Elevation Records: “Saya Tidak Percaya dengan Musik Digital”

Elevation Records: “Saya Tidak Percaya dengan Musik Digital”

Indie Label asal Jakarta Elevation Records yang digawangi oleh penulis musik Taufiq Rahman menceritakan tentang proses terbentuknya label eklektik yang banyak menggawangi band-band keren semacam Sajama Cut, Bandempo, Semakbelukar, hingga Aurette and the Polska Seeking Carnival. Misi Elevation Records ingin memperkenalkan musik-musik keren yang ada di luar mainstream. Bagaimana keberanian Elevation Records yang masih “keukeuh” dengan segala bentuk idealismenya terhadap pasar dan rekaman fisik? Berikut ini wawancaranya.

 

Elevation Records terbentuk pada era industri musik di Indonesia sedang menurun, Apa alasan terbentuknya Elevation Records?

Demi alasan pribadi saja, untuk memuaskan rasa cinta saya kepada musik. Dan ingin melakukan sesuatu lebih dari sekedar melakukan konsumsi saja.

 

Elevation Records juga tumbuh besar pada masa kemasan musik digital, kenapa memilih fokus pada rekaman fisik (CD, piringan hitam, dan kaset)?

Saya tidak percaya dengan musik digital. Saya pribadi tumbuh di era bahwa musik harus didengarkan serius dengan usaha lebih, melalui kaset, CD atau vinyl. Musik digital hanya untuk mereka yang tidak benar-benar mencintai musik

 

Apa yang kira-kira menjadi kelebihan dari rekaman fisik dibandingkan dengan rekaman digital?

Ada unsur kepemilikan, ada usaha nyata untuk membuktikan kecintaan atau sekedar di pandangi dan ditimang-timang. Musik digital hanya seperti angin atau kentut, tidak pernah ada secara nyata

 

Bagaimana cara mengatur kinerja label rekaman yang “hanya” dikerjakan sendirian dan sangat-DIY-ini?

Saya hanya jalankan di sela-sela waktu kosong dari kesibukan sehari-hari pada waktu wiken dan pagi hari. Tidak banyak juga hal yang harus dikerjakan, kami tidak perlu publisitas, photo session atau butuh fungsi bendahara untuk menghitung pemasukan dan untung. Semua tidak dijalankan secara professional

 

Selain uang, kira-kira apa modal awal yang diperlukan ketika seseorang ingin menekuni dunia label rekaman independen?

Kecintaan pada musik tentu saja, jika tidak mana mau melakukan sesuatu bukan untuk mendapat keuntungan material. Modal kedua tentu saja adalah telinga yang baik untuk memilih mana yang layak dan mana yang tidak layak untuk dirilis.

 

Kira-kira seperti apa atau bagaimana Elevation Records memilih band-band yang akan dirilisnya?

Sangat pribadi, kalau saya suka pasti saya rilis. Meski apa yang saya suka tidak selalu disukai orang lain atau khalayak. Ada bebarapa rilis di mana kita benar-benar tidak mendapat respon dengan baik dan bisa dikatakan merugi secara finansial. Tapi itu makin menegaskan bahwa kami telah melakukan hal yang benar

 

Kalau berbicara selera, lebih didahulukan mana selera musik sang pemilik rekaman atau selera pasar ketika memilih band yang bakal dirilis?

Selera pemilik tentu saja. Pasar bisa diciptakan, kalau tidak berarti kami belum melakukan hal yang benar

 

Saat ini, Indie Label-Indie Label kian bermunculan dengan beragam spesifikasi karakter dan ragam musiknya, apa yang kemudian ingin ditonjolkan oleh Elevation Records?

Tidak ada karakter yang ingin ditonjolkan. Semua sudah diambil label lain, ada yang hip, ada yang label kaset saja, ada yang mengusung musik keras saja, ada yang merilis musik terlalu obscure saja. Kami melakukan semuanya. Rough Trade dulu juga merilis semanis The Smiths sampai se’rusak’ This Heat. Santai saja

 

Bagaimana Anda memandang tumbuhnya Indie Label-Indie Label saat ini, apakah ada rasa “persaingan” untuk memperebutkan kue di bisnis musik independen?

Tidak ada ‘kue’ yang diperebutkan juga khan? Banyak label justru bagus untuk merayakan perbedaan dan saling memperkaya. Kami tidak pernah merasa bersaing dengan siapapun. Semua punya peran sendiri-sendiri.

 

Saat ini semua promosi menggunakan sosial media, apakah itu cukup untuk kemudian mengembangkan bisnis musik Indie Label ini “hanya” menggunakan internet – terutama sosial media?

Media sosial hanya membantu memperluas jaringan, tapi diluar itu tidak banyak yang bisa dilakukan oleh media sosial. Tetap perlu banyak rilis, banyak gig dan banyak diskusi.

 

Akan seperti apa menurut pandangan Anda dunia Indie Label kedepannya?

Akan tetap ada dalam kondisi seperti sekarang sebagai muara bagi musik-musik layak. Saya tidak berharap label independen akan menjadi lebih besar dari jaringan yang ada sekarang. Crowd, infrastruktur dan kondisi budaya belum akan memungkinkan scene menjadi bertambah luas, seperti di era ketika Rough Trade sempat membangun jaringan distribusi dan jaringan gotong royong situasionis di akhir 1970-an.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner