Morscode : Kisah 11 Tahun Bermusik & Cerita Unik Dibalik Lagu-Lagunya

Morscode : Kisah 11 Tahun Bermusik & Cerita Unik Dibalik Lagu-Lagunya

Kisah yang terjalin antar personil selama lebih kurang 11 tahun, dari ketika masih memakai nama Army of Antarctic hingga Morscode, diakui oleh Agam jika itu berujung pada penulisan lirik lagunya yang banyak mengambil tema persahabatan.

Morscode yang diwakili oleh Agam (vokalis & gitaris) menuturkan jika pada awalnya bandnya ini bernama Army of Antarctic, hingga pada tahun 2013 mengalami perubahan nama menjadi Morscode. Dalam langkah pertama berkreasi di industri musik indie, mereka mengeluarkan dua single baru yang berjudul “The Ceremonial Axis” dan “Solstice”, pada tahun 2014. Lanjut ke tahun 2017 Morscode kembali mengeluarkan single berjudul “Calm Down”, hingga akhirnya mereka merilis “The Urge”, yang juga dikuatkan dengan sebuah video klip, pada akhir tahun 2018. Tidak cukup sampai disana saja, Morscode kembali melahirkan singlenya tahun ini berjudul “Enigma”, yang didaulat sebagai jembatan debut mini album mereka, yang rencananya akan dirilis tahun ini.  

Diakui oleh Agam jika pada proses kreatifnya Morscode mengalami LDR dengan salah satu orang personilnya, yang berdomisili di Melbourne, Australia. Email menjadi solusi bagi mereka yang terpisah jarak antara Indonesia dan Australia, sampai pada akhirnya mereka benar-benar terlibat membuat musik di studio yang sama pada lagu “Enigma”.

Bicara tentang lagu “Enigma”, satu hal yang menarik adalah ketika pada prosesnya Morscode dibantu oleh gitaris dari band lain, karena kesulitan menemukan karakter yang sesuai dengan lagunya. Sampai akhirnya mereka menemukan Rivo dari Morgensoll, dan ketika jamming bareng, akhirnya apa yang diinginkan Morscode untuk lagu tersebut bisa diisi oleh Rivo. Selain itu, fakta-fakta menarik lainnya dari lagu-lagu Morscode terdapat pula di lagu “The Ceremonial Axis”, yang mana pemilihan judul lagu tersebut berdasarkan kegemaran gitaris Hendy terhadap dunia arsitektur ala Baroque, yang memiliki kekokohan dan kemegahan. Hal tersebut dia analogikan melalui musik di lagu ini.

Persahabatan yang terjalin antar personil selama lebih kurang 11 tahun, dari ketika masih memakai nama Army of Antarctic hingga Morscode, diakui oleh Agam jika itu berujung pada penulisan lirik lagu Morscode yang banyak mengambil tema persahabatan, dan hal-hal dilematis khas remaja baru masuk kuliah. Karena awalnya mereka mulai intens berkarya pada era itu, akhirnya menurut Agam hal-hal itu pula lah yang kebanyakan menjadi tema besar lagu-lagu Morscode.

Cerita selengkapnya dari Morscode bisa disaksikan lewat program DCDC MusikKita yang akan tayang pada hari Sabtu, 18 Mei pukul 23.00 di GTV. Morscode akan tampil sebagai band yang datang dari wadah DCDC Shout Out. Mereka akan menjadi tandem dari band Monkey To Milionaire di acara tersebut. Jangan sampai kelewatan ya Coklatfriends!

BACA JUGA - Monkey To Millionaire : ‘Si Monyet’ yang Tumbuh Dewasa Dengan Image Barunya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner