Menangkap Hubungan Sepatu dengan Musik

Menangkap Hubungan Sepatu dengan Musik

Sumber foto : DevianArt

Kenapa sepatu menjadi jenis barang yang bisa merepresentasikan karakter musik suatu band? Mungkin karena sepatu hadir dengan ciri-ciri spesifik, yang jika dilhat dari sisi estetikanya, bisa mewakili warna musik suatu band.

Tulus, seorang penyanyi dan penulis lirik yang cukup diperhitungkan, pernah melahirkan sebuah lagu berjudul “Sepatu”. Dia menggunakan sepatu sebagai analogi dari hubungan sepasang kekasih, dengan sudut pandang menarik hasil olahan cara dia meramu lirik. Dalam hal ini, hubungan sepatu dan musik disatukan dalam bentuk kreativitas sang musisi, dan sudut pandangnya dalam membuat lirik lagu. Namun ketika menghubungkan sepatu dengan musik untuk hal lain, adakah keterkaitannya? Jawabannya mungkin dapat kita temui dari band Seringai, yang belum lama ini teken kontrak dengan merk sneaker Vans, sebagai brand ambassadornya. Untuk hal tersebut, musik dan sepatu ada dalam ranah bisnis dan pemasaran, dimana keduanya memegang asas simbiosis mutualisme. Vans menganggap Seringai cocok dengan target pasarnya, dan Seringai pun menganggap Vans cocok dengan karakter musik yang mereka mainkan. Oleh karena itu, keduanya merasa sama-sama diuntungkan, dan pada akhirnya terjalin kerja sama itu.

Hal ini menarik, ketika menghubungkan sepatu dengan karakter musik suatu band, seperti halnya Seringai dengan Vans tadi. Selain itu, ada juga beberapa band yang citranya melekat dengan jenis sepatu tertentu, seperti misalnya Koil dengan sepatu New Rock. Dalam sebuah wawancara, Doni, gitaris Koil, menuturkan jika pada awalnya, sebelum bandnya punya concern lebih dengan jenis sepatu tersebut, mereka terlebih dulu datang dengan konsep kostum panggungnya, yang bisa dibilang bergaya gothic, dengan ragam pernik dan atribut khusus, yang dirancang sendiri oleh mereka (dalam hal ini Doni menuturkan lebih spesifik ke Otong, vokalis Koil, sebagai orang yang merancang kostum panggung mereka). Kostum panggung tersebut disesuaikan dengan warna musik yang mereka mainkan, dengan semua olah tata suara dan aransemen musik yang terbilang visioner pada masanya.

Hadir dengan musik dan kostum panggung yang “wah”, membuat dua kaka beradik Otong dan Doni berpikir jika hal tersebut perlu juga ditunjang dengan jenis sepatu yang cocok. Dan pilihan mereka jatuh ke jenis sepatu New Rock ini. Karena sepatu tersebut dianggap yang paling cocok, dibanding dengan sepatu jenis lain, seperti sneaker misalnya. Koil seperti menemukan hal senada dengan konsep yang ideal menurut mereka, akan karakter bandnya. Sehingga secara tampilan terlihat eye catchy, dan untungnya juga ditunjang dengan musik yang juga sejalan, dengan konsep kostum panggung mereka. Karena tidak sedikit juga band dengan tampilan seperti Koil, namun hadir dengan musik yang tidak cocok.

Selain Koil, ada juga band Morfem dan The Sigit yang punya hubungan khusus dengan sepatu merk Converse. Morfem bahkan menyajikan hal tersebut dalam bentuk mini album berjudul Sneakerfuzz. Mini album hasil kolaborasi antara Morfem dan brand sepatu tersebut, menjadikan band ini punya looks yang menarik perhatian, dan jika lagi-lagi bicara dalam konteks bisnis, Morfem bisa hadir sebagai produk yang punya nilai jual. Dari sisi karakter juga senada dengan jenis sepatu tersebut, seperti halnya Koil tadi, jika dilihat dari sisi musiknya Morfem itu sendiri. Dan sebaliknya, akan terlihat rancu, andai saja Morfem tampil dengan sepatu New Rock, yang biasa dipakai oleh Koil. Keduanya seperti menemukan “Belahan Jiwa” masing-masing. Pun begitu dengan The Sigit, lewat musik mereka yang terbilang old school, hal ini jadi sejalan dengan citra yang melekat dengan jenis sepatu Converse tersebut. Apalagi dalam hal ini, Rekti, vokalis band The Sigit, sering memadukannya dengan celana berjenis cutbray. Sehingga secara tampilan terlihat serasi, dan balik lagi, jadi punya nilai jual yang tinggi, jika dihubungkan dengan sisi bisnis dan pemasaran tadi.

Kenapa sepatu menjadi jenis barang yang bisa merepresentasikan karakter musik suatu band? Mungkin karena sepatu hadir dengan ciri-ciri spesifik, yang jika dilhat dari sisi estetikanya punya sesuatu yang menarik, begitu tertangkap mata yang melihat. Ciri-ciri spesifik tersebut, punya satu ornamen-ornamen tertentu, atau bahkan punya nilai historis, yang jika diasumsikan, bisa sesuai dengan warna musik ke empat band yang disebutkan di atas. Pada akhirnya, jenis-jenis sepatu tersebut, bisa mengimbangi penggemarnya untuk bergerak dinamis bersama Vans dan Seringai, bergaya industrial rock ala Koil, atau berjingkrak bersama teriakan Rekti dan Jimi di atas panggung.  

BACA JUGA - Mencari Relevansi Musik Folk dan Taman

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner