Bottlesmoker Bicara Tentang Musik Tradisi, dan Kenapa Mereka Anti EDM

Bottlesmoker Bicara Tentang Musik Tradisi, dan Kenapa Mereka Anti EDM

Sedangkan menurut Nobie album Parakosmos ini bisa dibilang menjadi pintu untuk Bottlesmoker bisa meluaskan eskplorasi musik tradisi tersebut ke daerah lainnya, yang belum mereka pelajari. Hal yang diamini juga oleh Angkuy, dimana memang pada awalnya mereka tidak mau jika musik tradisi itu tadi hanya sekedar nempel, seperti saat membuat musik lalu ditambahkan suara suling atau kecapi misalnya. “Kita ingin spirit dari alat musik suling tadi tetap ada, atau kenapa bunyi suling itu seperti itu, tentunya ada alasan-alasan tertentu, yang berhubungan dengan kosmologi lah, dengan rasa bersyukur lah, dan masih banyak lagi. Kita coba serap spirit-spirit itu dan kita pindahin ke musik elektronik versi kita. Jadi ketika orang mendengarkan pun tetap ada perasaan semacam kangen ke tanah sunda lah atau apa lah, yang memang hal itu sudah jadi satu paket dengan karakter musik tradisi, lalu kita coba mix dengan musik elektronik versi kita”.

Menurut Angkuy yang membuat album Parakosmos itu menjadi seru itu karena mereka mengadaptasi ritual, nyanyian, dan 'doa-doa' yang sudah ada, namun disajikan tanpa musik, dan sifatnya lebih ke perkusif, hanya nyanyi-nyanyi saja. Kekosongan musik dalam ritual itu kemudian diisi Bottlesmoker dengan musik ala mereka, sebagai bentuk interpretasi dari ritual tersebut. Diakui oleh mereka jika proses kreatifnya di ranah ini cukup membuat Bottlesmoker kesulitan, karena mereka terbiasa membuat pola dengan vokal yang mengikuti musiknya, sedangkan ini jadi terbalik, dimana musik yang mengikuti vokalnya yang memang tidak bisa diubah-ubah lagi, karena sudah ada dalam bentuk ritual itu tadi. Hal itu menurut Angkuy cukup memakan proses yang cukup lama, namun menjadi seru karena ada tantangan baru untuk Bottlesmoker dalam proses kreatifnya.  

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner