DCDC SNOTR 2019 Hadirkan Keriaan yang Melebur di Cianjur

Iksan yang sempat membuat lagu dadakan untuk Budi Dalton, kemudian menjadi ‘bulan-bulanan’ ke tiga presiden lainnya, dan selanjutnya banyak terjadi adu argumen yang tentunya didasari candaan yang kerap memancing tawa.

Rabu, 15 Mei 2019, dengan sedikit ditingkahi hujan gerimis, gelaran DCDC SNOTR sampai di kota Cianjur, yang merupakan kota ke empat pada rangkaian DCDC SNOTR. Cuaca yang terbilang dingin menyelimuti sekitaran Taman Prawatasari, Joglo, Cianjur hari Rabu itu, kemudian diisi dengan perbincangan bersama Gebeg, sebagai orang dibalik brand ANTI-CLASS, yang mengawali dibukanya gelaran DCDC Sahur Nikmat On The Road di Cianjur.

Passion Gebeg di dunia musik juga diakui olehnya dituangkan dalam brand ANTI-CLASS, yang jika diartikan secara filosofis menurutnya berarti tidak mengkotak-kotakan sesuatu, seperti halnya yang dilakukan oleh Gebeg, dimana dirinya banyak terlibat di beberapa proyek musik lintas genre. Menariknya lagi, Gebeg turun langsung ketika berhadapan dengan para pembeli produknya, hingga hal itu jadi ciri tersendiri, dan mungkin tidak banyak dilakukan juga oleh owner-owner brand lain.

Menengok ke luar area DCDC SNOTR ini digelar, diadakan kegiatan social investment, yang mana para talent nampak terlihat menyapu dan membersihkan sampah di sekitaran Taman Prawatasari, Cianjur. Sedangkan di dalam area pertunjukan ada penampilan AGC Music School dan sesi bedah lagu bareng Mortusia, yang merupakan salah satu band yang datang dari wadah DCDC Shout Out. Tentang hal tersebut, Agung (gitaris Burgerkill, dan salah satu pengajar di AGC Music School) juga menyoroti progresi chord dan hal teknis lainnya dari lagu Mortusia tersebut. Selesai dengan obrolan seru seputaran lagu dan teknis bermusik, salah satu personil Mortusia berkolaborasi dengan empat orang gitaris dari AGC Music School di lagu “Panah Asmara”.