Joey The Gangster: “Kami Banyak Terinspirasi Musik Anti-Flag”

Joey The Gangster: “Kami Banyak Terinspirasi Musik Anti-Flag”

Joey The Gangster Mengejutkan Skena Punk Tanah Air dengan dirilisnya EP “Barisan Kebencian” dan Tour Asia dengan Anti-Flag di Bulan Desember 2016

Joey The Gangster adalah band punk rock yang berdiri sejak 2008. Setelah kembali dari vakumnya, kali ini Joey The Gangster menggebrak skena punk tanah air dengan merilis EP bertajuk “Barisan Kebencian” dan akan menjadi opening di tour Anti-Flag tanggal 13-15 Desember 2016 di tiga negara di Benua Asia, yaitu Singapore, Thailand, dan Hongkong. Ini cerita dari Adhitia Risanoto, sebagai pemain bass dari Joey The Gangster yang sempat saya temui.

Gimana ceritanya Joey The Gangster bisa tour di tiga negara Asia bareng Anti-Flag?

Jadi ceritanya, Eastern Wolves udah ada kerjasama dengan Anti-Flag dari tahun kemarin. Eastern Wolves bikin merchandise Anti-Flag berupa pendant dan ring signature Anti-Flag untuk official merchandising mereka selama tour tahun 2015 di Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, dan tujuh negara bagian di Australia sebagai bentuk support. Lalu ada kedekatan, setahun berlalu banyak kontak-kontakan dan final-nya mereka ngabarin sekitar sebulan yang lalu tepatnya di awal Oktober kalau ada tour ke Asia dan Australia lagi. Kalau ga salah 8-9 negara bagian di Australia.  Kalau tahun lalu bareng Pennywise, sekarang dia solo, Celebrating the 10th year anniversary of For Blood and Empire. Dia ngontak ke Eastern Wolves Music yang saya pegang. Mereka bilang, “kami mau tour di Singapore, Thailand dan Hongkong. Ada ga perwakilan dari Eastern Wolves Music yang mau jadi opening ketika tour di tiga negara itu?” Jarak dua bulan kurang, tepatnya sebulan setengah kami mengiyakan untuk mengajukan Joey The Gangster. Kebetulan ada moment Joey The Gangster rilis di Bulan Oktober dan ada beberapa koneksi juga di Singapore dan Hongkong yang bisa bantu hospitality.

Selama tour, kalian ditangani sama agen musik tersendiri?

Iya, di-handle sama Indy Pop di Bangkok. Mereka langsung urus Hongkong dan Singapore. Si orang Indy Pop itu ngontak ke Eastern Wolves langsung. Mereka memastikan apakah Chris dari Anti-Flag udah kirim email atau belum. Saya jawab, “iya, saya juga udah email, udah masukin demo sama video klipnya Joey The Gangster dan mereka accept”. Mereka setuju kalo Joey The Gangster bisa jadi opening di tiga negara itu dan sekarang flyer udah keluar dan udah mulai persiapan untuk cari sponsor.

Kenapa Anti-Flag nggak ke Indonesia?

Nah, kami juga mepet dikabarin sama Anti-Flagnya di Bulan Oktober dan mereka udah siap planning dari Bulan Agustus selama tour. Ini tahun kedua kami gagal narik Anti-Flag ke Indonesia padahal udah siap banget. Dia tour di beberapa bagian di Australia, besoknya tanggal 13 Desember langsung ke Singapore, tanggal 14 Desember ke Bangkok-Thailand, dan tanggal 15 Desember di Hongkong. Tanggal 16 Desember mereka langsung ada show lagi di Amerika.

Nanti bakal manggung dimana?

Kalo Singapore manggung di Aliwal Art Centre, kalau Thailand di The Rock Pub Bangkok tempat mereka manggung tahun kemarin, dan di Hongkong manggung di Hidden Agenda.

Apa aja persiapan Joey The Gangster untuk tour ini?

Karena materi di EP kami berisi delapan track dengan Bahasa Indonesia, kami lagi siapin 1-2 single berbahasa Inggris, mudah-mudahan kekejar. Itu sebagai materi yang kami bawa dan bakal jadi single yang rilis di Bulan Desember bareng dengan moment Anti-Flag dan bakal bebas unduh. Gimmick-gimmick masih dirahasiakan. Lalu kami bakal bawa isu-isu sosial juga kayak yang ada di video klip “Terbuang Terasingkan”. Kami ngobrolin tentang buruh atau TKI atau TKW, kami juga ngobrolin masalah agama yang lagi panas di Indonesia. Ya, mungkin itu, politik sosial agama. Mungkin juga kami bakal ngontak orang-orang Indonesia yang ada di tiga negara itu untuk dikasih invitation karena materi kami kebanyakan lagu Indonesia.

Apa aja sih kendala untuk persiapan tour?

Kalau lagu baru Insyaallah nggak ada kendala karena konsepnya udah ada dan udah jadi juga lagunya. Sebenarnya lagu itu disiapin buat album kami juga. Kendalanya paling dari material. karena seluruh transport dan hospitality kami tanggung sendiri. Di Hongkong aja shownya free. Di Singapore sama Bangkok juga mereka ga nyediain apapun. Singapore mungkin dilepas, kalau di Bangkok mungkin ada penginapan sama akomodasi dari bandara ke hotel. Paling sih kami nyari dana transport flight. Kami udah mulai cari sponsor tapi belum ada yang deal. Kalau nggak ada yang bisa biayain semua, kemungkinan kami minta brand-brand clothingan temen-temen untuk support.

Tapi materi Joey The Gangster bakal tetap keukeuh terinspirasi dari Bad Religion dan Pennywise?

Iya, mungkin kami akan terus disana. Menurut saya, Joey The Gangster udah punya karakter sendiri kalau dibandingkan dengan orang lain.

Band apa aja yang jadi opening selain Joey The Gangster?

Di Singapore kalau nggak salah ada tiga pembuka, yaitu Generation 69 band skinhead dari Singapore, ada juga Rejected Scums band punk rock dari Singapore dan ada Joey The Gangster. Yang saya tahu, di Thailand dan di Hongkong ini cuma Joey The Gangster.

Ada tujuan khusus nggak kenapa Joey The Gangster ikutan di tour ini?

Kalau saya dari pihak record, kayaknya momennya tepat. Anti-Flag tour Asia, terus Joey The Gangster baru rilis, dan genrenya pun pas. Joey The Gangster banyak terinspirasi sama musik-musik Anti-Flag sejak berdiri dari tahun 2008. Terus, memang sebagian personil Joey The Gangster ngefans sama Anti-Flag. Jadi, ini suatu moment yang sayang banget kalo dilewatin. Jadi kebanggaan tersendiri juga buat kami bawa nama harum Bandung dan Indonesia untuk bisa terdengar di Asia khususnya dan internasional pada umumnya. EP ini pun rencananya bakal dijual selama tour.

Apa aja set list yang bakal dibawain?

Set listnya hampir sebagian besar dari album “Terbuang Terasingkan”. Bakal ada juga beberapa lagu dari Bad Religion dan Pennywise.

Setelah Anti-Flag, apa lagi rencananya Joey The Gangster?

InsyaAllah tour Jawa-Bali dan finish-nya launching album di Bandung. Beres tanggal 15 Desember di Hongkong, tanggal 16 Desember kami stay, tanggal 17 Desember kami udah mulai tour ke Jogjakarta, Solo, Madiun, Surabaya atau Malang, Bali, dan finish-nya di Bandung.

Bakal ada tim dokumentasi yang ikut?

Iya, kami bawa Anggra atau Gogeng. Rencananya, kami bikin film dokumenter dan live report. Film ini juga buat umum, bukan untuk konsumsi pribadinya Joey The Gangster.

Joey The Gangster punya rencana apa lagi yang berkaitan dengan musisi internasional?

Yang udah ada rencana sih dari Eastern Wolves Musicnya. Tanggal 12-13 November 2016 kami bakal datengin Skam Dust lagi buat manggung di Jakarta, Bandung, Malang, dan Bali. Dia udah jadi role model dan bantu dari segi bisnis Eastern Wolves di Amerika. Skam Dust jadi penghubung antara Eastern Wolves dengan band-band hardcore di New York seperti Agnostic Front, Madball, dan band Amerika lainnya. Sekarang, kami udah dekat dan kayak saudara, nggak hanya kayak sekedar hubungan artis dan promotor. Rencana ke depannya, Skam Dust bakal supply artis-artis dari Amerika untuk dibawa kesini tiap tahun.

Balik lagi ke Joey The Gangster dan Punk, apa pendapat tentang skena punk saat ini?

Musik di Bandung udah mulai maju. Genre-genre di Bandung juga udah bisa maju dengan caranya sendiri. Skena punk juga nggak pernah mati. Nggak kaya sebagian besar genre lain yang muncul dan tenggelam, punk tetap eksis sejak dulu. Walaupun bosen, tiap acara besar bandnya itu-itu aja tapi mungkin dengan caranya sendiri dan dengan semangat DIY, si band bikin movement sendiri dan ga tergantung pada Event Organizer dan acara-acara besar, mereka bisa naik sendiri.

Joey The Gangster kan sempet vakum dan baru mulai bergerak lagi di akhir 2014. Dari jangka waktu itu sampai tahun apa yang bikin Joey The Gangster bisa cepat maju bahkan bisa tour sama Anti-Flag?

Sebenarnya ada dua faktor. Pertama, kabita. Tahun 2008, Joey The Gangster bisa dikatakan kencang. Dulu mah sebulan bisa dua kali main bareng band punk rock kayak Jeruji, Turtles Jr., Insulin Coma, dan lain-lain. Itu udah jadi skena anak-anak tersendiri, main tiap minggu. Kami sempat main juga sama Devildice, sempat jadi finalis GBOB yang dirilis Heaven Records untuk finalis 20 besar. Sekarang, kami lihat band-band yang dulu bareng udah pada naik. Kabita euy. Kami udah kelewat beberapa generasi. Dulu temen-temen yang dengerin Joey The Gangster masih pada SMP atau SMA, dan sekarang mereka udah kuliah, kerja, kawin. Anak SMP dan SMA sekarang nggak tahu Joey The Gangster. Kalau mereka ngacak-ngacak YouTube aja baru tahu tentang Joey The Gangster. Kami tertarik dan iri sama band-band seangkatan yang alhamdulillah ada yang maju, ada yang sukses keluarin album, ada yang bisa tour sampai keluar juga. Faktor keduanya yaitu kami kesel lihat beberapa senior kami. Marah lah. Beberapa band senior punk di Bandung nggak ada movement banget. Nggak ada pergerakan. Dia nggak ngeluarin materi album baru, dia nggak pernah manggung, dia cuma nunggu diajakin teman buat event, dia nggak pernah nyari atau bikin pergerakan sendiri. Makanya saya beberapa kali bikin event yang lingkupnya 90’s punk rock. kayak “Rawkin The Roots”. Kami ngerangkul semua band jebolan Saparua di tahun ‘90an pada masa jayanya. Sampai beberapa band yang nggak pernah manggung kami ajak lagi sebagai ajang reuni. Nah, sebenernya pergerakan saya tuh gitu. Ayo dong, hardcore punk di Bandung itu sebagai barometer musik di Asia Tenggara. Ayo lah kita gerak lagi.

Jadi, rencananya bakal ada acara punk secara berkala?

Ada. Mungkin Rawkin The Roots bakal diadain setahun sekali. Awal tahun juga kayaknya bakal bikin lagi, tapi dengan beda konsep.

Terakhir, apa harapan kamu buat Joey The Gangster dan skena punk lokal?

Semoga Joey The Gangster bisa diterima semua orang dan semua lapisan pendengar musik nggak hanya pada genre punk aja. Kami minta doa supaya bisa selalu berkarya, buat materi baru, dan ada pergerakan go international di 2017. Saya harap juga supaya Joey The Gangster ini bisa me-refresh musik-musik punk yang selama ini mungkin tenggelam. Ini sebagai jawaban dari kecaman-kecaman terhadap band-band senior yang nggak ada pergerakan selama ini.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner