A Page About : Ketika Musik Etnik 'Menyusup' Dalam Musik Rocket Rockers

A Page About : Ketika Musik Etnik 'Menyusup' Dalam Musik Rocket Rockers

Sebagai salah satu pionir yang mengusung musik pop punk, nama Rocket Rockers bisa dikatakan menjadi cetak biru dalam ranah musik bawah tanah di Indonesia, bagaimana jadinya jika lagu-lagu mereka digubah ke dalam bangunan musik etnik? 

Mungkin sejak dimulai berdirinya band ini tahun 1999, Rocket Rockers tidak pernah membayangkan musik yang mereka usung akan digubah ke dalam aransemen musik etnik, atau dalam hal ini sebuah kombinasi musik etnik dan modern, biasa dikenal dengan istilah world music. Sampai akhirnya 18 tahun kemudian mereka terpikir untuk mendaur ulang lagu-lagunya, oleh musisi-musisi di luar musik yang biasa mereka bawakan, yakni musik punk. Salah satunya seorang musisi bernama Vimast.

Vimast membawakan lagu "Jangan Dulu Tenggelam" yang pernah dipopulerkan oleh Rocket Rockers. Vimast dengan aransemen world music-nya memberi warna lain yang cukup signifikan dari versi lagu asli Rocket Rockers. Ini satu hal yang menarik, ditengah kebanyakan band atau musisi, yang membawakan ulang lagu Rocket Rockers, biasanya terjebak dengan gaya vokal Azka. Azka sendiri harus diakui punya peran penting dalam membentuk karakter kuat dalam musik Rocket Rockers. Namun untungnya, Vimast bisa lepas dari ‘jebakan’ itu. Dia membawakan ulang lagu Rocket Rockers sebagai dirinya sendiri. Penambahan bunyi instrumen gamelan seperti saron memberi karakter baru dalam lagu itu, dan dieksekusi dengan baik oleh Vimast.

Sebagai salah satu pionir yang mengusung musik pop punk, nama Rocket Rockers bisa dikatakan menjadi cetak biru dalam ranah musik bawah tanah di Indonesia, atau Bandung khususnya. Meskipun pada perkembangannya band ini mengalami pasang surut, baik itu secara musikalitas maupun popularitasnya. Namun keberanian mereka untuk memberi warna baru dari segi kreatifitasnya menarik untuk dibahas. Dan yang dilakukan oleh Vimast seakan menegaskan tentang bahas musik yang universal, hingga pada akhirnya sebuah lagu bisa jadi output yang beragam. Bagaimana ketika dia mengubah distorsi dengan saron, atau bunyi drum dengan gendang.

Selain Vimast, ada juga Parahyena yang menjadi “penyelamat” aransemen musik berikutnya di album ini. Mereka membawakan lagu “Bersama Taklukan Dunia”, dengan memulainya lewat tabuhan cajon, dan sedikit sentuhan nada pentatonis manis dalam permainan biola, dan seruling yang saling bersahutan. Seperti judul lagunya, Parahyena berhasil “menaklukan” lagu Rocket Rockers lewat gubahan aransemen yang mereka buat. Sederhana, namun manis dan berkesan.

Sumber foto : https://news.gemusik.com

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner