Song Review: “OMNIVORA” – Iwanpopo

Song Review: “OMNIVORA” – Iwanpopo

Kala melihat aksi jemarinya sebatas dari atas panggung jazz saja, wajar bila sosok pianis kocak satu ini tidak tampak sebagai ‘komposer pelahap segala genre’.

Pianis bernama lengkap Ridwan Rahmawan ini tumbuh besar di Cimahi. Tahun-tahun masa kecilnya sudah dipenuhi pengalaman sebagai anak sekolah yang malang-melintang di aneka panggung festival musik.

Bicara soal pianis, saya sempat mengenal beberapa musisi lain yang seakan hanya punya 2 (dua) pilihan jalur dalam mengembangkan sense of pianist mereka, yakni lewat menekuni classical-piano, atau mendalami jazz-piano (pakem umum yang sempat menjadi stigma para musisi akademis – jika kedua jalur ini ‘mentok’, sang pianis biasanya segera beralih instrumen ke posisi lain dalam band). Dua lajur musik tersebut sepertinya tidak berlaku pada Iwanpopo (sapaan akrabnya), karena nyatanya, session player pengiring Yura Yunita ini bisa ear-gasm bersama banyak genre musik selain jazz.

Dengan mengintip sederet audio works koleksinya di portal Soundcloud, kreativitas dan penjiwaan Iwanpopo menemukan titik joyful dalam memaksimalkan musical sense miliknya. Dengan kata lain, sentuhan jazzy dari jemarinya seakan mengajak unsur-unsur musik lain untuk menemukan harmoni dan ‘kemerdekaan’ baru.

Sebagai contoh, simak cara Iwanpopo menginterpretasi ulang salah satu tembang legendaris Michael Jackson, “Beat It”. Baik dari segi dimensi, atmosfir, nafas, hingga genre (kecuali vokal), semua dipermak ulang dengan sistem harmoni berbeda. Hasilnya terdengar seperti musik electrical tribes-rock ala Barasuara, dalam versi minim distorsi gitar; namun justru lebih enigmatic.

Iwanpopo juga merekonstruksi lagu “Magic” milik Coldplay. Unsur eletric-groove dari lagu aslinya ia padukan dengan sekumpulan melodi vintage ala pertunjukan opera khas Eropa – Chris Martin seakan dipersiapkan untuk berduet dengan Yura Yunita. Belum lagi ketika Iwanpopo mencuri mantra-mantra ‘kelam’ dari Robert Glasper (komposer jazz kelas dunia) dalam cover berikutnya: karya besar Nirvana, “Smells Like Teen Spirit”. Seluruh rasa grunge konvensional nyaris ia tanggalkan. Di sini, sama sekali tak ada raungan Fender Jaguar-Mustang, maupun rough-hits ala Dave Grohl. Berbekal setumpuk multi-synth miliknya, Iwanpopo hanya menyisakan nada vokal aslinya – itupun dibalut vocoder effects. Sisanya, Iwanpopo bereksperimen dengan drum-beat – yang sekilas terasa statis; namun ternyata punya clarity accent cukup unik.

Selain bergelut di dunia DAW (digital audio workstation); alias garapan musik via sepaket MIDI dan softwares, Iwanpopo juga sempat memproduksi beberapa soundtrack dan movie scoring. Tembang berjudul “Sample” dan “Tanduk Rekayasa” adalah bukti, bahwa penggemar Hiromi Uehara satu ini punya kompetensi tak hanya di ranah audio-illustrating, namun juga sebagai komponis multi-instrumentalis. Bukti lainnya, adalah garapan soundtrack dan theme songs film dokumenter “Salam Dari Anak-Anak Tergenang” (2014), film garapan SATULENSA (Bandung) yang meraih nominasi Festival Film Indonesia (FFI) tahun 2015. Tidak heran bila sosok-sosok sekaliber Yura Yunita dan Ari Renaldi turut mengagumi potensi cowok gempal kelahiran 9 November 1993 ini.

Tak hanya genre ia lahap habis, berbagai instrumen musik pun ia ‘kunyah’ lewat ‘intuisi’-nya. Jadi terasa relevan, mengingat Yura Yunita dan Iwanpopo juga pernah bersama-sama menggarap lagu “Intuisi”. Hingga hari ini, bagi saya sosok Iwanpopo masih tampak ‘omnivora’ terhadap berbagai aspek musikal – dan “Omnivora” pula lah, judul track lain kreasi Iwanpopo.

Lagu berdurasi 5 menit ini masih menunjukkan keluwesan referensi dan kepiawaian dia dalam meng-arsiteki musik; terutama atmosfir retronya. Kali ini, giliran Popo memilih nuansa farsian-rock ala Queen (legenda rock Inggris) dan tembang-tembang Dewa 19 di era album Bintang Lima. Bicara soal Farsi (nama etnis Persia), konon penyebab nickname Iwanpopo disematkan karena tingkah jenaka dan paras gempal membuat dirinya dirasa mirip Mr. Popo – karakter dari komik Dragon Ball-Z (Jepang) yang mengenakan busana khas Persia.

Sumber foto : Dokumen Pribadi Iwanpopo

BACA JUGA - Sentuhan Top Notch 80’s Pop di Era Millenial Ala Widi Mulya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner