Candil : Antara Rock, Kopi dan Burger

Candil : Antara Rock, Kopi dan Burger

Sumber foto : Diambil dari akun instagram @candilkece

Melalui kemitraan yang dibentuknya, Candil berharap bisa membantu orang-orang yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi

Bandana, wig kriting hitam, kacamata hitam, juga ditambah suara melengking ala-ala Axl Rose, itulah ciri khas yang terdapat pada diri seorang Candil. Memiliki nama asli Dian Dipa Chandra, dirinya mengaku awal dipanggil dengan sebutan Candil itu sejak ia masih duduk di bangku SMP, lebih tepatnya di SMPN 5 Bandung. Setelah sukses berkarir di Jakarta, kini Candil tinggal di Bintaro, Tanggerang Selatan. Sama seperti musisi lainnya, nampaknya karir Candil juga ikut tergerus oleh ganasnya masa pandemi. Bertahan selama beberapa bulan dengan dihantui oleh keadaan, akhirnya Candil memutuskan untuk membuat sebuah perubahan demi menunjang hidup dengan membangun bisnis dibidang kuliner, yaitu bisnis kopi dan burger.

Awalnya Candil bertemu dengan beberapa temannya, sampai kemudian dia mulai merencanakan untuk membangun suatu usaha yang bisa diikuti dengan mudah oleh orang-orang dan akhirnya terbentuklah Koprock. Sebuah ladang usaha yang bergerak di bidang kopi. Di Koprock ini Candil bekerja sama dengan beberapa orang seperti supplier kopi, supplier pabrik dan masih banyak lagi.

Konsep dari Koprock ini sendiri adalah kemitraan, di mana di dalamnya terdapat sesi sharing tentang jenis-jenis kopi, tata cara penyajian kopi dan topik-topik lainnya seputar kopi. Menyangkut soal biaya, nampaknya Candil tidak memasang margin yang terlalu tinggi agar orang-orang yang berada di bawah naungan kemitraan ini bisa dengan cepat menjalankan usahanya. Bentuk pendistribusian produk Koprock dilakukan menggunakan gerobak, dengan tujuan agar bebas biaya sewa tempat dan secara mobilitas menjadi lebih fleksibel. Harga kopi Koprock pun disuguhkan dengan harga yang tidak terlalu mahal dan jenis kopi yang dipilih adalah biji kopi Arabica asli.

Kemudian Candil bercerita tentang orang-orang yang ingin menikmati kopi dengan cita rasa kafe tapi terhalang oleh harganya yang mahal. “Kadang-kadang kan orang suka pengen ngopi enak yang biasanya cuma ada di kafe-kafe dan mahal juga harganya, terus kalo ngopi di tempat kecil pinggir jalan komposisinya juga ga jelas. Nah jadi kita kasih tengah-tengahnya lah kaya harganya beda sedikit sama tempat kopi kecil yang di pinggir jalan tapi biji kopinya asli Arabica. Harga kopinya tuh sekitar 10 ribu udah tinggal minum.” jelas Candil.

Sama seperti Koprock, Candil kembali mengusung konsep kemitraan dalam menjalankan bisnis kuliner burgernya dengan tujuan yang sama, yaitu mengajak orang-orang untuk bersama-sama dalam menjalankan bisnis ini dengan keuntungan yang lumayan besar. Rockabuga adalah nama yang dipilih untuk bisnis kuliner ini. Berawal dari Candil yang menyukai roti canai, lalu Candil memutuskan untuk membuat roti burger dari roti canai hingga akhirnya nama Rockabuga dipilih dari gabungan kata roti canai burger yang diplesetkan agar terdengar lebih keren. Kemudian Candil sedikit menceritakan tentang apa saja yang dibagikan Rockabuga kepada orang-orang yang berbisnis di dalamnya. “Kalo burger tuh sebenernya asal kita udah dapet ramuan pattynya, terus rotinya udah dapet, itu lebih gampang sama orang-orang dibikin jadi kita tinggal training cara memanggangnya aja biar burgernya enak.” ucap Candil.

Sedikit mengulik kembali tentang suara Candil yang khas, ia mengakui bahwa suara melengkingnya itu terinspirasi dari vokalis band-band rock era 90’an, seperti Helloween, Guns N' Roses, Power Metal dan vokalis rock lainnya yang memiliki range suara yang tinggi. Tak sebentar, Candil mengolah suaranya hingga mencapai titik range tinggi memakan waktu yang cukup lama. “Nah pas zaman itu tuh saya baru ngikutin dan ga nyampe-nyampe, pokonya pas udah kuliah baru nyampe berkat latihan terus. Pas suara udah bisa tinggi, band-band rock yang tadi disebutin tuh malah udah ga musim. Karena tanggung terlanjur bisa, akhirnya udah aja kalo nyanyi selalu pake suara tinggi, jadi intinya suara tinggi ini tuh karena terlanjur aja hahaha.” ujar Candil seraya tertawa.

Selain terkenal sebagai penyanyi dengan suara yang khas, Candil juga kerap tampil di berbagai film Indonesia seperti “Selendang Rocker”, “The Tarix Jabrix”, “Si Jago Merah”, “Comic 8” dan film-film lainnya. Sama seperti karir bermusiknya, ternyata karir berakting Candil juga turut terhambat akibat pandemi. Terdapat salah satu film yang ia bintangi yang baru saja tayang pada tahun 2020 berjudul “Djoerig Salawe”, tetapi Candil mengakui bahwa film tersebut adalah film dari beberapa tahun kebelakang yang baru ditayangkan tahun lalu.

Berbicara soal gaya Candil di atas panggung, ternyata mantan vokalis band Seurieus ini pernah mengalami kejadian unik, di mana pada saat itu Candil sedang mengisi sebuah acara reuni dan wig yang biasa ia kenakan tidak terbawa dan Candil tidak memperdulikannya. Tetapi pada saat itu panitia penyelenggara menolak Candil untuk tampil tanpa menggunakan wig, dengan anggapan bahwa “Candil harus tetap seperti Candil”. Akhirnya sang manager mengutus seorang tukang ojek untuk mengambil wig yang tertinggal, dengan diberi imbalan uang 500 ribu dalam waktu 30 menit dan dengan semangat tukang ojek itu langsung tancap gas. Setelah beberapa lama akhirnya tukang ojek tadi menelpon manager bahwa wig sudah sampai, namun ketika dicek melalui GPS, posisi tukang ojek tersebut tenyata melenceng jauh dari tempat acara. “Waktu itu acaranya di Menara Energi. Pas tukang ojeknya balik lagi ke tempat acara, dilihat dari maps, tukang ojek malah salah tempat dan kita jadinya harus nunggu lagi. Ya akhirnya kejadian itu jadi salah satu kejadian yang unik dan lucu.” tutup Candil.

BACA JUGA - Leon Koil, Perpaduan Antara Drummer Cadas dan Seorang Koki

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner