Bernostalgia Lewat Musik Masa Lalu

Bernostalgia Lewat Musik Masa Lalu

Musik yang baik adalah yang bisa menghubungkan pemikiran dan perasaan si pemusik kepada pendengarnya. Sehingga hal itu akan membuat mereka terkoneksi dengan baik.

Bermain musik, mendengar dan mengapresaisi musik secara luas, pada akhirnya tidak melulu berbicara tetang teknis musiknya saja. Tapi juga apa yang musik itu sampaikan di eranya. Atau dalam konteks sederhananya, pesan apa yang ingin musik itu sampaikan lewat lagunya pada masa itu. Dengan Nirvana yang menggeser culture pop di arus utama, sampai banyak penggemar musik ‘indies’ melahap habis musik-musik dari scene madchester, maupun rilisan Sarah Records, yang bemain musik dengan sederhana, lewat jargon ‘proud to be unpopular’ nya itu.

Apapun itu, musik yang baik adalah yang bisa menghubungkan pemikiran dan perasaan si pemusik kepada pendengarnya. Sehingga si pembuat music, dan pendengarnya akan terkoneksi dengan baik. Hal itulah yang kemudian menjadikan nama-nama seperti Iwan Fals dan Slank menjadi besar di Indoensia. Karena apa yang mereka sampaikan lewat musik, itu pulalah yang banyak orang rasakan. Sampai pada akhirnya si pendengar jadi merasa terwakili oleh music, atau lagu yang dibawakan.

Kita bisa saja dengan fasih menyebutkan nama-nama musisi yang dianggap bagus dan mempunyai musikalitas yang mumpuni. Tapi jika apa yang mereka mainkan itu nyatanya tidak mewakili perasaan pendengarnya, maka musiknya hanya akan berujung pada sebatas bahan diskusi saja, tentang bagaimana musik yang bagus itu dibuat secara teknis, atau bahkan mungkin dengan hanya sebatas predikat ‘coolness’ saja, tanpa musiknya itu sendiri berbicara banyak, tentang apa yang bisa ditangkap suatu keadaan yang terhubung dengan yang pendengarnya rasakan.

Atau anggaplah ini relatif dengan ragam pilihan musik yang didengarkan. Tapi ketika kita menemukan kesenangan kala berselancar di kanal youtube, lalu menemukan lagu-lagu masa kecil kita, di kolom pencarian kanal youtube tadi, maka yang kita rasakan seperti sedang berwisata dengan mesin waktu, dalam perjalanan mencari esensi lain dari musik itu sendiri. Bagaimana ketika musik tidak melulu tentang teknis musiknya saja, tapi juga hal di luar itu, yang membuat musik menjadi mempunyai nilai historis yang beragam, dan hal yang mengingatkan dengan lagu yang diputar.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner