Masihkah Pop Punk Memikul Beban Musik Pemantik Semangat?

Masihkah Pop Punk Memikul Beban Musik Pemantik Semangat?

Punk. Entah dengan embel-embel pop punk, college punk, atau pun skate-punk rasanya akan selalu beriringan dengan nada-nada cepat yang dihiasi lirik-lirik pemantik semangat

Bulan Oktober ini DCDC hadir dengan tema “Semangat Baru Bulan Oktober”. Tema ini menjadi respon akan banyaknya berita duka maupun hal-hal kurang menyenangkan terjadi pada bulan September. Tidak ingin terlalu lama menundukan kepala akibat berduka, bulan Oktober ini DCDC ingin menyuntikan semangat optimisme untuk tetap melihat ke depan dengan semangat dan passion yang menyala. Dalam hal ini tentu erat kaitannya dengan musik, baik itu lewat karya yang pada musisi buat maupun dengan pergerakan yang hadir menghiasi ranah musik ‘hari ini’.

Lepas dari itu, ada satu hal yang cukup menggelitik pertanyaan saya tentang musik dan perannya menebar positivisme dan semangat lewat sebuah lagu. Mungkin, dengan segala kerendahan hati saya sampaikan, dengan semua analisa ‘gembel’ saya rata-rata lagu yang menggaungkan semangat optimis perihal menjalani hari atau pun ‘menghadapi dunia’ banyak bersumber dari band-band punk, atau jika tidak keberatan mengerucutkannya lagi, dari band-band so called pop punk. Rocket Rockers lewat lagu “Bangkit” salah satunya.

Lagu yang diambil dari album Ras Bebas ini ternyata masih terasa relate hingga sekarang, terlebih tema yang mereka sajikan dalam lagu tersebut kemudian menjadi trigger bagi band band setelahnya, yang juga mengangkat tema perihal ‘spirit of youth’ yang masih menyala. Uniknya lagi, lagu tersebut menjadi paradoks menarik karena dirilis ketika Rocket Rockers bekerja sama dengan label besar, yang notabene kadung dicap (katanya) sering mengibiri kreativitas musisi yang bernaung di bawahnya. Namun Rocket Rockers (juga Superman Is Dead) menjadi pengecualian, karena meski bernaung di label arus utama, secara musikalitas mereka tetap bisa menjadi diri sendiri.

Menggaris bawahi tentang ‘trigger’ bagi band band setelahnya untuk mengangkat tema ‘spirit of youth’, gara-gara Rocket Rockers band band pop punk kemudian banyak diidentikan dengan lagu-lagu penyemangat dengan pembawaannya yang cheerfull. Sebut saja Closehead dengan lagu “Berdiri Teman”, Pee Wee Gaskin dengan lagu “Berdiri Terinjak”, dan banyak lagi lainnya yang mengangat tema serupa. Irama pop punk yang cepat kemudian menjadi sejalan dengan tema seperti ini. Menariknya, lagu “Bangkit” sendiri merupakan episode lanjutan dari apa yang pernah Rocket Rockers buat di lagu “Finishkan” (diambil dari album pertama mereka, Soundtrack For Your Life).

Mendengar kembali lagu “Bangkit” seperti memoar manis kala Rocket Rockers menampilkan performa terbaiknya, di mana permainan gitar Aska dan Lowp bergantian secara harmonis, yang berbanding lurus dengan sahut-sahutan Ucay dan Aska dalam melantunkan lagu ini. Ada sedikit nuansa hardcore di dalamnya, meski tidak mendominasi keseluruhan komposisi musik, namun hal tersebut jadi anomali menarik kala ditampilkan di TV nasional bersama dengan band-band pop arus utama. Setidaknya Rocket Rockers patut berbangga jika sebelum mereka dikenal berkat lagu ballad “Ingin Hilang Ingatan” mereka pernah tampil garang dengan lagu “Bangkit”.

Pola-pola yang dibuat band-band pop punk dengan penulisan lirik ‘penyemangat’ tersebut kemudian dengan iseng berbuah pertanyaan di diri saya tentang “masihkah band-band pop punk memikul beban sebagai musik pemantik semangat?” “Apakah harus tema seperti itu yang mereka selalu tuliskan?” Memang jika dicari korelasinya akan ada gaya yang sejalan dengan semua hal yang diasumsikan dinamis dan bertenaga, seperti halnya semangat yang menyala. Pop punk mempunyai itu, ketukan drum yang cepat berbanding manis dengan melodi vokal yang harmonis. Lebih bisa dicerna di pendengaran awam mungkin jika dibanding metal atau hardcore yang lebih agresif.

Saya pikir banyak diantara kita yang masa remajanya diselamatkan dengan musik-musik pemantik semangat semacam pop punk ini. Masa remaja yang katanya berapi-api akan menemukan tandem menyenangkan kala bersanding dengan distorsi dan ketukan drum yang cepat. Punk. Entah dengan embel-embel pop punk, college punk, atau pun skate-punk rasanya akan selalu beriringan dengan nada-nada cepat yang dihiasi lirik-lirik pemantik semangat itu tadi. Meski tidak sedikit pula yang menuliskan perasaan patah hati lewat lagu ‘punk’ yang ditulisnya. Mungkin lagu “Diary Depresi” dari Last Child salah satunya. Eh itu lagu punk bukan sih? “Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam. Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan”. Ya mungkin campuran emo dan punk lah ya. Hehehe peace.

BACA JUGA - Gemuruh Semangat Baru Bulan Oktober

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner