada 21 Februari lalu, front man dari vokalis metal asal Amerika, Lamb of God yaitu Randy Blythe berulang tahun. Dikutip dari situs Metal Archives, Lamb of God berdiri sejak tahun 1994 dengan nama Burn the Priest. Di tahun 1999, mereka merubah nama menjadi Lamb of God karena nama sebelumnya dinilai tidak dewasa dan mengarahkan audiens untuk menilai ke sisi yang sebenarnya tidak mereka tuju.

Berangkat dari sana, tim dari Djarum Coklat Dot Com (DCDC) mewawancarai Owank, vokalis dari Nectura untuk bercerita seputar awal perkenalannya dengan Lamb of God, tanggapan, dan lima lagu favorit dari album-album yang sudah diciptakan oleh band yang mengidentifikasi musiknya sebagai pure American metal.

Cerita Owank tentang Lamb of God

"Awal saya dengerin Lamb of God itu sekitar tahun 2001 atau 2002. Dulu, saya dikasih referensi oleh teman saya. Saya cuma dapat kaset hasil ngerekam sendiri dari CD, dengan note kertas stiker bertuliskan Lamb of God pakai spidol merah. Dalam bayangan saya, nama band ini keren, cowok banget, rebel! Awal-awalnya, saya masih belum tahu nama albumnya apa, tapi akhirnya saya tahu nama albumnya New American Gospel. Kalau gak salah, setahun kemudian saya beli CDnya di Dago Plaza, Bandung. Dulu, di situ ada toko yang jual merchandise dan CD band underground selain Cihapit.

Kembali lagi, tanpa basa-basi saya langsung masukin kasetnya ke Walkman dan, wow.. Saya berasa "dikatain" sama bandnya langsung depan muka, “nih, dengerin lagu saya, ini lagu laki!". Kala itu, saya masih ingat ketika saya putar langsung di lagu "Black Label". Waktu itu, saya berpikir bahwa band ini memang progresif dan dari segi musiknya juga provokatif. Kala itu, Lamb of God punya space khusus di hati saya. Saat saya banyak dihajar band Swedish, tiba-tiba datang unit baru yang memang sangat berbeda bagi saya kala itu.

Saya juga ngasih referensi ke teman lainnya, sambil bilang "dengerin bro, hardcore rasa Pantera, Groovy abis!". Kala itu, memang band hardcore yang dijadikan referensi kebanyakan newschool atau oldschool, kecuali buat saya saat itu Vision of Disorder - Imprint dan Refused yang punya style sendiri dan berbeda dari band hardcore lainnya. Lalu, datangnya Lamb of God yang benar-benar fresh buat saya."

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner