Obat Macan – “Kumpul ga Kumpul Asal Makan”

Obat Macan – “Kumpul ga Kumpul Asal Makan”

Gagap dengan situasi yang terjadi, namun disisi lain tidak punya pilihan untuk mundur. Oleh karena itu Malik kemudian memilih maju, mengambil gitarnya, dan melahirkan Obat Macan untuk berceloteh sesuka hati dengan iringan musik

Kita bisa menulis apapun, dari yang puitis, kritis, atau bahkan nihilis. Namun pertanyaan berikutnya adalah, apakah lirik lagu itu bisa terasa relate dengan pendengar? Obat Macan menjawab itu dengan menggaris bawahi kondisi tahun 2020 dengan teriakan bangsaaat, disela-sela iringan gitar akustiknya di lagu “Kumpul ga Kumpul Asal Makan”. Perihal judulnya pun Obat Macan lagi-lagi menampar warisan peribahasa yang kadung dianggap benar, namun sebenarnya keliru.

Ada berapa banyak peribahasa menyesatkan yang dianggap indah, padahal sebenarnya total moron, jika diaplikasikan dalam kehidupan. Dari mulai peribahasa “Sambil menyelam minum air”, hingga “Makan ga makan asal kumpul”. Padahal ‘pondasi’ adalah yang utama, karena seperti kata iklan, “lo rese kalo lagi laper”. Hal tersebut cukup memberi gambaran jika orang dalam keadaan lapar bisa jadi begitu beringas seperti macan. Pun begitu dengan sejumlah kasus kriminal yang dilatari karena rasa lapar, hingga dihadapkan pada pilihan untuk membunuh atau dibunuh, dalam artian sebenar-benarnya, bahkan hanya karena uang 10 ribu rupiah. Anda yang gajinya di atas 10 juta tidak akan bisa related dengan ini. 

Sejatinya Obat Macan sedang tidak bermusik, karena lepas dari itu dirinya hanya sedang merayakan hidupnya dengan sesuatu yang akrab dengannya, di mana untuk hal ini musik menjadi pilihannya. Jadi ketika dihadapkan pada pertanyaan apakah Obat Macan bisa merayakan hidupnya dengan medium lain selain musik, saya pikir dia bisa, apakah dengan kanvas atau bahkan ketika dihadapkan pada laptop butut yang hanya berfungsi untuk menulis.

Lagu ini dinilai cukup representatif untuk bisa dimasukan ke dalam list 10 Musik Pandemi Terbaik, karena secara lirik lagu ini cukup rinci menggambarkan kegelisahan seorang Malik yang sama seperti orang lainnya pada tahun 2020, gagap dengan situasi yang terjadi, namun disisi lain tidak punya pilihan untuk mundur. Oleh karena itu dia kemudian memilih maju, mengambil gitarnya, dan melahirkan Obat Macan untuk berceloteh sesuka hati dengan iringan musik.  

BACA JUGA - Omni – “Surrender”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner