Post Human, Band Dengan Dua Basis yang Tertarik Angkat Teori Elisabeth Kübler Ross

Post Human, Band Dengan Dua Basis yang Tertarik Angkat Teori Elisabeth Kübler Ross

Dengan teori Elisabeth Kübler Ross memudahkan kita dalam proses kreatif, karena kita tahu tergetnya. Kita tahu mau ngomongin apa, dan ketika dibikin jadinya lebih mudah”, ujar Boris.

Mengusung genre musik progressive metal sebagai identitas karyanya, Post Human, band asal Bandung yang terbentuk pada tahun 2017 lalu ini mantap memunculkan namanya ke permukaan dengan formasi tanpa gitar, yakni dua bass, vokal dan drum. Para personil yang terdiri dari Rizqi Iskandar (vokal), Getha Azzam (ritem bas), Boris (lead bas), dan Richard (drum) ini tengah giat merampungkan debut mini album mereka yang bertajuk Nothing To Be Done. Formasi ini kemudian menemukan konsep baru dengan masuknya Domu (gitar) di band ini.

Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, sang basis, Boris menuturkan jika mini album perdana dari Post Human ini menawarkan sebuah keutuhan cerita dari awal sampai akhir dalam album tersebut, di mana Post-Human mengangkat teori psikologi yang diperkenalkan oleh Elisabeth Kübler-Ross, yaitu teori tentang Lima Tahap Kedukaan (The Five Stages of Grief). Tahapan itu dimulai dari denial (penyangkalan), anger (marah), bargaining (menawar), depression (depresi) dan acceptance (penerimaan). Menurutnya setiap lagu yang ada di mini album ini mewakili setiap fase itu. Ketika ditanya kenapa tertarik menggunakan teori ini, Boris mengungkapkan jika dengan teori tersebut pada proses kreatifnya bisa lebih dikerucutkan.

“misalnya nih ketika pas recording pengen bikin lagu yang menggambarkan kekecewaan, bagaimana dia memelas meminta ampunan. Jadi pas dibikin juga lebih mudah karena kita tahu tergetnya. Kita tahu mau ngomongin apa, dan ketika dibikin jadinya lebih mudah”, ujar Boris.

 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner