Speedkill : “Mungkin Semua Regenerasi Musik Sekarang Ingin Jadi DJ”

Speedkill : “Mungkin Semua Regenerasi Musik Sekarang Ingin Jadi DJ”

Selain menaruh harapan besar untuk regenerasi musik di tanah air, Speedkill kini juga tengah mempersiapkan sebuah film dokumenter mengenai perjalanan musiknya.

Speedkill, mungkin bagi para penikmat musik underground sudah taka sing mendengar nama grup musik yang dimotori oleh Danang Prihantoro a.k.a Unbound (Vokal), Muhammad Syafii (Gitar), Patra Gumala (Bass), dan Zaini Arasyid (Drum) tersebut. Terlebih pasca Speedkill menagih hutangnya pada blantika musik indipenden tanah air dengan merilis album kedua bertajuk Buas yang sempat mengalami jeda selama sembilang tahun lamanya.

Semangat menggebu-gebu seperti dengan karya musiknya, telah dimulai oleh Speedkill di tahun 2004 silam yang memilih Thrash Metal sebagai payung dalam perjalanan musiknya. Namun, diluar hal tersebut, Speedkill ternyata mempunyai pandangan tersendiri khususnya pada blantika musik indipenden tanah air saat ini dan menaruh harapan agar para musisi yang telah tiada agar bangkit kembali.

BACA JUGA - Single Discoshit yang Tajam Menikam di Telinga

Apa alasan Speedkill merilis album Buas dalam format kaset ?
Sebenarnya album Buas udah kita rilis dalam format CD awalnya trus baru-baru ini kita rilis format kaset. Jadi kemarin itu ada teman kita punya label, dan dia langsung nawarin waktu itu sama kita untuk ngerilisin Buas dalam format kaset dan kenapa enggak yaudah kita terima aja. Karena kaset untuk sekarang juga udah mulai naik lagi eksistensinya, yang rilisin format kaset album Buas itu ada dua label namanya Sickos Records sama Play Loud Records.

Lalu Untuk Album Buas ini, apakah hanya sebatas rilisan fisik saja ?
Sebenarnya kita udah rencanain bakal bikin tour sih untuk album Buas ini, cuma karena waktunya aja yang belum tepat dan para personil Speedkill juga punya kesibukan masing-masing kan diluar bermusik.

Di tahun 2017 ini selain bermusik, hal apa yang sedang dikerjakan oleh Speedkill ?
Ya baru-baru ini kita lagi garap sebuah film dokumenter tentang perjalanan musik Speedkill dari awal mula sampai terakhir sekarang. Jadi kebetulan kemarin itu kita nemuin video-video lama Speedkill, terus kepikiran ‘kenapa nggak bikin film dokumenter aja ya ?’ akhirnya yaudah kita bikini aja. Untuk sekarang kita lagi proses pengumpulan data video itu semua dan ketemu dengan beberapa orang yang ada dalam perjalanan Speedkill dulu untuk diajak interview.

Bagaimana pandangan Speedkill melihat ranah musik thrash metal di lokal saat ini ?
Maksudnya sekarang itu belum ada gregetnya lagi sih, tapi tetap aja ada band-band baru sekarang yang mainin musik thrash juga. Terus orang-orang itu pada banyak main musik EDM, yang mainstream-nya aja jadi pelan ya apalagi thrash. Mungkin semua regenerasi  musik pengen jadi DJ kayanya, kayak nggak ada yang ngeband lagi.

Jika seperti itu, lalu faktor apa yang bisa membangkitkan aura thrash diranah musik lokal saat ini menurut Speedkill ?
Ya sepertinya band-band lama harus mulai ngeband lagi sih. Satu-satunya cara mungkin demikian, ngasih tahu bahwa ada jenis musik seperti ini di Indonesia. Nggak usah ngomonin Indonesia, Jakarta dulu deh kebanyakan orang udah pada merasa ‘cukup deh gini aja’. Yaudah karena orang tersebut dia merasa nggak berkembang dan gitu-gitu aja, jadinya ya stagnan. Jadi kita pengen ajak, ayo ngeband lagi walaupun sudah pada berumur semua (tertawa).

Bagi Danang ‘Unbound’, apa benar tato gagak hitam di tangan Danang itu mendefinisikan kematian ?
Ya sebenarnya mengingatkan kemanusia aja bahwa, ‘loe hidup itu ada akhirnya jadi nggak usah gimana-gimana lah’ gitu. 

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner