Tidak Ada yang Tidak Menyenangkan di Majalengka, Bumi Ayu, dan Ciamis!

Tidak Ada yang Tidak Menyenangkan di Majalengka, Bumi Ayu, dan Ciamis!

Selanjutnya di rangkaian tur DCDC SNOTR 2017! Majalengka, Bumi Ayu, dan Ciamis menjadi titik yang disambangi oleh tim DCDC SNOTR 2017. Respon yang diberikan para penonton yang hadir selalu berbeda, dan selalu menyenangkan di setiap titik. Tidak ada yang pergi dengan keluhan, semua bahagia dan menikmati jalannya acara dengan khidmat dan nikmat!

 

Majalengka

Alun-Alun Majalengka menjadi titik paling padat di Kota Majalengka pada 11 Juni 2017 lalu. DCDC SNOTR 2017 bersama Coklat Retro meramaikan suasana sore itu dan dipadati penonton sejak sore hari. Saking padatnya, lalu lalang di sekitaran Alun-Alun Majalengka agak tersendat dan kondisi tempat yang memanjang membuat jalur pejalan kaki agak sulit untuk dilalui. Tapi, itulah salah satu esensi dari DCDC SNOTR 2017, antusiasme yng tinggi, ramai, tapi tetap aman.

Ditemui di dekat counter DCDC, ada tiga orang lelaki membawa bendera W.A.R.S sedang duduk santai dari sore hari. Ketika dihampiri, mereka bilang bahwa Rosemary adalah band favorit mereka dan mereka sangat senang ketika Rosemary menjadi pengisi acara hari itu. Mereka menunggu lagu andalan Rosemary, yaitu “Punk Rock Show” untuk dibawakan di DCDC SNOTR 2017.

Tapi, ternyata ketika Burgerkill bersiap di atas panggung, mereka tak kalah heboh. Para penonton yang hadir langsung memadati area depan panggung, duduk, dan menikmati suasana sore itu yang sangat khidmat. Barulah terlihat segerombol pria berbaju Begundal hadir dan duduk di titik paling depan.

“Saya baru lihat Burgerkill main akustik hari ini. Ternyata keren juga dan tetap enak didengerinnya”, sahut Jejen, salah satu pria berbaju Begundal yang dihampiri sore itu. “Tapi kirain bakal nyanyi lebih banyak lagunya. Bawain “Shadow of Sorrow” gitu atau “Under The Scars”, lanjutnya.”

Setelah Burgerkill tampil dan diselingi break, acara berlanjut hingga malam hari. Empat presiden (Man Jasad, Budi Dalton, Pidi Baiq, DR. Zastrouw) yang hadir kala itu mengocok perut para penonton yang hadir dan Iksan Skuter menutupnya dengan manis. Penonton bernyanyi bersama ketika Iksan Skuter membawakan lagu-lagu melankolisnya.

Rosemary yang tampil di jam puncak tidak pernah gagal membuat penonton berdendang. Meski antusiasmenya bertambah dengan ada beberapa penonton berdiri dan bergoyang, acara tidak menjadi kacau dan tetap kondusif. Membawakan lagu-lagu yang sudah khatam dinyanyikan, Rosemary membuat W.A.R.S malam itu kembali pulang dengan perasaan senang.

Bumi Ayu

Lanjut ke titik paling jauh dari Kota Bandung, yaitu Bumi Ayu. Tempat yang berada di Kabupaten Brebes ini menjadi titik ke sebelas dari rangkaian DCDC SNOTR 2017. Pada awalnya, saya pribadi agak sedikit sangsi dengan kehadiran penonton. Tetapi, ternyata sangat salah kira. Banyak sekali penonton yang hadir, bahkan mungkin inilah titik terbanyak SNOTR 2017 didatangi penonton, setidaknya sampai tanggal 12 Juni 2017.

Awalnya lagi, kondisi yang dipadati penonton sejak sore hari diprediksi akan chaos dan sulit untuk diatasi. Tetapi, salah besar. Mereka sangat kooperatif dan duduk santai selama acara dimulai. Mungkin antusiasme Bumi Ayu tidak sebesar di kota lain, tetapi mereka tetap menikmati dan aktif jika para talent di DCDC SNOTR 2017 ingin melibatkan penonton di atas panggung. Contohnya adalah SNOTR Project yang mengundang dua orang untuk bermain drum, dan 4 Presiden yang mengundang empat calon “Pemimpin Bumi Ayu” untuk pidato di atas panggung.

Ketika saya tanya beberapa lelaki yang hadir malam itu, mereka bilang bahwa jarang ada acara “sebesar” ini hadir di Bumi Ayu. Mereka ternyata sangat penasaran dengan acara ini dan malah bertanya lebih banyak mengenai bagaimana caranya supaya band mereka bisa maju dan tampil di acara-acara musik lainnya.

Ternyata, DCDC SNOTR 2017 tidak hanya menghibur tapi juga menambah motivasi dan edukasi untuk para pecinta musik. Hal ini merupakan pertanda baik bahwa ternyata tidak hanya mencari hiburan, tapi banyak dari penonton yang datang untuk mempelajari banyak hal.

Ciamis

Titik ke-dua belas ada di Ciamis, tepatnya di Taman Raflesia. Sejak open gate, tenda clothing sudah dikunjungi massa Ciamis yang berbelanja di brand favorit mereka. Tak hanya itu, terlihat beberapa anak muda sedang meluncur dengan papan skate dan para pemain sepeda BMX berlalu lalang dan bermain di sekitaran obstacles yang disediakan.

Ketika acara dimulai, kebanyakan penonton memilih untuk duduk tertib di tribun, tepatnya sebelah kiri main stage. Mungkin, karena matahari yang lumayan panas sore itu dan tribun adalah tempat paling teduh. Selama AGC Music School memberi ilmu tentang permainan gitar, mereka masih duduk rapi disana. Lain cerita ketika Burgerkill bersiap di atas panggung. Meski panas, mereka langsung memadati area depan panggung dan berebut tempat paling nyaman untuk menonton penampilan Burgerkill.

Saya bertemu beberapa Begundal sore itu. Mereka terlihat sangat senang akhirnya Burgerkill dapat tampil di Ciamis, yang memang ini adalah kali pertama Burgerkill datang ke kota tersebut. “Coba sering-sering kayak gini, pasti lebih asyik!”, sahut Edo. Empat lagu dibawakan oleh Burgerkill, dan “Tiga Titik Hitam” yang dibawakan di akhir penampilan selalu menyita perhatian. Terlihat satu orang Begundal yang duduk tepat di tengah area sangat menghayati penampilan Burgerkill.

Setelah Burgerkill tampil dan dijeda oleh break, saya sempat berbincang lumayan panjang dengan seorang perempuan yang bernama Rahma. Ia adalah W.A.R.S Ciamis, dan sudah menyukai Rosemary sejak ia duduk di bangku SMP. “Iya, saya suka Rosemary. Musiknya itu bikin semangat, liriknya juga bagus. Tapi tadi juga nonton BK (Burgerkill) sih, dan saya juga suka Burgerkill.,” katanya. Ia melanjutkan, “semoga tahun depan datang lagi ke Ciamis, terus bandnya lebih banyak. Tambah puas jadinya,” begitu sahutnya.

Acara terus berlangsung secara kondusif dan aman bahkan hingga 4 Presiden, Iksan Skuter, dan Rosemary mengisi acara. Tidak ada penonton yang berdiri dan ricuh. Dengan aman dan nyaman, mereka bernyanyi bersama sembari sesekali mengacungkan jari ke udara yang menandakan betapa mereka menikmati penampilan para pengisi acara hari itu.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner