Peran Sosial Media Di Ranah Musik Independen

Peran Sosial Media Di Ranah Musik Independen

Banyak cara untuk bisa menyalurkan sebuah pesan yang baik lewat sebuah karya. Bisa lewat tulisan, lagu, gambar, video, atau apapun

Manusia dan media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan sehari-harinya. Terlahir sebagai manusia yang digariskan untuk saling bergantung satu sama lainnya sebagai makhluk sosial, maka manusia selalu membutuhkan interaksi dalam kesehariannya. Dewasa ini interaksi manusia itu sendiri konteksnya sudah tidak lagi menjadi konvensional, dengan sebuah interaksi tatap muka atau ngobrol langsung. Maka dari itulah media, yang dalam hal ini bernama sosial media/jejaring sosial itu ada. Istilah atau penamaan medianya sendiri beragam, dengan berbagai nama yang mewakilinya. Ada blog, facebook, twitter, instagram, sampai youtube. Semua mempunyai satu kesamaan, yaitu sebagai media atau alat manusia untuk berinteraksi dengan yang lainnya.

Pada penerapannya sosial media itu sendiri dimaknai beragam oleh orang yang menggunakannya. Ada yang memaknainya sebagai sarana promosi untuk produk yang ditawarkannya (bisa ditemui di situs jual beli online yang makin marak sekarang ini), ada yang memakai sosial media itu sebagai ajang eksistensi diri, sampai ada yang memakai sosial media itu sebagai sarana untuk berkreasi dan berkarya, atau dalam hal ini mengerucut pada ranah musik independen lokal.

Yang terakhir disebutkan tadi agaknya perlu digaris bawahi dan menarik untuk dibahas, “Sosial media sebagai sarana untuk bisa berkreasi dan berkarya”. Pengaplikasiannya sendiri beragam, dari mulai berkarya lewat tulisan ke dalam sebuah blog, dalam bentuk video yang diunggah ke dalam sosial media bernama youtube, sampai dalam bentuk sebuah lagu yang diunggah ke soundcloud.

Pada dasaranya kita memang butuh media yang bisa menampung apa yang ingin kita hasilkan, dan sampaikan dengan apa yang kita buat. Disamping itu juga media merupakan perpanjangan dari kita, yang dimana buah karya kita ‘terwakili’ dengan apa yang kita buat di media itu.  Seperti sebuah lagu misalnya. Secara fisik, si penulis lagu sedang berada di rumah, ketika lagunya didengar oleh orang yang ada di luar sana. Penulis lagunya tidak ada, tapi pemikirannya lewat isian lirik/musiknya ada bersama orang/pendengar di luar sana, dan itu karena media. Media yang memfasilitasi pemusik/pencipta lagu untuk bisa menyampaikan pesan yang ingin disampaikan lewat musik.

Sosial media bisa menjadi sesuatu yang positif jika dipakai untuk berkarya, yang hasilnya bisa diluar dugaan kita sebelumnya. Coba sebutkan nama-nama besar sekarang ini, yang pada akhirnya muncul ke permukaan dan menjadi ‘hits’ dimana-mana. Dari mulai yang mengunggah video bernyanyinya hingga akhirnya dilirik produser musik dan sukses. Lalu ada juga yang sukses dengan blognya yang dijadikan buku-buku best seller, dan masih banyak lagi. Mereka merupakan orang-orang yang sukses menggunakan sosial media dengan benar dalam memanfaatkannya, yaitu sebagai sarana untuk berkarya.

Sosial media bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bisa sama sekali tidak bermanfaat. Ketika ada orang lain yang bisa berkarya dengan sosial media, lalu kemudian sukses dan diterima dengan baik lewat apa yang dibuatnya, maka dia tahu betul untuk apa sebenarnya sosial media itu ada dan bermanfaat. Namun ketika ada sebagian orang yang memakai sosial media sebagai alat untuk memperkeruh suasana, dengan semua hal yang sebenarnya tidak pantas diangkat ke permukaan, maka dia tidak mengerti atau salah menempatkan sosial media itu kepada yang seharusnya.

Bagaimanapun juga sosial media itu adalah sarana untuk kita berinteraksi dengan yang lainnya. Ketika sebuah interaksi itu dalam konteks yang positif, seperti ketika berkarya untuk saling mendukung dan memberi masukan, tentu itu jadi satu hal yang baik, dalam konteks kita sebagai makhluk sosial yang saling terhubung satu sama lainnya. Namun jika dimaknai salah, maka sosial media itu hanya akan menjadi bumerang bagi yang memakainya sebagai sarana dia mencari sensasi semata, atau sebagai propaganda dia untuk sesuatu yang tidak baik (tidak baik dalam artian menjatuhkan orang lain, atau “menyerang”).

Banyak cara untuk bisa menyalurkan sebuah pesan yang baik lewat sebuah karya. Bisa lewat tulisan, lagu, gambar, video, atau apapun. Sosial media ada untuk memfasilitasinya. Maka sayang jika tidak dimanfaatkan. Semua orang bisa berkarya apapun, dalam bentuk apapun. Bagus atau jelek semuanya relatif, dan jangan dijadikan patokan juga. Tidak ada pakem soal sebuah karya yang bagus atau tidak bagus itu seperti apa. Selama konteksnya positif dan bermanfaat bagi orang yang disuguhi karya itu, silakan saja.

Silakan unggah video bernyanyi atau menarimu lewat youtube, silakan tulis cerita pendekmu lewat blog, silakan unggah lagu ciptaanmu lewat soundcloud, atau apapun itu silakan saja selama konteksnya baik. Mudah, murah, dan jika memang bagus dan beruntung, bukan tidak mungkin karya itu muncul ke permukaan dan diapresiasi banyak orang.

Sumber foto : http://www.cirebonmedia.com

BACA JUGA - Label Rekaman Besar, Masihkah Jadi Pegangan?

View Comments (2)

Comments (2)

  • zhikari
    zhikari
    30 Jul 2019
    Artikel yang sangat bermanfaat. Kami juga mempunyai artikel yang membahas tentang Mudahnya Akses Sosial Media di Kalangan Mahasiswa. Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan kunjungi situs kami di Mudahnya Akses Sosial Media di Kalangan Mahasiswa. Terimakasih
  • zhikari
    zhikari
    30 Jul 2019
    Artikel yang sangat bermanfaat. Kami juga mempunyai artikel yang membahas tentang Mudahnya Akses Sosial Media di Kalangan Mahasiswa. Untuk mengetahui lebih lanjut, silahkan kunjungi situs kami di http://news.unair.ac.id/2019/07/28/mudahnya-akses-sosial-media-di-kalangan-mahasiswa/. Terimakasih
You must be logged in to comment.
Load More

spinner