Burgerkill : “Kurangnya Musisi Jaman Sekarang Karena Tidak Disiplin”

Burgerkill : “Kurangnya Musisi Jaman Sekarang Karena Tidak Disiplin”

Beridir sejak era 90’an silam, grup musik cadas asal Kota Bandung bernama Burgerkill tampaknya tak ingin kendor di tahun ke-22nya yang kini tengah disibukan dalam penggarapan untuk album terbarunya. Tak lepas dari perihal penggarapan sebuah album yang memiliki kaitan erat dengan proses, Burgerkill melihat bahwa perkembangan musik tanah air saat ini cukup baik. Namun, menurut pandangan mereka bahwa musisi saat ini masih kurang disiplin saat melakukan proses penggarapan rekaman yang menyangkut dengan prosesnya sendiri.

BACA JUGA - Wacken Open Air Destinasi Burgerkill Berikutnya Di Eropa

Tanggapan Burgerkill saat tampil perdana di acara SNOTR 2017 ?
Viki : Kalau untuk pertama kali seru banget. Pertama karena kegiatan ini kita jalanin di bulan Ramadhan terus bisa bareng sama Rosemary, Ipang Lazuardi, SNOTR Project dan bisa ketemu dengan teman-teman lainnya, seru lah intinya bisa bertemu sambil silaturahmi bareng. Pahal yang kita dapetin juga double, karena selain bisa manggung di bulan Ramadhan kita juga bisa menghibur banyak orang.

Eben : Ya seneng lah bisa kontribusi buat acara tur Sahur Nikmat On The Road ini, maksudnya jadi teman-teman baru juga buat personil Burgerkill, karena biasanya kita di bulan puasa itu off untuk kegiatan manggung. Berasa kayak nggak jauh dari Bandung aja, karena disini banyak teman-teman satu ruang lingkup kita juga, terus ditambah sama teman-teman yang hadir disini jadi semakin meriah.

Berkaitan di bulan Ramadhan terutama buat Viky, bagaimana menjaga kesehatan tubuh   terlebih scream saat perform ?
Viki : Biasa aja sih karena sebelum manggung itu sahur dulu, istirahat tidur sampai nunggu ngabuburit. Terus kalau dari segi fisik Alhamdulillah aman aja sih, karena niatnya juga positif jadi semuanya lancar lah.

Bagaiman kehadiran Putra sebagai pengganti Abah Andris di Burgerkill saat ini ?
Eben : Seru, dan jadi membawa darah baru juga buat Burgerkill seperti dapat nutrisi baru lagi, semenjak kemarin kita jalan berempat dan masuknya Putra sebagai pengganti Abah Andris, seperti darah segar lah.

Viki : Kesempatan besar sih buat kita bisa melakukan mendadak tur 1 dan 2 bersama Putra. Jadi intens gitu, karena kita tahu kan karena ketemu setiap hari dengan dia dan sejauh ini positif sih.

Agung : Kalau kemarin pas selama kita di studio, hadirnya seorang personil baru itu semacam ‘ujian’ seperti saat latihan, recording, manggung, atau tur seperti ini. Pasti semuanya mencari chemistry yang enak lagi.

Kalian lagi menggarap untuk album ke-5 sekarang, apa yang menarik dari album itu ?
Eben : Yang spesialnya di album ke-5 ini ramuannya baru. bisa dibilang ini kayak jamu kuat yang diambil dari rempah-rempah album pertama sampai keempat, jadi ramuan yang menakutkan di album ke-5 ini.

Kira-kira kapan dirilis album ke-5 ini ?
Eben : Renacananya dirilis bulan Agustus sih kalau nggak meleset, cuma anak-anak tur terus (ketawa).
Agung: Awalnya itu kita mau rilis di bulan Mei pas ulang tahun kita ke-22.
Viki     : Semuanya akan berjalan mulu di bulan Agustus, kalau semua lirik di asistensi sama bapak Eben (tertawa).

Bagaiman standarisasi untuk lirik di Burgerkill ?
Eben  : Nggak sih, sebetulnya ada proses pemolesan aja. Karena proses vokal itu kan memoles lirik dan segala macem lah, karena kita juga belum mulai baru beres tiga lagu dan kepotong sama tur ini dan sisanya masih belum dipoles lagi, baru mentahannya lagi.

Bagaiamana pandangan Burgerkill melihat perkembangan musik tanah air saat ini ?
Eben  : Musik indipenden ya semakin berkembang karena rilisannya tambah banyak dan anak jaman sekarang sudah pinter nge-dagangin band-nya. Terus secara kualitas rekaman juga membaik cuma ada yang miss di generasi sekarang adalah kedisiplinan yang menurut saya itu hilang di era sekarang. Kayak pas rekaman, kalau misalkan salah tinggal di copy paste beda dengan jaman dulu kalau salah itu ya ngulang take dari awal. itu aja mereka kurang disiplin di bagian itu. Tapi kalau untuk penyebarluasan mereka sudah pinter, terlebih sekarang jamannya era internet, dan media cetak itu sekarang sudah dikubur karena anak jaman sekarang lebih mending beli kuota dibandingkan majalah musik.

Apa pesan dari Burgerkill kepada musisi anyar saat ini ?
Eben  : Latihan terus, manggung terus, bikin karya terus. Biar musik yang membawa dia sejauh mana. Kadang manusia suka berfikir output-nya padahal yang paling menentukan itu prosesnya, output itu hanya 20% dari 100 persen karya dan 80% proses.

Viky    : Nggak jauh beda yang kayak di bilang sama Eben berkarya terus dan jangan berkecil hati atau minder. Karena musik Indonesia menurut saya mempunyai potensi yang sangat besar, tinggal niat dan buat sebuah karya Insyallah pasti impact yang didaptkan juga besar.

Agung : Fokus aja untuk berkarya, jadi fikir laku atau tidaknya tapi yang penting proses. Karena jika kita membuat sebuah karya dengan proses yang maksimal, proses pasti nggak akan berkhianat. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner