Album Review : Menelisik Suara Musik Parahyena Lewat Album Ropea

Album Review : Menelisik Suara Musik Parahyena Lewat Album Ropea

06. PENANTIAN DI PEREMPATAN TIONGKOK (04:14) – Sekilas tema lagu ini membawa kita berimajinasi tentang kuil-kuil shaolin lawas khas Negeri Tirai Bambu. Setelah disimak lebih teliti, tampaknya Parahyena berupaya membuktikan bahwa dunia persilatan dalam lingkup musik indie/folk membuka peluang ‘poligami’ selebar-lebarnya terhadap segala jenis tribes-music (dari belahan dunia manapun). [RATINGS: 4/6 stars]

07. SINDORO SUMBING (04:21) – Satu lagi storytelling dari Parahyena selain Cibaduyut. Menyuguhkan nada musik urban-retro 80-an, yang dikonversi dalam kemasan pedestrian folk khas mereka. Lagu ini mengindikasikan betapa Parahyena ditunjang oleh manuskrip musik yang variatif (khususnya di lingkup folk, tradisional, dan akustik). Di sini saja, sudah tersuguh paduan lirik berbahasa Inggris, Sunda, dan Jawa sekaligus – lengkap dengan beat-box yang melapisi ketukan utama. Lagu yang cocok menjadi trailer mengenai eksperimentasi karya-karya mereka di masa depan. [RATINGS: 5/6 stars]

08. AYAKAN (04:01) – Berawal dari paparikan (salah satu cabang puisi dalam sastra Sunda), Parahyena men-transform jenis pantun tradisional ini menjadi lirik lagu; mengingat jarangnya paparikan yang dinyanyikan oleh musisi zaman sekarang. Melalui komposisi yang akrab di telinga, tembang satu ini menyentil pendengar lewat kosakata yang jahil, jenaka, bahkan ambigu (mirip sifat Cepot atau Kabayan). ‘Ayakan’ termasuk salah satu nomor yang akan mudah beradaptasi dengan banyak stasiun radio. Pendengar baru mereka pun kerap ter-adiksi oleh lagu ini. Pertanda bahwa musik Parahyena mampu mengakomodir banyak jenis selera. [RATINGS: 3/6 stars]

09. LEBIH SENANG (03:09) – Dengan nuansa lirik yang merangkul, komposisi satu ini mengajak sing-along. Karakter vokal yang terkesan effortless, di sisi lain justru berdampak pada lahirnya nostalgia tersendiri; terhadap masa-masa di mana aneka tembang pop-rock sedang merajai tangga lagu nasional era 90-an. Terima kasih, tetap bersahaja. [RATINGS: 4/6 stars]

BACA JUGA - Album Review : Duo Akustik Sensitif Yang Siap Mengubah Warna Dinding Kamar Tidurmu

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner