Stage-Act ‘Langka’ Para Drummer (Bagian Kedua)

Stage-Act ‘Langka’ Para Drummer (Bagian Kedua)

Sumber foto: Profound Thoughts & Noms

Memutar-mutar drumstick di sela-sela jemari tangan, agaknya mulai membosankan – apalagi untuk disebut drumming-act yang mampu membuat penonton ‘bengong’ terkesima.

Satu Drumset Dimainkan Dua Orang Atau Lebih

Aksi panggung macam ini terakhir kali saya lihat sekitar akhir 2017 silam. Salah satu band post-rock bernama Afternoon Say (Bandung). Di penghujung penampilannya, mereka membawakan lagu penutup berjudul “After Death Mind”. Kemudian, menjelang sepertiga terakhir lagu, salah satu lead-guitarist menaruh gitar elektriknya di lantai – saat itu lagu belum selesai. Kemudian ia mengambil sepasang drumstick, dan berjalan tepat ke arah sebelah kiri drummer-nya. Sang gitaris mulai mengikuti babak klimaks lagu dengan turut serta memukul drum – tepatnya di dua wilayah saja, floor tom dan ride-cymball. Dinamika lagu pun mengalami amplifikasi yang cukup hebat; mengingat keduanya memainkan pola perkusi yang harmonis dan bertenaga – jauh dari kesan amburadul. Selain aksi Afternoon Say, aksi eksplorasi dan eksperimentasi via drum panggung juga pernah dilakoni duet drummer berkelas yang membentuk unit bernama DUADRUM. Khusus mereka, pola perkusi yang ditonjolkan sangat kental unsur funk, jazz, groove, bahkan gospel.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner