TwoDecadesofAggression - Dinamika, Formasi Emas, hingga Terjadinya Sebuah Tragedi

TwoDecadesofAggression - Dinamika, Formasi Emas, hingga Terjadinya Sebuah Tragedi

Foto di atas merupakan formasi Beside ketika masih diperkuat oleh Ichad (ex-gitar), Paneu (ex-bass), Owank (ex-vokal), Bebi (drum), dan Hinhin Akew (ex-gitar).

Setelah Beside berdiri, banyak sekali perubahan dan kejadian yang harus dihadapi. Hal-hal ini ternyata membentuk karakter Beside itu sendiri.

Tahun 1999, atau satu tahun pasca album kompilasi Independent Rebel rilis, dua orang personil Beside, yaitu Yunan (gitar) dan Oso (bass) memutuskan untuk keluar dari Beside. Keputusan itu kemudian disusul di awal tahun 2000 oleh Titora (vokal), dan digantikan Oleh Fadlan. Karena keadaan itu, tahun 2000 Beside memutuskan untuk vakum. Bebi (drum) sendiri akhirnya memutuskan untuk menjalani rutinitas di luar musik. Tahun 2001, Bebi lulus kuliah dan bekerja tanpa berhubungan dengan Beside. Selama tiga tahun Bebi berhenti bermain musik, batinnya terus berontak. Ia sadar, dunianya memang ada pada musik, dan ia tidak mungkin terus lari. Akhirnya, tahun 2003 Bebi bertemu dengan Owank, yang kala itu menjadi vokalis Global Unity.

Darisana, muncul pemikiran Owank untuk membentuk band baru dengan Bebi. Namun, Bebi menyarankan agar meneruskan Beside, ketimbang mencari nama baru lainnya. Akhirnya, Bebi dan Owank mengajak Fattah, gitaris dari Global Untity, dan Akew, yang saat itu masih menjadi gitaris band Ababil. Nama Erik pun diajak untuk menjadi pembetot senar empat dalam Beside. Dengan formasi baru itu, mereka sepakat untuk mengubah warna musik Beside, dari yang tadinya kental dengan unsur newskool hardcore menjadi melodic death metal, yang menitikberatkan permainan gitar yang lugas dan harmonis. Menurut penuturan Bebi, perubahan warna musik ini didasari pemikiran Bebi yang merasa jika kemampuan bermain gitar Akew dan Fattah cukup mumpuni, dan bisa mengimbangi konsep musik tadi, sehingga menghasilkan duet gitar yang solid.

Dengan format dan warna musik yang baru, Beside mencoba membuat lagu-lagu baru, dan menghasilkan sebuah single berjudul "Aku Adalah Tuhan" pada tahun 2003. Sebuah lagu yang cukup kontroversial, mengingat pemilihan judul yang mungkin banyak disalahartikan oleh orang awam. Darisana, Beside cukup produktif dalam membuat lagu sebagai tabungan untuk full album perdana mereka. Sekitar empat tahun berselang sampai pertengahan tahun 2007, Beside berhasil merampungkan albumnya. 

BACA JUGA - TwoDecadesofAggression - Tentang Lahirnya Satu Monster Metal di Ujungberung

Selama pembuatan album pertama itu, Beside harus menghadapi kendala lainnya, dengan keluarnya Fattah (gitar) dari Beside, karena urusan pekerjaannya di luar musik dan juga hengkangnya Erik (bass). Karena kekosongan pada departemen gitar, akhirnya Akew mengisi semua part gitar dalam album itu. Masalah tidah berhenti sampai di sana. Setelah semua lagu beres direkam, Beside membutuhkan gitaris tetap untuk mengisi kekosongan personil di atas panggung untuk perilisan albumnya nanti. Lalu, Bebi mengajak Ichad yang saat itu masih menjadi gitaris Heavenfall untuk menjadi gitaris tetap di Beside, dan mengajak Paneu untuk mengisi bagian bass yang juga kosong saat itu.

Pada tahun 2007, tepat sepuluh tahun Beside bermusik, akhirnya Against Ourselves berhasil rampung. Setelah bongkar pasang personil yang tidak dapat dihindari, album pertama mereka dirilis oleh Prapatan Rebels (kaset) dan Absolute Records (CD). Formasi Owank (vokal), Hinhin Akew (gitar), Ichad (gitar), Paneu (bass), dan Bebi (Beside) kala itu disebut-sebut sebagai formasi emas Beside. Karenanya lah, album Against Ourselves memiliki magnet yang luar biasa untuk disimak dan dilirik oleh banyak penggila musik bawah tanah.

Hingga akhirnya, pada bulan Februari 2008, Beside merencanakan untuk merilis Against Ourselves dalam sebuah launching party di Asian African Cultural Center (AACC), Bandung. Sebuah konser yang ternyata memberi catatan penting di pergerakan musik metal bawah tanah, tak hanya di Bandung, bahkan di Indonesia. Sebuah konser yang menjadi acuan untuk memperbaiki segala struktur dan menguatkan soliditas di dalam komunitas. Sebuah konser yang akhirnya memunculkan suatu istilah yang dinamai "Tragedi AACC", di mana sebelas orang teman harus mendahului kita dan merubah industri metal ke arah yang jauh lebih serius.

Foto: Dwi J. W. (dilampirkan dalam album Against Ourselves)

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner