Review Persistence

Band hardcore asal Bandung Outright, sedang menebar ancaman. Mereka akhirnya “berhasil” menyerang gendang telinga kita dengan dirilisnya full album ke-2 bertajuk Persistence via Jaggernaut Records, Mei 2014 lalu. Peluncuran album tersebut bertepatan dengan 10 tahunnya Outright berkarir di skena hardcore lokal.

Ini merupakan penantian panjang Outright semenjak dirilisnya album pertama Hardcore Strikes Back (2008) dan beberapa demonya. Outright mampu mempertahankan eksistensinya sampai sekarang sekaligus melahirkan album ini. Sempat terlintas di benak saya sebuah pertanyaan, ketika album Hardcore Strikes Back kental dengan unsur hardcore beatdown dan groove musik yang kental, bagaimanakah dengan album keduanya?

Di 12 lagu Persistence, terlihat banget usaha Bart cs untuk lebih mengeksplorasi musik hardcore yang selalu mereka mainkan. Influence dari Hatebreed, Rykers, dan Biohazard rasanya masih identik dengan Outright. Bisa dibilang Persistence ini lebih enak didenger, mungkin karena ini terdengar lebih keras, cepat, dan nggak terlalu monoton. Selain itu, proses mixing dan mastering yang bagus juga jadi nilai plus.

“Keep on fighting to hold your believe/You’ll going strong when you holding your root/But you are nothing when you follow the trend”. Sepenggal lirik dari lagu Make A Movement Not Just A Trend. Liriknya penuh dengan sindiran-sindiran yang cukup cerdik. Dibalut dengan riff gitar berat dan tebal, hentakan double pedal kayak tembakan machine gun, dan vokal yang berat nan buas sukses melengkapi penyampaian pesan di lagu tersebut.

Outright mengajak Hardy ‘Nyanyank’ untuk kembali mengisi penuh vokal di lagu Pukul Balik. Ya, ini menjadi penghormatan kepada Hardy yang selama 4 tahun setia menjadi additional player sebelum digantikan dengan vokalis lama Outright yaitu Ricky yang sempat menyatakan resign. Secara nggak sadar, lagu ini bakal bikin kamu headbang dan berimajinasi kalo kamu lagi terpental-pental sembari mengayunkan tangan dan kaki di tengah moshpit yang berbahaya.

Selain itu, di lagu Bomb The System, Outright mengajak EyeFeelSix untuk ikut berkolaborasi. Nah, kalau lagu ini,sih, ngingetin saya sama alur lagu An Elegy nya Burgerkill. Boleh, lah, jadi kesempatan kita untuk menghela napas dari gempuran hammer dan machine gun, yang lumayan udah bikin bongek telinga kita. Bahaya. Tapi reff di lagu ini hampir mirip dengan lagu EyeFeelSix yang Rise Da Fuck Up.