Dua Kali Diseret Ke Pengadilan Musik, Rosemary Kembali Lolos Dari Dakwaan

Di awal persidangan nampak Ink, gitaris dan vokalis Rosemary menyatakan keberatannya karena kembali diseret ke meja pengadilan. Satu hal yang kemudian menjadi perdebatan seru dengan adu argumen dari tim pembela dan jaksa penuntut. Man ‘Jasad’ yang kembali didaulat menjadi hakim nampak menengahi perdebatan itu, yang uniknya tidak diindahkan oleh kedua kubu lewat penuturan argumen yang lebih banyak candaannya tersebut.

Satu hal yang cukup menarik dilontarkan Budi Dalton ketika dirinya beranggapan jika perilisan album Rosemary yang lama dirampungkan tersebut karena para personil sibuk berbisnis, dan bisnis yang dia paparkan pun cukup menjadi anomali yang menggelitik, seperti misalnya ketika Budi Dalton mengklaim Indra Gatot dan Ink sibuk berbisnis burung Love bird dan jualan motor untuk membiayai produksi album misalnya. Tak pelak hal tersebut memancing tawa penonton yang hadir malam itu.

Perdebatan lainnya yang juga berhasil memancing tawa penonton malam itu adalah tentang pembahasan lirik lagu “Come On”, yang dinilai kurang bisa mencerminkan band Indonesia, karena penggunaan bahasa Inggris dalam lirik lagunya. Satu hal yang kemudian di ‘kick balik’ oleh tim pembela, jika lagu “Come On” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi rancu, dan kurang enak dinyanyikan. Hal tersebut makin bertambah jenaka ketika Rully memaparkannya dengan penjelasan ilmiah (menurutnya) dengan pendekatan cocoklogi, yang lebih condong ke ngasal dibanding ilmiah.

“kami bukan musisi. Kami hanya sekumpulan anak muda yang suka skateboard, dan kebetulan iseng ngeband. Jadi tidak pernah ada keseriusan bermusik dari kami, sampai akhirnya kami merilis lagu “Come On” dengan isian piano klasik dari Kevin. Dengan hal itu lumayan membuat musik kami nampak serius dan berisi lah bisa dibilang”, ujar Ink ketika menjelaskan tentang lagu “Come On”.