Loner Lunar : Heavy Melancolic Band yang Ingin Merayakan Hal-Hal Kecil di Lagu-Lagunya

Loner Lunar : Heavy Melancolic Band yang Ingin Merayakan Hal-Hal Kecil di Lagu-Lagunya

“kita punya tagline ‘Heavy Melancolic. Karena masing-masing dari kita cukup melankolis. Terus kita pengen ngebawa sesuatu yang sedikit gelap hingga hal itu kalau diwujudkan secara visual itu kaya colour grading di film”

Berdiri pada tahun 2015 lalu, Loner Lunar menjalani empat tahun perjalanan bermusiknya dengan menghasilkan beberapa single hingga hal tersebut bermuara pada sebuah album berjudul A Brief Tale Of Long Search. Album tersebut diakui mereka merupakan penggalan cerita masing-masing anggotanya yang pada akhirnya menimbulkan pertanyaan besar, hingga hal itu tergambar dengan lagu-lagu bertempo medium (beberapa menjurus lambat), dengan diwarnai modulasi serta drive dari gitar Ivan Rifaldy dan Julian Pratama dan juga layer synthesizer. Pertanyaan yang muncul karena perasaan-perasaan seperti kesendirian, kemarahan, duka yang mendalam, keputusasaan, dan keterasingan, merupakan pemantik terbesar bagi Loner Lunar dalam proses penulisan tiap-tiap materi dalam album pertama ini.

Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, band yang digawangi oleh Jasmine Ansori (Kane), Ivan Rifaldy, Julian Pratama, Emir Agung Mahendra, dan Kevi Tumbuan ini menuturkan jika pada awalnya membentuk band tanpa kehadiran Kane di dalamnya. Mereka yang sudah berteman akrab sejak duduk di bangku SMP ini kemudian merasa menemukan kecocokan dengan karakter vokal Kane, dan setahun setelah terbentuk Kane melengkapi formasi Loner Lunar untuk mengisi vokal.

Gayanya yang terbilang ikonik tersebut diakui olehnya merupakan caranya berkomunikasi saat dia bernyanyi. “Jadi sebenarnya aku baru pertama kali diajakin dalam sebuah proyek musik yang serius dalam bentuk band. Ada sedikit canggung, apalagi posisi aku sentral di band sebagai orang terdepan yang harus bisa berkomunikasi dengan pendengar. Buat aku bernyanyi itu adalah soal berkomunikasi, dan cara berkomunikasi aku seperti itu. Kalau akhirnya dibilang ikonik atau apapun sebenarnya aku ngga terlalu memikirkan hal itu, aku cuma ingin bernyanyi dan bergerak sesuai dengan yang aku mau”, ujar Kane tentang gaya bernyanyi nya yang khas.

Tentang arah musiknya sendiri, mereka mengaku jika Loner Lunar banyak dipengaruhi banyak warna musik, hingga hal itu mereka kombinasikan, seperti misalnya alternative rock dengan sentuhan pop, shoegaze, bahkan fusion dan RnB di dalamnya. Satu hal yang diamini oleh Kane jika mereka berangkat dari referensi musik yang berbeda-beda. “Jadi kalau diibaratkan seperti buku, musik Loner Lunar itu jadi kaya ada chapter-chapter gitu”, ujar Kane.  

Tidak hanya musik, secara penciptaan branding pun menjadi satu hal yang menarik perhatian mereka, di mana dalam hal ini mereka visualkan dengan sesuatu yang cinematic. Menurut Emir dan Ivan beberapa orang beranggapan jika musik Loner Lunar terbilang cinematic. Satu hal yang kemudian dikuatkan juga secara visual oleh mereka. “kita punya satu tagline sih, yakni ‘Heavy Melancolic. Karena masing-masing dari kita cukup melankolis. Terus kita pengen ngebawa sesuatu yang little bit dark dan kontras hingga hal itu kalau diwujudkan secara visual itu kaya colour grading di film, dan hal-hal yang kita bawa dalam visual branding kita berangkat dari bahasa-bahasa visual yang ada di film”, ujar Kane.

Ketika ditanya perihal referensi, Ivan menjawab jika pada dasarnya yang mereka jadikan referensi bukan dari band-band tertentu atau musik tertentu, tapi lebih kepada obrolan sehari-hari. “jadi misalnya kita ingin bikin lagu yang sedih. Nah itu kita kumpulin referensi apa yang kita denger sehari-hari tapi dikerucutkan ke yang sedih. Jadi influence nya itu dari masing-masing personilnya, lalu kita olah bareng-bareng dengan pola jamming”, ujar Ivan.

Misalnya saja lagu “.Fin” yang idenya berangkat saat Kane, Emir (bass), dan Ivan (gitar) sedang berkumpul bersama, dan tercetuslah ide untuk membahas kematian, yang sanggup menggugah sisi adrenalin. Diakui oleh Kane jika pada awalnya mereka hanya ingin menggali topik lain agar lagu yang ditulis tidak terlalu sedih dan emosional. “Tiba-tiba Emir ngomongin kalau dia ngga bisa ngebayangin proses roh misah sama badannya tuh pasti jadi proses yang bakal sakit banget.” cerita Kane.

Ketika ditanya tentang Loner Lunar ingin dikenal sebagai band yang seperti apa, mereka menjawab sepakat jika Loner Lunar ingin menjadi band melankolis yang bisa bicara jujur dengan cerita di lagu-lagunya. Selain itu, ditambahkan pula oleh Emir jika Loner Lunar ingin dikenal sebagai band yang bisa merayakan hal-hal kecil dalam lagu-lagunya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner