GNDS: “Kami Di Sini Nggak Mematok Satu Genre”

GNDS: “Kami Di Sini Nggak Mematok Satu Genre”

Sejak kemunculannya pada tahun 2012 sebagai band pengusung rapcore, nama GNDS yang merupakan kepanjangan dari Genosidasius muncul di blantika musik lokal. Disebut sebagai band anyar, GNDS cukup mampu mengambil hati pendengar lewat ungkapan kekecewaan yang dituangkan oleh mereka dalam karya musiknya, seperti pada salah satu single nya yang berjudul “Hujum Selepas Nujum”. Kekesalan yang mereka rasakan terhadap pembunuhan berantai di negara Palestina secara sepihak, dilugaskan secara bebas oleh GNDS. Selain mengusung basic genre musik hiphop, GNDS juga menggabungkan beberapa unsur musik underground lain seperti hardcore, metalcore, hingga Djent. Band yang merupakan salah satu rooster dari label Founder Factory ini, nantinya akan segera merilis debut mini albumnya berisikan enam lagu termasuk “Hujum Selepas Nujum” dan “Menolak Tunduk” yang juga merupakan salah satu materi yang dimasukan dalam album kompilasi bertajuk Save Ceremai nantinya.

 

Sudah berapa lama kalian bermusik dengan membentuk nama GNDS?

Awalnya itu band kami terbentuk pada tahun 2012. Setelah terbentuk tiga tahunan, kami juga sempat vakum 2 tahun dulu itu, dari tahun 2015 akhir. Ya sejak kami membentuk GNDS ini, kami lebih produktif bikin materi aja sih. Sambil manggung-manggung juga kebanyakan.

 

Terus kalau materi, sudah berapa banyak nih yang sudah kalian bikin?

Untuk materi sebenarnya kami udah rangkum enam materi. Tapi nanti kami rencana bakalan rilis single judulnya “Hujum Selepas Nujum” beberapa waktu kedepan. Single ini sebenarnya merupakan kekecewaan dari kami sendiri. Awalnya nggak diniatin buat dijadiin lirik lagu sih, cuma kami nulis kekecewaan terhadap terutama warga Indonesia nggak peduli terhadap sesama muslim di Palestina. Dan nama band kami itu juga jadinya nyambung kearah sana berupa Genoside. Sebenarnya kebanyakan musik kami itu adalah pelampiasan kami terhadap orang yang tidak punya hati nurani yang kami rasakan.

 

Unsur musik apa saja sih yang kalian masukan dalam musikalitas kalian sendiri ?

Untuk musikalitas kami banyak berkutat di genre hip hop dan progressive rock ada juga Hardcore-nya yaudah kami ngeblend aja kesemua genre itu. Nggak cuma itu sih, kami juga nge-mix sama genre musik lain kayak metalcore sama Djent. Intinya musik kami itu Rapcore, cuma dengan sentuhan Djent.

 

Ada alasan khusus nggak kalian memelih genre Djent, kan masih asing di kuping musik lokal?

Justru itu kami disini nggak mematok satu genre, basic-nya emang kami Hip Metal tapi ada sentuhan Djent dan unsur musik lainnya juga. Kami juga membebaskan para pendengar bagaimana menangkap musik yang kami hasilkan. Sebenarnya nggak muluk-muluk sih, kehadiran unsur musik Djent itu karena salah satu personil kami ada yang mendengarkan musik Djent dan lebih Out Of The Box juga sih.

 

Bagaimana sih keterlibatan kalian dalam kompilasi Save Ceremai ?

Untuk kompilasi itu kami nyumbang satu lagu berjudul “Menolak Tunduk” bukan “Hujum Selepas Nujum”. Awalnya itu karena yang bikin album kompilasi itu temen kami terus yaudah kami nyumbang aja lagu untuk album kompilasi itu yang dirilis nanti sama anak-anak Perpus Jalanan Bandung.

 

Bagaimana pandangan kalian mengenai musisi Hip Hop seperti kalian saat ini ?

Berkembang banget sih kalau untuk musisi Hip Hop untuk jaman sekarang itu. Ya, salah satunya juga karena kemunculan seorang rapper yang lagi hits sekarang, kayak si Young Lex. Gara-gara dia, akhirnya banyak tu musisi Hip Hop yang bermunculan satu persatu, tapi balik lagi sih sama kualitas yang ditampilkan dan balik lagi ke individu kalau ngomongin hal tersebut.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner