• DIMINISH PERCEPTION

DIMINISH PERCEPTION

Band asal dari ujung Kota Boyolali tepatnya Kemusu, tempat orisinil tumbuh dan berkembangnya komunitas Metal di Kota Boyolali. Berdiri sejak 2012 Diminish Perception dengan line-up Ega (Vocal), Bhima (Guitar), Amink (Bass), dan Bejoys (Drum).
8.8.18, Album perdana Diminish Perception mengangkat Tema “MONARKI”.
Yeah ! Penjara Itu Adalah “Monarki”. Tak ada yang menarik jika membahas sistem Monarki. Hanya sebuah keniscayaan dan cukup rangkum sebagai kenangan. Manakala kedaulatan tertinggi yang berada di tangan raja, maka raja dapat melakukan apapun yang dia kehendaki. Hal ini dapat menciptakan pemerintahan yang tirani dan dalam perkembangannya akan menadi diktator di negara yang dia perintah, dengan serta merta membunuh kehendak bebas bagi rakyatnya.
Peringatan ini yang coba disampaikan kolektif Death Metal asal Boyolali, Diminish Perception. Lewat album mereka yang berjudul Monarki, kwartet ngebut ini siap menampar mukamu, memporak poranda zona nyamanmu dan berkata “Sadarlah kita hidup sedang tidak baik-baik saja kawan”.
“Kami tidak sedang bernostalgia dengan sistem monarki yang kami tuangkan dalam album kami. Hanya membunyikan sebuah sirine tanda peringatan. Memang benar dalam sistem Monarki mungkin tidak buruk. Namun sampai berapa lama? ketika raja yang baik meninggal dunia dan digantikan putra mahkota yang lalim, bagaimana nasib rakyatnya?” Tegas Bhima.
Sebagai unit DeathMetal yang berasal dari ujung Kota Boyolali, tepatnya di Kemusu, mereka seolah tak patah arah untuk menunjukkan eksistensi skena bawah tanah di Boyolali. Konsistensinya pun terrefleksikan lewat sebuah karya album yang diberi tajuk,“Monarki”. Monarki, sesuai namanya berasal dari Monos yang berarti Satu, dan Archein yang berarti pemerintahan. “Sejarah mencatat, saat Dinasti Umayyah meninggalkan Musyawarah dalam menentukan pemimpin baru dan mulai mengadopsi sistem Monaki. Orang-orang diluar garis keturunan Muawiyah bin Abu Sofyan tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk naik sebagai pemimpin pemerintahan umat islam. Maka hancurlah dinasti itu” Ujar Ega menambahkan.
Hal ini semakin diperkuat dengan tema-tema pada lagu yang ada di dalam album Monarki itu sendiri.
Sebut saja “Amunisick” yang berasal dari kata Amunisi dan Sick. Dua kata tersebut bisa diartikan membinasakan. Dalam artian, membinasakan kaum-kaum pesakitan yang tertindas tak memperdulikan nasib suatu kaum demi kepentingan sendiri untuk kejayaannya, dengan berbagai cara untuk menjadi penguasa tanpa mendengarkan jeritan kaum-kaum tertindas untuk mempertahankan diri memperjuangkan haknya yang semestinya didapatkan.
Kemudian materi lain yang cukup menarik adalah “Kepulan Dosa”. Lagu yang kuat pada liriknya ini berisi tentang, ketakutan akan bayang-bayang dosa yang diperbuat seseorang didunia. Hingga membuatnya berfikir tentang nirwana yang tak akan didapatkan. Ketika kebaikan tak pernah ada didalam dirinya tanpa pernah memohon pengampunan atas segala perbuatannya. Mungkin hanya dengan keadilan yang akan menuntun dirinya menuju kebaikan. Ega (Vocal), Bhima (Guitar), Amink (Bass), dan Bejoys (Drum), yaitu tepat pada 2017/2018 lalu mereka pernah menjadi band pembuka Vader serta living legend Europe dalam rangkaian Tour Asia mengunjungi Indonesia.
Tak banyak grup musik di ranah Metal yang peduli dengan isu-isu sosial. Kejujuran mereka pantas untuk diapresiasi. Karena karya indah adalah karya yang jujur dan mengedukasi. Yang pantas digaris bawahi disini adalah mereka berbahaya. Mesin pembunuh dalam gempita perang geriliya. Jika kamu berharap kepalamu akan dikte dengan lirik-lirik tentang siksa neraka, iblis-iblis entah brantah, dajal dan sebagainya.

MEMBERS

EGA

VOCAL

BHIMA

GUITAR

AMINK

BASS

BEJOYS

DRUM

SONGS

  • AMUNISICK

  • PENGUASA TAHTA

  • KALABINASA

Website ini hanya diperuntukkan bagi Anda yang berusia 18 tahun ke atas.