Otiosis, The Band That Celebrates Itself

Otiosis, The Band That Celebrates Itself

Single kedua tersebut sebenarnya diambil dari album mini perdana milik Otiosis bertajuk Rou/Fles yang saat ini masih dalam proses penggarapan dan rencananya akan dirilis dalam format digital juga fisik. Desain sampul mini album perdananya dipercayakan kepada Harpa & Denos (Fugitives). Maka dapat disimpulkan bahwa, single "Loner" menjadi perkenalan perdana grup musik yang condong mengusung shoegaze era Maps, My Vitriol, Autolux, The Radio Dept, M83, Deerhunter, Film School dan Silversun Pickups. Jika mengutip pernyataan sang vokalis dari My Vitriol – Som Wardner era kebangkitan musik  shoegaze era 2000-an bukanlah shoegaze, melainkan jenis musik lain yang ‘baru’ dan menamakan jenis ini sebagai nu-gaze. Era ini terinspirasi dari masa keemasan post-punkdream pop dan shoegaze itu sendiri di tahun 1980-an sampai awal 1990-an di mana di antara penampilan live-nya, para musisi jenis musik ini banyak berinteraksi dengan pedal gitar dan teknik gliding pada sound gitar seperti yang dilakukan oleh Kevin Shield dari My Bloody Valentine.

Menurut sebuah artikel di The Oxford Student, musik dari genre ini menampilkan "riff drone, vokal yang tenang – terkadang tidak terdengar sama sekali dan ‘wall of sound’ dari gitar atau synth yang terdistorsi dan berantakan". Gaya musik bergantung pada penggunaan berbagai efek seperti perulangan, efek pedal dan sentuhan synthesizer untuk mendistorsi musik. Kebangkitan shoegaze era ini sangat menarik dan terinspirasi langsung dari shoegaze era awal tetapi menggabungkan lebih banyak (sumber) suara maupun instrumen musik yang jauh lebih modern. Rata-rata, band yang mengusung jenis musik shoegaze atau nu-gaze, menghasillkan vokal dari instrumen mereka. Instrumen mereka adalah vokalis mereka. Mereka ‘bersenandung’ dan ‘bernyanyi’ melalui itu. Meski, banyak juga band atau grup musik jenis aliran ini melafalkan lirik dengan tegas, jelas dan jernih.

Meski kontra dengan pernyataan Som Wardner, para pionir di era ini tidak serta merta ingin menamakan diri mereka sebagai grup musik shoegaze. Istilah ini diambil oleh media di Inggris NME untuk menamai band-band yang mengusung jenis musik dreampop (Cocteau Twins, The Jesus and Mary Chains, Breathless, dan masih banyak lagi) oleh salah satu jurnalisnya, yang menggunakannya sebagai bahan referensi untuk kecenderungan (para) gitaris band shoegaze - dream pop 'untuk menatap kaki mereka - atau efek pedal mereka - saat bermain. Konsentrasi para shoegaze act saat itu memang mengharuskan mereka untuk menatap berlama-lama pedal di kaki mereka agar suara yang dihasilkan sesuai keinginan. Media Inggris lainnya, Melody Maker lebih suka menyebutnya grup musik shoegaze sebagai "The Scene That Celebrates Itself", merujuk kepada kebiasaan bahwa band-band itu menghadiri pertunjukan band-band shoegaze satu sama lainnya sebagai bentuk saling mendukung dan secara tidak membuat komunitas sendiri. Menurut AllMusic: "Neo-psychedelia yang keras dan meletup-leting yang dilakukan band itu dinamai shoegazing oleh pers Inggris karena anggota band menatap sepatu mereka di panggung saat mereka tampil ".

Untuk mengenal lebih dekat dan info terbaru dari Otiosis, silakan kunjungi akun resmi instagram mereka, @otiosis__ , atau hubungi mereka via surel otiosismusic@gmail.com, atau hubungi sang frontman, Gun melalui nomor 081220457006.

BACA JUGA - Merayakan Hari Puisi Sedunia Bersama Bung Fiersa


Sumber artikel dari rilis pers.

Informasi lainnya didapatkan dari berbagai sumber, termasuk dari laman Wikipedia dan semua referensi yang disertakan di dalamnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner