Potensi, Kendala, dan Alternatif Solusi untuk Musik Ekstrim Indonesia dari Dom Lawson (Part 1)

Potensi, Kendala, dan Alternatif Solusi untuk Musik Ekstrim Indonesia dari Dom Lawson (Part 1)

Dom Lawson adalah penulis dan editor dari majalah metal internasional, Metal Hammer dari Inggris. Berbekal pengalaman yang luar biasa, ia dicanangkan menjadi salah satu juri di gelaran Wacken Metal Battle Indonesia 2017 lalu. Sebelumnya, Dom Lawson sempat datang ke Indonesia untuk menghadiri Bandung Berisik di tahun 2012, karena ia mulai melirik dan menyadari tentang potensi yang dimiliki ranah musik ekstrim negeri ini. Ketika pada tahun ini Dom Lawson kembali datang dan kembali melihat perkembangan musik ekstrim tanah air, ia bercerita tentang hal-hal yang perlu diperhatikan oleh band-band khususnya band yang bergelut di ranah musik ekstrim Indonesia, dari kacamata media internasional.

 

BACA JUGA - Agung ‘Hellfrog’ : Saya Ingin Memberi Gambaran Bahwa Rekaman Itu Mudah

 

Indonesia sudah menginjak lebih dari 20 tahun dalam perkembangan musik ekstrim, tetapi masih sedikit band yang bergerak ke ranah internasional. Menurut Dom, apa yang membuat hal tersebut terjadi?

Saya pikir, dunia bergerak dengan sangat lambat. Salah satu masalah yang muncul dikarenakan kejadian di masa lampau adalah band yang bisa mengelilingi dunia hanya band-band yang berasal dari Amerika dan Eropa, hampir sama sekali tak ada yang lain, karena masalah biaya. Orang-orang baru bisa mendengar band lain ketika internet sudah ada. Sekarang, dari kacamata media (internasional), kami menerima asupan musik dari seluruh dunia, dan kami pasti mendengarkan semuanya. Kami tidak peduli musik itu datang dari negara manapun, dan itulah alasan mengapa Burgerkill dan Jasad dapat tampil di Eropa pada 2015 silam. Kali ini, kita harus berpikir bagaimana caranya agar band mampu mempercepat proses tersebut, karena banyak sekali band yang sangat patut untuk didengar. Saya tidak berpikir hal tersebut adalah solusi yang ajaib, tapi sebut saja, jika Wacken Metal Battle dapat menjadi acara tahunan, hal ini bisa jadi memberikan perubahan yang sangat besar.

 

Sebagai bagian dari salah satu media musik internasional, band seperti apa yang menurut Dom Lawson atau Metal Hammer layak dan pantas untuk dibahas dan diperkenalkan?

Ada dua hal, salah satunya dari musik yang saya suka secara personal, hahaha! Ada beberapa band Indonesia yang mengusung brutal death metal dan saya sangat menyukainya. Tapi, tentu saja tidak semua orang menikmati aliran tersebut. Ketika saya mendengarkan band seperti Burgerkill, Beside, Deadsquad, atau Trojan, mereka bermain musik dengan standar yang sama dengan band-band besar. Kamu bisa mendengar influence dari Mastodon, Meshuggah, atau Machine Head di band-band tersebut, tapi mereka masih memiliki nuansa Indonesia yang unik pada musik yang mereka mainkan, dan itulah yang kami cari.

 

Bicara tentang karakter musik Indonesia, apakah band di Indonesia memang sudah memiliki karakter yang kuat?

Saya pikir semua band pasti akan banyak mengadaptasi band-band lain yang menjadi referensi mereka dan dikombinasikan dengan musik mereka sendiri. Band-band Indonesia memang banyak mendengarkan musik dari Eropa dan Amerika, tetapi hal tersebut adalah hal yang wajar karena ranah musik metal di Eropa dan Amerika dimulai 20 tahun lebih awal dari Indonesia, dan semua band di dunia juga melakukan hal yang sama. Semua orang pasti menyukai Black Sabbath, Judas Priest, Motorhead, atau Metallica di daftar paling atas. Tetapi, ketika kamu datang dari belahan dunia lain dengan budaya yang sangat berbeda, pasti akan terdengar perbedaan dari musik yang mereka sajikan. Saya pikir beberapa hal yang membuat ranah musik keras disini sangat keras adalah banyak orang di Indonesia yang harus berjuang dalam kehidupan bermasyarakat dan tidak semuanya hidup dalam kenyamanan, dan tentu kondisinya sangat berbeda antara dunia bagian timur dan barat. Saya pikir sangat banyak semangat punk rock di ranah musik Indonesia dan itu adalah hal yang unik. Semua hal tersebut saling mengkombinasi. Bahkan, band straight death metal seperti Jasad sekalipun, mereka memiliki atmosfir yang sangat unik dan sangat Indonesia.

 

Apakah ranah musik ekstrim internasional sudah sadar mengenai potensi yang dimiliki oleh Indonesia?

Saya pikir kita masih harus terus menyuarakan tentang potensi Indonesia, seluas dan sekeras mungkin. Metal Hammer memang sudah sangat menyadari potensi Indonesia, tetapi saya rasa belum banyak media luar negeri, khususnya di Inggris yang menyadari akan hal tersebut. Kali ini, salah satu band dari Indonesia kembali tampil di Wacken Open Air dan ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Saya pikir kita masih berada di tahap yang sangat awal. Kita harus terus mendorong dan membuka koneksi. Pastikan bahwa setiap tahunnya ada band dari Indonesia yang tampil di Eropa. Jadi, baik Metal Hammer atau majalah lain di luar negeri dapat menulis tentang Indonesia, yang pada akhirnya hal tersebut akan dilirik oleh Blabbermouth. Bahkan ketika Burgerkill merilis album baru, Blabbermouth menceritakan tentang hal tersebut. Kita memang harus terus menyuarakan dan melihat kesempatan-kesempatan. Secara perlahan, potensi Indonesia akan didengar di dunia.

 

Lalu, mengapa hanya sedikit, misalnya Metal Hammer, yang menyadari tentang potensi Indonesia dan secara berkala menceritakan tentang potensi musik Indonesia?

Pada dasarnya, di Inggris terdapat tiga sampai empat majalah rock-metal untuk terus menceritakan tentang generasi muda. Tetapi, majalah yang memang terfokus pada aliran musik metal hanya Metal Hammer, tidak seperti majalah lain yang membahas tentang pop, rock, punk, alternatif rock, dan lain-lain. Terkadang, adalah hal yang konyol menurut saya ketika suatu media membicarakan tentang sesuatu dan media lainnya “berpura-pura” tidak tahu atau tidak menganggap hal tersebut adalah penting. Tapi, saya yakin ketika band tersebut semakin berkembang, misalnya Burgerkill dapat terus tur sampai beberapa tahun ke depan, pasti media dan masyarakat akan semakin sadar dan mengakui potensi yang dimiliki Indonesia. Beberapa orang memang sangat lambat dalam menyadari potensi, hahaha..

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner