Gambaran Menarik Kelas Menengah Dalam Video Klip

Gambaran Menarik Kelas Menengah Dalam Video Klip

Sebuah video musik dengan latar kehidupan di rumah susun, yang mengetengahkan perihal masalah sejuta umat manusia, uang. 

Tahun 2008 Indonesia pernah melahirkan film lokal berkualitas berjudul Fiksi. Sebuah film yang mengisahkan kehidupan di rumah susun di Jakarta yang diwarnai karakter-karakter unik, dilihat dari mata seorang perempuan penuh fantasi berkecenderungan psikopat, yang sedang terobsesi oleh cinta, dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkan cintanya tersebut. Rumah susun diibaratkan seperti sebuah tempat yang punya dunia sendiri, dengan semua problematika para penghuninya.

Hampir senada dengan apa yang pernah ditawarkan film tersebut, White Shoes And The Couples Company, berkolaborasi dengan Sinema Pinggiran, mempersembahkan sebuah video musik berjudul “Dana Express”. Sebuah video musik dengan latar kehidupan di rumah susun, yang mengetengahkan perihal masalah sejuta umat manusia, uang. Dengan pendekatan tema cerita, tentang dilema gaji yang telat turun di akhir tahun. Sementara layaknya penghuni kota urban pada umumnya, hasrat untuk berlibur di akhir tahun tidak bisa dibendung lagi.

Dilema yang ditangkap kamera pada tiap raut muka kaum kelas menengah ini menarik, kala yang menjadi sentral poin dalam adegan-adegan epic itu, diperankan oleh para personil White Shoes And The Couples Company, dengan berbagi karakter. Dari mulai adegan Sari yang menjadi ibu rumah tangga, ketika dia melihat kalender akhir tahun, yang dihinggapi kecemasan karena dana yang tidak kunjung tiba.  Hal ini dikuatkan dengan adegan Ale yang penuh kecemasan, lengkap dengan rokok dan sarung, yang bisa dibilang menjadi atribut wajib, dan menguatkan karakter, ketika ini bercerita tentang problematika hidup kaum kelas menengah di rumah susun.

Hal-hal seperti ini nyatanya dekat dengan keseharian orang-orang di negara ini. Kerja siang dan malam, dengan upah yang tidak sesuai, dan bahkan sering terlambat sampai di tangan mereka, yang rindu pada sebuah liburan, setelah semua kepenatan mereka rasakan ketika bekerja (atau dikerjain?). Nyatanya mencari hiburan adalah sesuatu yang mahal bagi para kelas pekerja ini, ketika kesenangan dalam hidup mengharuskan ada dalam standar tertentu, yang nyatanya tidak semua orang bisa mencapai itu.

Kesan yang ditangkap pada video klip ini, adalah perpaduan dari sarkastik yang menggelitik, pada tiap adegan bergaya komikal para personil White Shoes And The Couples Company. Dari mulai tatapan kosong karena harapan yang terpatahkan, sampai bahasa tubuh yang seakan malas, atau bosan dengan situasi dan kondisi yang mereka jalani dalam hidupnya. Jenuh karena berkutat dengan pekerjaan, yang nyatanya tidak sesuai dengan hasil yang mereka harapkan. Sampai akhirnya adegan ditutup dengan keluarga Sari dan Ale menyaksikan parade kembang api di televisi. Adegan itu menjadi  epic, dan cukup mewakili gambaran tentang sebuah harapan yang terpatahkan, karena gagal liburan di akhir tahun. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner