Polyester Embassy : “Buat Kami Bermain Live Itu Adalah Pertanggungjawaban Karya”

Polyester Embassy : “Buat Kami Bermain Live Itu Adalah Pertanggungjawaban Karya”

Bagi penikmat musik independen tanah air, siapa yang tak kenal Polyester Embassy. Band yang sangat terkenal dengan lagunya berjudul “Polypanic Room” itu  kini telah hadir kembali dengan membingkiskan sebuah kado berupa EP dalam format vynil 12” Since Tommorow yang dirilis oleh label asal Singapura bernama Vanilla Thunder. Kemunculan EP tersebut, nantinya juga akan menjembatani untuk grup post-rock naunangan FFWD Records tersebut, menuju album ketiganya.

BACA JUGA - Polyester Embassy Berikan Kejutan Di Perayaan RSD 2017

Bagaimana kabar Polyester Embassy ?
Yang pasti kabar kita Alhamdulillah baik, dan kita nggak kemana-mana juga cuma berkutat dengan kehidupan sehar-hari aja sih. Ternayta bermusik nggak bisa buat kita berhenti, yasudah buat rilisan terbaru aja kayak yang baru kita lakuin. Mungkin beberapa waktu kemarin itu kita memang sempat vakum karena ada personil yang keluar, dan kehadiran personil baru juga harus ada fase dulu sampai benar-benar kita yakin untuk perform lagi seperti sekarang ini. Kebanyakan becandanya sih daripada serius, karena bagi kita main band harus ada chemistry.

Setelah keluarnya Sidik dari tubuh Polyester Embassy, Apa yang terjadi saat itu ?
Pada saat terakhir Sidik memilih untuk keluar dari band. Jujur aja, banyak tawaran live yang ktia tolak saat itu, tapi sempat mencoba untuk bangun lagi dulu sama Evans Störn dengan format synth electronic. Tapi untuk katalog-katalog yang lebih tua kurang pas, tapi harus ada pemain gitar tetap sampai akhirnya kita ajak Uting untuk main bersama Polyseter Embassy sampai sekarang. Jadi sekarang itu Uting sudah 2 tahun bersama Polyester Embassy, dan ternyata membangunnya nggak semudah itu karena bagi kita chemistry penting banget dan kita akan bawa itu untuk kedepan.

Lalu setelah kemunculan kalian kembali bersama dengan personil baru, apa yang kalian rasakan
Tentunya bagi kami bermain live itu merupakan sebuah pertanggungjawaban karya ya, ini forum aspirasi kami untuk musik yang telah dibuat, dan kalau sudah hilang lama dan bangkit lagi nggak ada masalah sih buat kami. Cuma kangennya sempat kita rasain sih, seperti prosesnya jadi kalau sekarang ada kesempatan yaudah manfaatin sebaik-baiknya lah. Semoga masih ada panggung buat band seperti kami, dan kemunculan rilisan terbaru EP kami Since Tomorrow ini bisa dibilang batu loncatan lah untuk album ketiga. Dan semoga semakin banyak band-band mudanya juga, kita aja yang tua bisa masa yang mudah enggak.

Apa yang menark bagi kalian dalam lagu “Since Tommorow” ?
Sebenarnya itu lagu harapan kami, dari Tragic Comedy trus Fake/Faker itu adalah curhatan kami terhadap orang yang benci dengan komunitas, selain kami mungkin semoga orang diluar sana bisa memberi effort lebih terhadap karya musik atau karya seni untuk berkepanjangan. Seperti harapan kami tadi, semoga banyak regenerasi baru dalam bidang musik bukan kami saja. Karena semakin banyak orang berkesenian, maka dia sehat secara psikologis dan mentalnya jadi itu harapan kalau kami maish bisa kayak gini semoga lainnya punya pola pikir yang sama untuk bidang musik.

Untuk ranah musik lokal, bagaiamana pandangan Polyester Embassy meilhat akan hal tersebut di Indonesia saat ini khususnya jalur musik Independen ?
Mungkin lebih nyatu ya. Kami lihat sekarang itu fenomenanya band banyak bermunculan, tapi kayak maju sendiri-sendiri mungkin karena adanya internet yang lebih memudahkan. Kalau lihat dari jaman dulu, kayak movement-nya itu dimulai bersama-sama dan wadahnya dulu mungkin ada Ripple Magazine misalkan. Dulu juga acara-acara musik cukup ramai, walau bukan skala besar tapi rutin diadakan sama teman-teman komunitas. Kalau saran dari kami, coba jalan bersama aja dulu walaupun misalkan mereka di record label yang berbeda tapi disatukan didalam satu venue.  

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner