Sudah Waktunya Musik Ekstrim Indonesia Diperhitungkan oleh Dunia Internasional

Sudah Waktunya Musik Ekstrim Indonesia Diperhitungkan oleh Dunia Internasional

Gelaran Wacken Metal Battle Indonesia 2017 sudah menemukan satu pemenang. Setelah melewati fase penilaian yang lumayan panjang, Beside menjadi perwakilan yang akan berangkat ke Wacken Metal Battle, Jerman pada Bulan Agustus mendatang. Sebenarnya, berangkatnya Beside ke Jerman nantinya adalah salah satu dari sekian banyak cara agar band Indonesia mulai dapat memamerkan taringnya di kancah internasional. Hal tersebut dirasa penting karena akan berpengaruh bagi perkembangan musik, komunitas, bahkan menyentuh ke ranah yang lebih luas lagi.

BACA JUGA - Reportase : WMBI 2017 Mengukir Sejarah Perkembangan Ranah Musik Underground Tanah Air (Bagian 1)

Sebagai tokoh yang terlibat di Wacken Metal Battle Indonesia  2017, Ebenz, Kimung, Dadan Ketu, dan Man Jasad menjelaskan seberapa penting go international untuk band-band Indonesia yang ranah musik ekstrimnya sudah berumur lebih dari dua dekade. Harapannya adalah, perginya band-band Indonesia ke luar negeri tidak hanya berhenti di titik ini, tetapi pun terus berlanjut sehingga potensi yang luar biasa dari band-band Indonesia dapat lebih diapresiasi.

Gelaran Wacken Metal Battle Indonesia 2017 sudah menemukan satu pemenang. Setelah melewati fase penilaian yang lumayan panjang, Beside menjadi perwakilan yang akan berangkat ke Wacken Metal Battle, Jerman pada Bulan Agustus mendatang. Sebenarnya, berangkatnya Beside ke Jerman nantinya adalah salah satu dari sekian banyak cara agar band Indonesia mulai dapat memamerkan taringnya di kancah internasional. Hal tersebut dirasa penting karena akan berpengaruh bagi perkembangan musik, komunitas, bahkan menyentuh ke ranah yang lebih luas lagi.

Bagi kalian yang ingin berkembang dengan lebih massive, simak hal-hal penting yang diutarakan oleh keempat penggiat musik ekstrim Indonesia ini!

 

Seperti apa potensi musik metal Indonesia di kancah internasional?

Eben: “Internasional metal hari ini tuh berbeda dengan internasional metal sepuluh tahun ke belakang atau mungkin 20 tahun ke belakang, ketika budaya heavy metal atau musik heavy metal itu baru mulai masuk di Indonesia. Sekarang tuh international metal sudah betul-betul menjadi sebuah peta musik yang bisa dikatakan menjadi ancaman baru untuk industri musik mainstream, karena banyak sekali breakthrough atau terobosan-terobosan yang dilakukan oleh musisi-musisi heavy metal sampai hari ini, yang membuat secara value dan grade, menjadi semakin maju, semakin berkelas, semakin classy dengan berbagai macam pertunjukan dan packagingnya. Indonesia hari ini, bahkan sudah beberapa tahun ke belakang sudah diakui, bahwa Indonesia kebanjiran dengan band-band yang punya kualitas yang saya rasa sudah layak untuk tampil di panggung-panggung internasional. Ini yang menarik, ketika band Indonesia sudah mulai diundang, ketika band-band Indonesia sudah mulai direview, lalu dipercaya untuk tampil di festival-festival disana, berarti menandakan bahwa scene musik metal atau ekstrim di Indonesia itu sudah diakui keberadaan dan kekuatannya.”

Kimung: “Besar sekali potensinya. Kita sudah berumur lebih dari seperempat abad, ranah musik independen ini dari tahun 1990 sampai sekarang tahun 2017 sudah 27 tahun berjalan. Banyak sekali band-band baru yang lahir, sementara band-band pionir juga sudah ada di relnya dan menguasai festival-festival musik metal di Indonesia. Butuh ada ranah permainan baru yang lebih luas daripada sekedar Indonesia untuk band-band pionir agar mereka punya kesempatan untuk membuka lagi pintu-pintu yang lain, dan posisi mereka diisi oleh band-band yang lebih muda. Jadi, di ranah musik independen sendiri, itu sudah menjadi keharusan kita untuk mencari ranah permainan musik baru yang lebih luas. Bagus-bagus band sekarang itu, yang harus dibangun itu mental bertualang kesana. Hasrat untuk bermusik dan menjelajahi dunia, itu yang harus dibangun mungkin hal seperti itu.”

Dadan Ketu: “Potensi musisi khususnya metal di kancah internasional itu sangat-sangat terbuka lebar, apalagi sudah beberapa band itu menembus pasar Asia, Amerika, Eropa. Ada beberapa yang sudah manggung disana tahun-tahun belakangan ini, sehingga sangat berpotensi untuk menjadi scene yang lebih luas di kancah internasional.”

Man Jasad: “Metal hari ini, terutama secara global sekarang, sudah menjadi budaya bersama, alias global culture yang tiap negara mempunyai khas mempunyai taste masing-masing. Komunitas metal Indonesia yang sangat besar ini menurut saya memang sudah seharusnyabicara di tingkat global, tidak hanya jago kandang. Secara kualitas, band-band Indonesia hari ini juga sudah di atas standar. Jadi, alangkah disayangkan jika kita hanya bermain di skala lokal. Dunia itu besar dan luas. Mari kita lebih lebarkan sayap kita sebagai barudak Indonesia. Ketika presiden Indonesia mempunyai program revolusi mental, kalau saya pribadi, saya punya revolusi metal. Ini saatnya anak-anak metal Indonesia harus bisa berbicara di tingkat internasional.”

Apa dampak yang akan dihasilkan ketika musik metal Indonesia mendunia?

Eben: “Ketika band Indonesia ada yang bisa diundang atau berangkat main di sebuah festival yang kelasnya internasional, itu sudah pasti jadi sebuah bekas atau mark, sebuah tanda baru. Buat saya, mau satu band berangkat kesana dalam skala kecil atau mau main dalam skala besar, mereka tetap jadi pahlawan untuk negaranya. Karena, untuk bisa sampai di level ini, bisa sampai di titik ini, adalah hal yang bukan merupakan sebuah pekerjaan yang mudah. Untuk band-band sebelum-sebelum kita yang sudah berusaha melakukan ini sebelumnya, saya yakin mereka melewati perjuangan yang gak sederhana. Kami di Burgerkill pun merasakan hal yang sama. Untuk bisa pergi ke Wacken saat itu, kita betul-betul menguras pikiran dan keringat. Kami memikirkan bagaimana caranya untuk berangkat kesana, cari ongkosnya gimana, dan segala macam. Ketika band Indonesia sudah bisa berangkat kesana, main disana, diundang, dan diberi kesempatan lagi untuk main disana, itu luar biasa. Ketika kamu bisa melakukan sesuatu dan itu diapresiasi dengan baik, itu sudah sebuah pencapaian yang gak bisa diukur hanya “kasarnya” oleh sebuah award. Itu adalah hal yang luar biasa, untuk Indonesia bahkan Asia, bisa dilirik oleh festival sebesar Wacken.”

Kimung: “Akan sangat baik, karena kita akan menemukan ranah permainan baru yang lebih luas. Band-band di kita sudah layak, sudah bagus-bagus semua, beberapa sudah punya mental untuk kesana dan memang sudah dibuktikan. Kalau dilihat dari tahun 2009 kesini, aktivitas internasional sangat kencang dilakukan sama anak-anak. Jadi, akan sangat bagus. Selain membuka pintu ke ranah musik lain yang lebih luas, juga kita akan punya kesempatan untuk bertemu agent, sponsor, promotor, dan banyak orang di industri musik metal dunia untuk melakukan banyak hal dengan mereka. Akan banyak orang-orang baru dari seluruh dunia yang kita temui, maka kita akan menjadi lebih toleran dan tenggang rasa. Secara mental, akan ada hal-hal positif yang tumbuh dan memang kita jadi ada motivasi untuk terus mengejar kesana. Karena, harus diakui bahwa koneksi Indonesia ke dunia internasional ini memang membutuhkan usaha yang harus diperjuangkan kesana. Hal ini memang harus dilakukan, karena pada akhirnya akan memberi kesempatan regenerasi bagi band-band muda, dan band-band pionir akan dapat lebih eksplor ke ranah musik industri dunia yang lebih luas. Banyak sekali pintu yang akan terbuka setelahnya.”

Dadan Ketu: “Dampaknya itu bakal sangat kerasa sekali, apalagi sebenarnya band-band indonesia itu lebih berkiblat ke Eropa atau Amerika. Untuk dampaknya sendiri kepada scene lokal, pasti akan sangat terasa. Salah satu contohnya, mungkin dapat menjadi pemicu untuk hadirnya festival-festival baru di kota-kota seluruh Indonesia. Hal ini bakal berdampak juga ke perkembangan scene. Band metal makin banyak,  secara ekonomi juga bakal lebih berdampak ke pelakunya, baik dari penjualan merchandise, album, dan segala macam.”

Man Jasad: “Tentunya ketika band-band Indonesia ini berkontribusi secara global atau bisa tampil di mancanegara, hal ini akan membawa dampak yang sangat positif bagi komunitas musik cadas di Indonesia. Indonesia tidak hanya dikenal sebagai kekayaan alamnya saja, tetapi potensi kreativitas anak muda Indonesia yang sepatutnya bisa lebih dikenal luas. Selain itu, nantinya juga membuka pintu-pintu baru ketika ada band-band dari Indonesia yang bisa tampil di luar negeri. Mereka harus bisa mengakali bagaimana caranya untuk mempromosikan band mereka secara global, dan tidak hanya mempromosikan bandnya semata, tetapi bisa menunjukkan karyanya, bisa menjadi daya ekonomi kreatif juga sebetulnya. Jadi, kita tidak hanya disini saja. Indonesia luas, dunia luas, harus kita jalani semuanya.”

Apa yang harus disiapkan untuk go international, dan seperti apa band yang dapat dinyatakan “layak” untuk berangkat ke luar negeri?

Eben: “Sebetulnya, spesifikasi tiap orang pasti beda-beda. Kalau untuk band yang menurut saya layak untuk tampil di festival musik internasional itu yang jelas adalah band yang siap untuk tampil disana. Siap dalam artian mereka punya totalitas dengan apa yang mereka kerjakan, they know how to work, secara produksi, secara tim, secara sound, secara komunikasi, harmonisasi. Jadi, tidak hanya sebatas musik kamu bagus, dan perform kamu luar biasa, tapi banyak hal yang memang harus dipersiapkan untuk sebuah band bisa tampil di festival besar. Kalau saya sama anak-anak di Burgerkill itu gak ada istilahnya bikin malu di negara orang. Kita pengennya kita datang kesana tuh membekas, punya tanda, seolah-seolah kayak monumen bahwa band Indonesia tuh edan. Hal itu yang membuat saya beralasan kenapa band yang berangkat ke luar negeri harus band yang siap, knowledgenya bagus, minimal mereka siap secara mental, karena yang mereka hadapi disana itu bisa dikatakan 180 derajat berbeda dengan yang ada disini. Jadi, kalian harus cari tahu seperti apa kalau misalkan band kamu berangkat dan tampil di luar negeri, karena itu penting.”

Kimung: “Yang jelas dia harus memahami etika-etika pergaulan internasional, seperti tidak rasis, tidak fasis, dan toleran. Kemudian bahasa, berbahasa Inggris, bahasa internasional. Karena ini bahasa yang lazim digunakan di dunia internasional, jadi harus bisa ngobrol dengan orang sana untuk menggali banyak hal dan membukakan pintu-pintu itu, salah satu gerbangnya adalah pemahaman bahasa. Jadi, pemahaman bahasa internasional itu mutlak harus dilakukan, bisa bahasa Inggris, mungkin lebih bagus lagi kalau bisa bahasa lainnya. Tapi, yang harus dipegang teguh juga akar budaya lokal, asal dimana musisi itu berangkat. Toh, orang Indonesia yang harus benar-benar memahami budaya Indonesia agar ketika kita berangkat ke dunia global itu masih dengan akar yang kuat dan tetap semuanya akan kembali lagi ke tanah air kita nanti. Kemudian, harus pintar. Karena, kita kesana itu jelas untuk belajar, melihat banyak hal yang kemudian bisa diterapkan di Indonesia dengan efektif sedekat mungkin. Misalkan teknik panggung, kemudian manajemen, ada agensi, ada publisher, ada promotor, ada banyak hal di industri musik internasional yang belum terbangun disini. Disana, ranah musiknya sudah sangat komplit, jadi itu yang harus bisa diserap dengan baik kemudian dishare di indonesia, diaplikasikan disini agar kita memiliki standar yang sama. Kita ambil semua yang baiknya dari sana.”

Dadan Ketu: “Kalau secara pribadi, saya lebih menekankan mental. Mental untuk nanti manggung di luar negeri. Karena, sekelas Burgerkill saja mentalnya itu masih diuji. Dengan kondisi cuaca, penonton yang banyak, terus line up yang main juga gila-gila semua, kita harus percaya diri dan yakin.

Man Jasad: “Tentu, ketika kita berbicara secara global, musik jelas harus bagus, harus berkualitas secara musikalitas juga. Tidak hanya musiknya saja yang berkualitas, tetapi attitude, lalu wawasan ke-Indonesiaan kita juga harus luas karena kita nanti tidak hanya berbicara tentang komunitas kita di Indonesia tapi tentu bakal banyak teman-teman disana yang bertanya tentang apa itu Indonesia. Jadi, wawasan ke-Indonesiaan kita harus luas, musikalitas bagus, attitude yang bagus juga. Selain itu, mentalnya harus mental tempur. Ketika kita sudah tampil di luar itu banyak hal-hal yang harus kita perjuangkan. Inti yang paling penting adalah bisa menggaungkan Indonesia, bisa berbicara tentang Indonesia di tingkat global, dan tidak bikin malu negara ini. “

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner