Lima Konser Tematik Yang Pernah Digelar Di Bandung (Bagian Kedua)

Lima Konser Tematik Yang Pernah Digelar Di Bandung (Bagian Kedua)

Efek Rumah Kaca – Pasar Bisa Dikonserkan

Sumber foto konser Efek Rumah Kaca : Hani Fauzia Ramadhani

Efek Rumah Kaca, lewat lagunya yang terdiri dari dua babak berjudul “Biru” (Pasar Bisa Diciptakan, Cipta Bisa Dipasarkan), seolah menegaskan keberpihakannya pada hal-hal yang jarang tersentuh. Mereka memainkan sesuatu (dalam hal ini musik) yang populer dengan cara yang tidak populer. Hal ini tersirat dalam konser mereka yang bertajuk “Pasar Bisa Dikonserkan”. Hampir semua simbol-simbol hal populer, atau let say “pasaran”, mereka tampilkan pada konser mereka. Dari mulai pemilihan gambar batu akik pada poster konser mereka, lalu beberapa cuplikan gambar-gambar populer, seperti apa yang biasa kita lihat di sosial media, sebagai latar panggungnya. Sampai ada (ceritanya) penonton bayaran seperti di acara TV pagi di atas panggung, lengkap dengan tari-tariannya yang khas. Namun kemudian itu menjadi paradoks karena berisikan konten, yang justru berlawanan dengan simbol-simbol kepopuleran itu sendiri. Dan itu dirangkum dalam satu bingkai sajian konser mereka malam itu.

Ada satir yang nyaris tak terbaca jika saja kita tidak jeli pada apa yang mereka sajikan lewat simbol-simbol hal populer tadi, melalui visual art, backdrop, maupun pernak-pernik kecil sebagai ornamen dalam konser mereka. Ada semacam sindiran tentang ‘pasar’, dan bagaimana orang-orang memaknai pasar, lalu memperlakukannya jadi sebuah komoditas. ERK seperi ingin mengatakan jika simbol-simbol pasaran itu menggelikan, dan mengikuti arus itu membosankan. Salah satu yang tergambar cukup gamblang adalah ketika mereka tampil dengan kostum badut. Dimana badut ini seperti mengejek sesuatu, jika apa yang ada di pasar arus utama, tak lebih dari sekedar badut yang menghibur.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner