Beberapa Fakta Membuktikan Jika Bottlesmoker Adalah Grup Musik 'Terniat' Di Negeri Ini

Beberapa Fakta Membuktikan Jika Bottlesmoker Adalah Grup Musik 'Terniat' Di Negeri Ini

Sumber foto : Diambil dari official Facebook Bottlesmoker

Bottlesmoker mengemas sebuah album jadi satu paket, lengkap dengan kostum yang menangkap mood dalam album itu. Hal tersebut menunjukan jika duo ini cukup niat untuk merumuskan konsep secara detail dalam setiap karyanya.

Tidak banyak kelompok musik yang punya kejelelian dalam membuat konsep dan karakter yang  kuat. Beberapa diantaranya bahkan hanya berputar di sekitaran bagaimana agar lagunya laku dan terkenal. Namun tidak bagi Bottlesmoker, duo yang terdiri dari Angkuy dan Nobie ini sepakat memainkan musik elektronik, dengan kejeliannya merespon dan merayakan bebunyian untuk menjadi identitas karyanya. Tidak berhenti sampai disana, duo ini juga merupakan grup musik yang konseptual, baik itu secara musik, bahkan sampai tampilan visual kostum mereka.

Untuk hal ini, Angkuy menuturkan jika Bottlesmoker memang mengemas sebuah album jadi satu paket, lengkap dengan kostum yang menangkap mood dalam album tersebut. Seperti misalnya di album Hypnagogic, dimana mereka menerjemahkannya dengan kostum astronot dan indian. Angkuy dengan kostum astronot dan Nobie dengan kostum Indian. Menurut mereka hal tersebut jadi satu hal yang kontras, dimana astronot jadi analogi dari hal-hal yang futuristik, dan indian dianalogikan jadi satu hal yang kuno atau primitif. Sedangkan di album Parakosmos, duo ini memberikan visual kostum yang bernuansa etnik, karena secara isian lagu yang ada di album tersebut merupakan interpretasi mereka terhadap musik-musik etnik atau tradisional.

Selain itu, jika diperhatikan lagi dalam setiap panggung yang melibatkan Bottlesmoker sebagai pengisi acaranya, maka kita akan merasakan suguhan yang konsisten secara mood yang mereka bawakan. Tidak seperti kelompok musik lainnya yang menerima ‘request’ dari penonton, namun Bottlesmoker tidak melakukan itu. Misalnya saja, ketika duo ini tampil membawakan lagu seperti "Ratapan Timor”, atau “Humba Sumba” yang terdapat di album Parakosmos, maka penonton jangan berharap mereka akan membawakan lagu-lagu seperti “Free Hugs” atau “Vagabond” yang terdapat dalam album Hypnagogic.

Hal ini bukan tanpa alasan, karena menurut mereka, setiap album Bottlesmoker mereka ‘treat’ secara khusus, dengan olahan/isian instrumen yang memang hanya untuk album itu saja. Jadi secara repertoar lagu, mereka hanya akan membawakan lagu-lagu dalam satu album itu saja. Kenapa seperti itu? karena hal tersebut juga berdasar pada tampilan kostum yang mereka kenakan di atas panggung, dimana hal itu juga jadi satu paket dengan mood yang ada dalam album tersebut.

Bicara tentang album, ada satu cerita menarik yang mungkin tidak banyak orang tahu, jika salah satu lagu Bottlesmoker yang berjudul “Vertical” terinspirasi dari sebatang pohon. Lagu yang terdapat di album Parakosmos ini secara tema dan konsepnya ada di ranah local wisdom, yang terfokus di ritual dan seni musik tradisi. Salah satu yang menarik Bottlesmoker pada proses penciptaan lagunya adalah tentang pohon-pohon yang dijadikan tempat pemujaan, yang secara spesifik harus berbentuk lurus dan tidak bercabang-cabang. Akhirnya untuk menangkap analogi tersebut dipilihlah judul “Vertical”, karena secara etstetika katanya lebih menarik dibanding judul “Pohon” misalnya.

Masih banyak sebenarnya cerita atau fakta-fakta menarik tentang Bottlesmoker yang bisa dibilang terkonsep ini. Dari mulai proses kreatifnya sampai hal-hal yang secara estetika maupun esensial mereka gali lebih dalam lagi, agar begitu muncul ke permukaan karya yang mereka sajikan sudah 'matang' dan punya 'isi'. Hal-hal semacam itu rupanya memancing DCDC Pengadilan Musik untuk memperkarakan Bottlesmoker, agar mau bertanggung jawab secara karya. Selain itu, Bottlesmoker juga akan bercerita tentang keberangkatannya ke Vietnam belum lama ini. Seperti apa pembelaan Bottlesmoker di DCDC Pengadilan Musik, yang akan dipimpin oleh hakim Man Jasad ini? Saksikan pada hari Jumat, 30 November 2018, di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon no 8a, Bandung. 

BACA JUGA - Bottlesmoker Bicara Tentang Musik Tradisi, dan Kenapa Mereka Anti EDM

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner