A Page About: HMGNC dan Sebuah Dunia yang Ideal

A Page About: HMGNC dan Sebuah Dunia yang Ideal

Ada semacam perasaan ingin melarikan diri ke dunia yang dirancang sendiri. Ketika semesta mendukung dan memberkati, tak jarang pula semesta tidak berpihak yang berujung pada kekecewaan akan harapan yang terpatahkan. Mau protes gak bisa, karena nyatanya dunia ini bukan milik saya. Satu-satunya yang paling mudah saya lakukan adalah dengan membuat dunia sendiri. Meskipun menyenangkan bisa “berada” di sana, tapi tidak  bisa terlalu lama juga, karena harus segera kembali ke rutinitas di dunia bernama realita ini, mau tidak mau, suka tidak suka, dan menjadi terbiasa dengan apapun yang menimpa. Sedih, senang, datar, dan banyak hal lainnya yang ternyata cuma siklus.

Bicara tentang dunia, apalah artinya dunia ketika harus terlahir dan terasingkan. Ketika bencana adalah sebuah rencana, dan rasa malas adalah anugerah ketika harus marah-marah di dunia. Apalagi, marah di dunia maya. Baiknya, lucu-lucuan saja. Karena, jika dunia ini bukan arena untuk bercanda, lalu untuk apa?

Menganggap dunia itu segalanya adalah naif, ketika kita semua tahu jika hidup adalah tentang persiapan meninggalkan dunia. Seperti halnya di menit-menit akhir dalam film "Gie", ketika sang tokoh utama, Soe Hok Gie berujar jika “nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan, atau terlahir tapi mati muda. Nasib terburuk adalah dilahirkan dan mati tua”. Gie beruntung bernasib baik ketika dia akhirnya mati muda. Sambil tersenyum dia berkata “sampai jumpa di utopia".

Foto diambil dari Official Fanpage Facebook HMGNC

BACA JUGA - Akhirnya, Selamat Datang Kembali, HMGNC!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner