Berawal dari sebuah Studio Rekaman, menjadi salah satu Distro Senior di kota Bandung

Berawal dari sebuah Studio Rekaman, menjadi salah satu Distro Senior di kota Bandung

By : Dopehead

Riotic berdiri tahun 1996. Awalnya sekumpulan anak-anak muda Bandung yang biasa bermain music punk rock tergabung dalam Hijau Enterprise. Dengan keinginan yang kuat untuk mendokumentasikan music itulah memicu didirikannya industry rekaman indie label dengan semangat Do It Yourself dengan nama Riotic.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan  Ketu Ketu bearsal dari "Ketua",panggilan kawan-kawan dari Komunitas Underground bandung-Red) sebagai kondisi chaos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turttle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album Bandung Burning yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan masih dicari sampai sekarang. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Riotic sendiri berasal dari kata riot yang diartikan Dadan sebagai kondisi chaos yang dilihat dari segi musik. "Tetapi bukan orangnya yang cheos," ungkap Dadan. Band punk rock pertama yang dibuatkan mini albumnya oleh Riotic Record adalah Turtle Jr. Kemudian Riotic Record membuat album “Bandung Burning” yaitu 17 kompilasi album punk rock yang kasetnya laku keras dan menjadi barang langka saat ini, sampai-sampai masih dicari sampai sekarang rekaman originalnya. Terakhir band yang adalah Authority yang salah satu anggotanya dalah anak almarhum seniman Harry Rusli.

Tak hanya band-band lokal yang dirilis Riotic Record tapi juga band-band ‘bawah tanah’ dari luar negeri. Misalnya dari Belanda, Amerika, dan rata-rata negara di Eropa.

Banyak dari para penggemar musik punk rock tersebut  mulai menanyakan merchandise band-band naungan Riotic, maka pada tahun 97 didirikanlah distro Riotic. Pada saat itu distro yang ada di kota Bandung baru Riotic dan Harder. Hampir 70 persen dari produk-produk Riotic adalah merchandise band-band musik indie, dimana mayoritas merupakan band lokal Bandung.

Sehingga image sebagai distro yang menjual merchandise band lokal underground seluruh Indonesia melekat di Riotic. Bahkan, salah satu band ternama tanah air, Peterpan (Noah-sekarang) sempat menitipkan merchandisenya di tempat ini. Maklum saja, Ariel sang vokalis sendiri merupakan anak indies (sebutan untuk anak alternative pop/rock Bandung) dan sering menggelar acara-acara dengan tema british pop kala itu, dan komunitas Bandung sendiri terkenal dengan kedekatan satu skena dengan yang lain, walaupun menyukai aliran music yang berbeda.

Kembali ke Riotic, tak hanya t'shirt juga CD, kaset, topi, pin dan lain-lain yang dirilis ketika itu. Harga t-shirt berada di kisaran Rp 55-85 ribu, kaset Rp 12-18 ribu, topi Rp 60-65 ribu, pin Rp 5 ribu- Rp 7500. Riotic memproduksi cukup sedikit dalam memproduksi. Dalam satu kali produksi satu design hanya 30 pieces. Itupun tidak ada pengulangan produksi di kemudian hari. Itu yang menjadikan barang-barang keluaran Riotic menjadi memorabilia tersendiri bagi pemiliknya.

Lokasi Riotic berpindah-pindah dari mulai Cijerah, Cicadas belakang BIP, Dago sampai akhirnya ditahun 2007 memilih Jl Sumbawa No 61. Dalam satu kawasan terdiri atas distro, tempat recording dan latihan serta kantin. Beberapa tempat duduk di sediakan di bagian depan. Setiap harinya Riotic ramai dikunjungi. Entah itu oleh anak band yang latihan ataupun sekedar kongkow hingga yang belanja. Terlebih ketika para pengunjung tahu kalau band-band ternama Bandung seperti Burgerkill, Jeruji, Pure Saturday (pernah-red) melakukan latihannya di tempat ini.

Sumber : news.detik.com

Foto : Riotic Docs.

Blog

Facebook

Twitter

Website

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner