Romantisme Band Punk Bandung

Romantisme Band Punk Bandung

Turtles Jr telah mengubah minat saya, dari yang terobsesi tokoh Kamen Rider sampai akhirnya bisa sangat menyukai musik, dan ingin ngeband juga seperti mereka.

Ada dalam waktu luang ditengah rutinitas membosankan setiap harinya. Dengan koneksi internet yang ‘untungya’ bersahabat dengan keinginan berselancar di kanal youtube, untuk sekedar menghibur diri dengan beberapa video klip dari band-band keren, hasil rekomendasi para ‘hipster’ dengan aksi #nowplaying-nya itu. Tapi toh musik yang menurut mereka bagus, nyatanya tak selalu bisa menghibur  untuk menghabiskan waktu luang ini.

Lalu secara random saya mengetik nama Turtles jr dengan lagu hits pada zamannya itu, berjudul “Kuya Ngora” pada kolom pencarian. Sebuah band punk yang saya dengarkan di zaman saya masih duduk di bangku SMP, ketika baru mulai menyukai musik. Secara musikalitas Mungkin Turtles jr bukanlah band dengan skill bermusik bak dewa, namun grup ini mengingatkan saya dengan kebiasaan menirukan mereka, dengan raket bulu tangkis saya waktu dulu, yang seolah-olah raket itu adalah gitar. Sampai pada akhirnya saya bermain gitar sungguhan, dan berada dalam sebuah band untuk bermusik, saya telah banyak melewati banyak fase untuk sampai bisa mendengar, bermain musik seperti yang saya suka dan mainkan sekarang.

Bagaimana ketika itu Turtles Jr telah mengubah minat saya, dari yang terobsesi tokoh Kamen Rider sampai akhirnya bisa sangat menyukai musik, dan ingin ngeband juga seperti mereka. Turtles Jr bisa mewakili jiwa kenakalan saya waktu itu, dimana lirik dalam lagu “Kuya Ngora” itu banyak sekali forbiden words nya. Mereka menjadi panutan saya, yang kala itu ingin terlihat “rebel” dengan pilihan selera musik saya, di masa pencarian jati diri kala abg itu. Selanjutnya, terus berganti sampai pada akhirnya saya ada di titik ini, ketika menulis ini.

Bermain musik, mendengarkan/mengapresaisi musik secara luas, pada akhirnya tidak melulu berbicara tentang musiknya saja. Tapi juga apa yang musik itu sampaikan di eranya, atau dalam konteks sederhananya, musik yang mewakili jati diri kala itu. DenganTurtles Jr yang menampar culture pop di arus utama, sampai ketika saya jatuh cinta dengan scene madchester dan banyaknya rilisan Sarah Record, yang bemain musik dengan sederhana, dan jargon “proud to be unpopular” nya itu. Mengembalikan kata “bermain” dengan artian sesungguhnya “main” musik, tidak hanya untuk menjual musiknya saja.

Apapun itu, musik yang baik adalah yang bisa menginterpretasikan sebuah keadaan, dengan menghubungkan pemikiran dan perasaan si pemusik kepada pendengarnya. Sehingga si pembuat musik dan pendengarnya akan terkoneksi dengan baik. Hal tulah yang kemudian menjadikan nama-nama seperti Iwan Fals dan Slank menjadi besar di Indonesia. Karena apa yang mereka sampaikan lewat musik, itu pulalah yang banyak orang rasakan. Yang pada akhirnya si pendengar jadi merasa terwakili oleh musik/lagu yang dibawakan.

Mungkin kita bisa dengan fasih menyebutkan nama-nama musisi, yang dianggap bagus dan mempunyai musikalitas yang mumpuni. Tapi jika apa yang mereka (musisi itu) mainkan nyatanya tidak bisa mewakili perasaan pendengarnya, maka musiknya hanya akan berujung pada sebatas bahan diskusi saja, tentang bagaimana musik itu dibuat secara teknis, atau bahkan mungkin dengan hanya sebatas predikat “coolnes” saja, tanpa musiknya itu sendiri berbicara banyak tentang apa yang seharusnya bisa ditangkap, oleh suatu keadaan yang terhubung dengan yang pendengarnya rasakan.

Atau anggaplah ini relatif dengan ragam pilihan musik yang didengarkan. Tapi dari dimulainya mengetik nama Turtles Jr dikolom pencarian kanal youtube tadi, saya seperti sedang berwisata dengan mesin waktu, dalam perjalanan mencari esensi lain dari musik itu sendiri. Bagaimana ketika musik tidak melulu berbicara tentang teknis musiknya saja, tapi juga hal di luar itu, yang membuat musik menjadi punya nilai historis yang beragam. Dari musik yang bisa menggambarkan perasaan senang, sedih, dan hal yang mengingatkan dengan lagu yang diputar.

Hal yang paling gampang disimpulkan dari ini adalah ketika saya memutar lagu, yang notabene-nya terdengar biasa saja secara estetika bermusiknya, namun mempunyai kedalaman makna tentang apa yang dilewati bersama lagu itu sebelumnya. Sebelum pada akhirnya saya ada di hari ini dan menulis ini. Menjadikan beberapa lagu seperti lagu Turtles Jr sampai Blue Boy misalnya, menjadi soundtrack di hidup saya, yang mewakili sedang ada dalam fase apa saya ketika itu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner