Mengulik Citra yang Konsisten Dari White Shoes And The Couples Company

Mengulik Citra yang Konsisten Dari White Shoes And The Couples Company

Ketika ada sebuah pertanyaan, “siapa band pop dengan nuansa edgy nan vintage yang paling dikenal di ranah musik indie sekarang ini?” Maka beberapa dari kita mungkin akan menjawab White Shoes And The Couples Company.

Gambaran tentang band bisa dimaknai beragam dari bermacam sudut pandang. Ada yang memaknai band secara filosofis, seperti misalnya menjadikan band sebagai pilihan hidup, dengan idealisme nya masing-masing. Namun ada juga yang memaknai band sebagai sebagai sebuah produk, yang punya nilai jual. Laiknya sebuah produk, maka yang berikutnya dipertimbangkan adalah bagaimana membangun sebuah image, atau dengan kata lain branding si bandnya, agar tidak hanya punya nilai jual, tapi juga punya kekhasan. Ini pada akhirnya akan menjadi identik, dan berbanding lurus dengan dikenalnya sebuah band, sebagai sebuah produk itu tadi.

Ketika ada sebuah pertanyaan, “siapa band pop dengan nuansa edgy nan vintage yang paling dikenal di ranah musik indie sekarang ini?” Maka beberapa dari kita mungkin akan menjawab White Shoes And The Couples Company (selanjutnya disingkat jadi WSATCC). Ini bukan tanpa alasan, ketika WSATCC menjadi yang paling menonjol, diantara band-band dengan nuansa dan warna musik yang serupa. Bukan hanya karena WSATCC telah menjadi band ‘senior’, dengan jam terbang yang tinggi saja, namun konsistensi mereka pada penciptaan image, dan branding band nya lah yang membuat mereka jadi yang terdepan, karena konsistensinya terhadap image yang mereka buat.  

Jika sebuah band sudah memiliki image yang kuat, dengan sendirinya itu akan menjadi nilai jual bagi si band nya. Misalnya, sebuah perusahaan ingin membuat konser dengan tema “pop vintage”, maka karena WSATCC dianggap kuat dengan brand nya sebagai band indiepop vintage itu tadi, namanya menjadi muncul ke permukaan, dan si perusahaan yang ingin menyelenggarakan konser itu akan tertarik mengundang WSATCC untuk mengisi acaranya. Ditambah dengan banyaknya penggemar mereka, secara hitungan kasarnya saja acara itu bisa ramai dan sukses. Dan itu artinya keuntungan untuk pihak penyelenggara maupun band nya.

WSATCC dinilai cukup sukses menjadikan band nya menjadi sebuah “produk” yang menjual. Lewat berbagai macam merchandise nya saja, rasanya kita tidak akan kesuiltan menemukan banyak orang dengan kaos dengan artwork dan gaya visual vintage ala WSATCC.  Itu menandakan nama band ini pada akhirnya menjadi terdepan, dan muncul ke permukaan, meskipun band-band lain dengan warna serupa mungkin tidak hanya mereka saja. Mengingat tren vintage pun belakangan menjadi ramai, dan mendapat animo yang cukup besar.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner