Baruz 'Godless Symptoms':

Baruz 'Godless Symptoms': "Band Itu Mesti Kuat dan Tangguh"

Ini adalah cerita dan klarifikasi dari Baruz (Godless Symptoms) terkait dengan pernyataan yang ia utarakan dalam media sosialnya.

Seorang penggiat musik di musik ekstrim yang bergerak sejak tahun ‘90an membuat satu pernyataan di akun Instagramnya. Terang-terangan, Baruz (Godless Symptoms) mengutarakan kekecewaannya terhadap perlakuan dari salah satu penyelenggara acara yang tidak memperlakukan band dengan seharusnya, bahkan pada hal yang berkaitan dengan hak dari band itu sendiri. Tim DCDC akhirnya menghubungi Baruz untuk mendengar klarifikasi atau pandangan dari sisi Baruz atas pernyataannya tersebut.

Jadi, sebenarnya ada apa?
Pingin orang-orang melek mata aja, biar gak seenaknya main band dan biar gak seenaknya juga diatur-atur panitia. Intinya, kalau kamu band-band an, mesti kuat dan tangguh dalam segala hal. That’s the point.”

Memangnya, menurut Baruz idealnya itu bagaimana? Dari kacamata band atau dari pihak panitia itu sendiri?
“Harusnya, dari pihak panitia bisa lebih peka melihat movement yang udah dibuat sama band dari awal karir. Jangan sampai, movement yang udah dibuat bertahun-tahun akhirnya terkesan menjadi “murah” bagi penyelenggara. Kalau dari bandnya, semisal ada tawaran yang sama sekali tidak menguntungkan untuk bandnya sendiri, ya mesti ambil sikap. Gak mau dong tiba-tiba apa yang udah dibuat bertahun-tahun jadi gak dipandang sama sekali oleh penyelenggara, gara-gara si bandnya mau dibayar “murah”. Jadinya, pasti nyambung kesana kesini efeknya, baik itu dari penyelenggara yang menganggap semua band bisa dibayar “seadanya”, dan pula pemain band jadi kadang dilihat seragam. Bahwa “keperluan” pemain band itu sama-sama aja, gitu-gitu aja. Memang, kurang lebih keperluan pemain band itu sama kalau dari hal teknis. Tapi, kalau dilihat dari movement, apa mau disamain sama band yang “baru jadi”?
Tenaga, pikiran, waktu, materi yang terkuras bisa jadi gak dipandang dan “disamakan” gitu aja kalau pemain bandnya terlalu “gampang dirayu”.”

Nah, tapi kan ada juga band yang gak money oriented. Maksudnya, dia memang manggung karena dia ingin atau menghargai atas nama “pertemanan”?
“Beda hal dengan band yang gak money oriented. Biasanya, band melihat dulu, acaranya seperti apa, sponsornya siapa, kalau memang dari pertemanan, pasti lah gak akan pasang harga mahal. Tapi, kalau menjual pertemanan dan menjual band ke sponsor besar kan beda cerita. Apa iya teman bandnya mau dieksploitasi gitu aja? Kalau jelas-jelas acaranya untuk charity, atau untuk senang-senang ramai-ramai, pasti beda ceritanya.
Nah, kalau memang sekadar pingin manggung juga, saya pikir sah-sah aja. Cuma, saya yakin ada batasnya. Emangnya mau tiap acara, manggung, gak dibayar, dan cuek-cuek aja? Balik lagi ke yang awal saya jelasin, mau sampai kapan? Apa mau gitu terus? Biasanya yang begitu-begitu ini yang nantinya merusak ke komunitas. Pasti semua orang mikirnya kayak gitu, “ah kalem weh band eta mah, teu dibayar ge cuek” (ah tenang aja, band itu sih gak dibayar juga gak apa-apa). Apakah mau kita membangun mental kayak gitu untuk ke depannya?”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner