Lima Gaya Ikonik Musisi di Atas Panggung
Aksi Menghancurkan Alat Musik
Jauh sebelum Nirvana yang terkenal urakan di atas panggung lewat aksi “menghancurkan” alat musik, grup musik The Who pernah berada di level yang lebih tinggi dengan meledakan alat musiknya. Aksi ini kemudian menjadi satu hal ikonik baik itu bagi Nirvana, The Who, atau pun band-band lainnya yang melakukan aksi serupa, termasuk di dalam negeri lewat band bernama Koil. Dalam sebuah wawancara, Leon, drummer Koil pernah bercerita jika sang vokalisnya, Otong, pernah menghancurkan drum yang sedang dia mainkan ketika band ini bahkan masih menapaki karirnya pada era GOR Saparua. Jadi, sangkaan tentang aksi Koil yang kerap menghancurkan alat musik karena band ini sudah mapan bisa dibilang salah, karena sejak awal karirnya pun band ini sudah melakukan itu. Entahlah. Entah karena alat musiknya murah, jadi mereka tidak sayang untuk menghancurkannya, atau entah karena pada dasarnya para personil Koil ini memang orang kaya. Yang jelas hal itu jadi satu yang ikonik juga, di mana jika di Indonesia sendiri agak jarang band yang punya keberanian menghancurkan alat musiknya seperti Koil.
Aksi Memeragakan Sedang Menembak
Sebuah lagu sering dianalogikan sebagai sebuah senjata dengan isian lirik dan musik sebagai pelurunya. Satu hal yang kemudian diterjemahkan secara harfiah oleh beberapa orang musisi lewat aksi seperti memeragakan sedang menembak. Beberapa orang gitaris rock dan metal cukup sering melakukan aksi ini, ketika di atas panggung, seperti halnya Beng Beng Pas Band, misalnya. Dengan gitar yang dia “sulap” jadi sebuah sniper dan diarahkan ke penonton dengan gaya seperti sedang menembak. Untungnya skill bermain gitar dia mumpuni, karena jika saja skill bermain gitarnya pas-pasan aksi semacam ini menjadi antiklimaks ketika dilakukan.
Aksi Menjilat Gitar
Jika para atlet kerap berpose sedang menggigit medali yang diperolehnya, maka beberapa orang musisi (untuk hal ini spesifik ke gitaris) bergaya dengan menjilat bagian leher gitarnya kala mereka tampil di atas panggung. Salah seorang musisi yang cukup sering melakukan aksi ini adalah Ebenz Burgerkill. Aksi ini menjadi sesuai dengan musik yang dibawakan oleh Burgerkill, yang memang seperti sebuah teror dengan ketukan drum dan raungan distorsi bertubi-tubi. Dengan perawakannya yang tinggi besar, aksi Ebenz ini terlihat seperti monster dengan gitar yang dibawanya, lengkap dengan sorot mata yang tajam dan aksi headspin, hingga ini jadi satu hal yang bisa mengimbangi juga keliaran para penggemarnya dengan aksi tidak kalah gila, lewat pusaran moshpit di area konser.
Aksi Melempar Stik Drum & Pick Gitar
Aksi semacam ini seakan hampir bisa dipastikan akan jadi pemandangan yang selalu ada. Baik itu seorang drummer atau gitaris keduanya sama-sama berinteraksi dengan penggemarnya lewat aksi semacam ini. Hal ini mungkin karena porsi untuk bisa berinteraksi secara verbal lebih banyak diambil oleh vokalis. Apalagi seorang drummer yang posisinya di belakang, untuk bisa berkomunikasi dengan penggemarnya cukup sulit karena harus tampil ke depan. Jadi cara yang mereka pilih yakni dengan melemparkan stik drumnya. Satu hal yang untuk beberapa orang jadi aksi yang ditunggu, terutama bagi mereka yang memang memburu ini, selain dari berburu setlist lagu, merch band, atau hal-hal lainnya yang berhubungan dengan band tersebut.
Aksi Stage Diving
Aksi stage diving, biasanya terlihat di beberapa panggung dengan skala kecil yang tidak menyuguhkan jarak melebar antara musisi dan penontonnya. Tidak hanya penonton, para musisi nya pun kerap melakukan aksi ini, melompat dari atas panggung dan berbaur dengan penontonnya. Satu keseruan yang mungkin susah dirasakan di panggung-panggung besar dengan jarak yang melebar antara musisi dengan penontonnya. Aksi ini jadi satu hal ikonik juga jika kita bicara tentang geliat musisi bawah tanah yang memang pada awalnya bermusik karena passion dan keinginan untuk bersenang-senang. Seperti halnya seperti sebuah selebrasi dalam sepak bola, stage diving pun lebih kurang menyuguhkan perasaan yang sama, dimana hal itu adalah bentuk perayaan dalam kemerdekaan berekspresi.
Comments (0)