Penuh Makna dan Ekspresi dalam Gelaran Bedah Buku “Gala dan Elora”

Penuh Makna dan Ekspresi dalam Gelaran Bedah Buku “Gala dan Elora”

Sumber Foto : Rafli F

Dari panjangnya rangkaian acara bedah buku ini, Wenky Wiradi menyatakan bahwa gelaran ini akan terus dilaksanakan di berbagai tempat berbeda. Tentunya demi mengenalkan buku ini ke spektrum yang lebih luas, di luar dari penggemar Pure Saturday itu sendiri

Banyak cara yang dapat dilakukan dalam memaknai sebuah lagu, dan biasanya hal itu ditumpahkan dalam sebuah karya baru. Tak sedikit pula lagu-lagu yang diciptakan oleh si empunya lagu tak diberi makna secara gambling, alias bisa memunculkan banyak makna dan membebaskan orang untuk merepresentasikan makna lagu tersebut. Pun dengan lagu-lagu dari band Indie Pop ‘sepuh’ asal Bandung, Pure Saturday, yang di setiap lagunya tak diberi makna secara spesifik, tetapi banyak dari fansnya, Pure People, yang merepresentasikan setiap lagu dari Pure Saturday ke dalam karya baru. Salah satunya adalah Wenky Wiradi yang mencoba memaknai beberapa lagu dari band ini ke dalam bukunya yang berjudul “Gala dan Elora”.

Buku novel “Gala dan Elora” ini menceritakan tentang perjalanan seorang jurnalis musik (Elora) yang mencoba memecahkan teka-teki dari hilangnya salah satu musisi (Gala). Di dalam buku ini penulis mencoba menerjemahkan 13 lagu Pure Saturday ke dalam alur cerita. Yang menjadi menarik, meskipun buku ini mengambil tema besar dari lagu-lagu Pure Saturday, namun Wenky Wiradi selaku penulis mampu membuat alur cerita yang menarik. Porsi antara kisah percintaan, kekeluargaan dan pertemanan begitu kental tersaji di dalamnya.

Dalam rangka mempromosikan buku novel ini, Wenky Wiradi rutin menggelar rangkaian acara Bedah Buku bersama penulis buku, salah satunya Addy Gembel (Buku “Laras Perlaya”) dan bersama Bassist Pure Saturday langsung yaitu Ade ‘MUIR’ sebagai narasumber tambahan.

Beberapa waktu lalu saya menghadiri acara Bedah Buku Gala dan Elora, tepatnya pada 23 September 2023. Digelar di café Elephant Rose, Jl. Simpang Siliwangi No.8C, Terusan Bojong Soang, acara ini terasa hangat yang dihadiri fans Pure Saturday, pembeli buku Gala dan Elora, dan juga teman dekat. Pada acara ini Wenky ditemani Ade ‘MUIR’ sebagai narasumber, yang dipandu langsung oleh Harizlasa sebagai moderator.

Harizlasa membuka acara, kemudian melemparkan pertanyaan ringan kepada Wenky seputar alas an memlih nama judul buku, dan tema besarannya yang menyaring lagu-lagu dari Pure Saturday. Kemudian moderator mulai menyinggung soal proses kreatif kepada Ade ‘MUIR’ selaku punggawa Pure Saturday, yang Ade akui semua itu perjalan dengan proses yang cukup panjang.

Saya memang sangat menyukai lagu-lagu Pure Saturday, bahkan dari tahun 2005 saya sudah aktif mendengarkan rilisan-rilisan dari band ini. Banyak lagu yang relate dengan kehidupan saya. Lalu di tahun 2023 ini akhirnya kesampaian menulis sebuah novel yang ceritanya saya representasikan dari lagu-lagu Pure Saturday”. Jelas Wenky.

Sebenarnya ada banyak orang yang menulis buku based on Pure Saturday, namun rata-rata karya yang dihasilkan adalah biography dari Pure Saturday itu sendiri. Ketika Wenky hubungi saya mau bikin novel, saya rasa ini menarik, dan saya langsung berkomunikasi dengan Wenky seputar lagu-lagu yang akan ia serap dalam buku ini,” tambah Ade menjelaskan tentang proses awal karya ini.

 

Pembicaraan semakin menarik ketika moderator mulai menanyakan tentang makna lagu dalam buku, dan makna asli dari sang penulis lirik, Ade ‘MUIR’. Sebenarnya Ade tidak begitu merancang secara spesifik makna dalam lagu-lagu yang ia tulis, dan ia pun tidak membatasi para pendengar untuk merepresentasikan lagu-lagunya. Dalam buku ini Wenky menggunakan perspektifnya dalam menerjemahkan lagu-lagu yang ditulis oleh Ade. Dan saya rasa semua tersampaikan dengan baik, ketika melihat isian cerita dalam buku ini yang akhirnya memunculkan sudut pandang baru bagi saya.

Tak lupa moderator pun mengajak para hadirin yang datang untuk ikut bertanya, dan benar saja respon bermunculan. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan yang belum ditanyakan moderator, hingga apresiasi terhadap penulis. Terakhir, rangkaian acara ditutup dengan foto bersama.

  

Lalu di acara bedah buku selanjutnya, yang digelar pada 15 Oktober 2023 di ITB Press, Jl.Ganesha No.15 Bandung, Wenky menggandeng Addy Gembel (penulis buku “Laras Perlaya” dan Ilham Fadhilah ‘NUT’ sebagai moderator. Dalam gelaran bedah buku ini berjalan seperti biasa, di mana moderator melempar pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber, namun kali ini disandingkan dengan perspektif dari Addy Gembel selaku penulis yang memaknai lagu-lagu dari band yang ia gawangi, FORGOTTEN.

Di sisi lain, yang menjadi menarik dalam gelaran bedah buku ini adalah sebuah penampilan dari Jaka PW. Bagi saya ini menjadi lebih berwana, ketika pembahasan yang dibawa penuh makna, ditebalkan dengan music performance yang sekaligus menambah katalog musik.

Di penghujung acara seperti biasa, para audiens yang hadir dipersilahkan bertanya, dari berbagai perspektif, dan pastinya kita jadi mengetahui segala seluk-beluk dari proses terciptanya buku novel “Gala dan Elora”. Kemudian acara ditutup dengan sesi foto bersama.

Dari panjangnya rangkaian acara bedah buku ini, Wenky Wiradi menyatakan bahwa gelaran ini akan terus dilaksanakan di berbagai tempat berbeda. Tentunya demi mengenalkan buku ini ke spektrum yang lebih luas, di luar dari penggemar Pure Saturday itu sendiri. So, nantikan gelaran Bedah Buku “Gala dan Elora” di tempat kalian!

BACA JUGA - FLAVS Sukses Digelar dengan Membawa Semangat Unity untuk Merayakan 30 Tahun Hip Hop Indonesia

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner