Tutur Jazirah Arab Berbalut Senandung Indie Pop Dari Sillas

Tutur Jazirah Arab Berbalut Senandung Indie Pop Dari Sillas

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Anoa Records

Maxi singles dari Sillas berjudul Mamlaka” mengetengahkan musik indiepop dengan berlisan bahasa Arab, yang mana Zaim, pendiri band ini dan juga gitaris Kaveh Kanes, dibesarkan di keluarga Arab 

Film dokumenter Taqwacore menjadi pembuka saya mengenal lebih jauh bahwa lingkup musik dunia Arab yang berasal dari negara-negara Arab memiliki banyak gaya musik yang kaya dan beragam, serta memiliki kekayaan dialek linguistik, di mana masing-masing negara dan wilayah menyuguhkan musik tradisional mereka sendiri. Meskipun unsur religius dan kesakralan tidak begitu saja luntur dari musik Arab, musik Arab memiliki sejarah interaksi yang panjang dengan banyak gaya dan genre musik daerah lainnya. Ini mewakili musik dari semua suku dan budaya yang membentuk dunia Arab saat ini.

Pun juga pencampuran musik Arab yang difusikan dengan unsur R’n’B, reggae, hip-hop, jazz, rock, hingga elektronika – dari ujunga, Afrika Utara, Timur Tengah sampai Semenanjung Arab dan mereka yang berdiaspora ke seluruh penjuru dunia - musik Arab memiliki sejarah interaksi yang panjang dengan banyak gaya dan genre musik daerah lainnya, semua dari 22 negara bagiannya. Tidak melulu identik dengan unsur religi yang sangat kental, kini musik Arab kian progresif.

Geliat musik pinggir arus utama di Jazirah Arab, dalam  beberapa tahun terakhir ini mencuat di berbagai pemberitaan. Dari genre musik keras, ada Haram (HC asal New York, US) yang sempat merusuh di Jakarta tahun 2019 silam, Tinariwen, Tuareg / desert Blues dari Mali sempat  mampir lama di daftar putar saya. Bermula dari menyimak penampilan mereka di kanal KEXP atau Kimaera (Symphonic Oriental Death Metal) asal Lebanon dan masih banyak lagi. Bahkan ada kompilasi Arab Punk (ARAB Records) yang tentu saja membuat “Islamic punk” dari hanya sebuah khayalan fiksi menjadi kenyataan, para Arab Punker menggunakan bahasa arab di liriknya. Tentunya lintas batas dan bahasa, apapun itu, refleksi betapa musik punya caranya tersendiri untuk tak hanya nyangkut di kuping, tetapi juga pesan lirik mengena ke hati dan benak pendengar.

Lalu, bagaimana dengan lantun  merdu Jazirah Arab cabang Indiepop?

Lagi-lagi Anoa Records mengambil langkah duluan, menghadirkan sebuah band asal Cirebon bernama Sillas. Diakui oleh Eko dari Shiny Happy Records yang rilisannya fokus di cakupan indiepop pun sepakat, sepertinya Sillas adalah band indiepop pertama yang melafal bahasa Arab.

“Kayaknya sih iya yah, belum ada juga di luar negeri,” kata Eko yang juga punya band indiepop bernama The Lousy Pop Group ini.

Dibentuk oleh Zaimmuddin Mukarrom (vokal, gitar) beserta rekan sebandnya, Obeth (gitar), Dani (drum) dan Athar (bass). Sillas didirikan pada 2020, ditengah momen pandemi. Zaim telah membuat beberapa materi lagu, yang kebetulan berbeda dengan band dia sebelumnya.

“Banyak materi lagu yang sudah saya tulis namun belum direkam dan diperdengarkan. Singkatnya, saya dipertemukan dengan mereka, mengolah secara bersama untuk instrumen-instrumen yang lain, dan langsung merekam beberapa track,” Jelas Zaim.

Namun kenapa Zaim memilih bahasa Arab dalam lirik Sillas? Zaim menuturkan, Eki manajer mereka berserta Ghori melihat banyaknya pola kehidupan Zaim dan keluarganya yang secara tidak langsung ditunjukan dalam kesehariannya. Mereka tercetus “bagaimana kalau kita gunakan bahasa Arab untuk lagu kita? Dan metode penulisannya pun berdasarkan penglihatan dari Zaim langsung, sehingga akan lebih objektif dan tidak hanya menjadi sekedar gimmick”

Zaim mengamini berdasarkan pengalaman dia hidup dan terlahir sebagai orang yang kebetulan keturunan arab dan muslim tidak selalu menyenangkan seperti anggapan orang pada umumnya. Keturunan Arab yang dilihat sebagai kaum yang religius dan lekat dikaitkan dengan ritual dan hubungannya dengan Tuhan, seringkali memberi beban mengenai bagaimana saya harus bersikap. Terlebih, saya datang dari keluarga yang mungkin cukup jauh dari stigma keturunan Arab di Indonesia. Kami termasuk keluarga moderat dan inklusif. Keluarga dan orang tua Zaim sendiri senang untuk berbaur dengan siapa saja, baik itu berbeda agama/kepercayaan, strata ekonomi, pandangan politik, dan profesi. Selama tujuannya sama, yaitu menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat untuk orang lain.

Percampuran antara delay, reverb dan bahasa arab bagi Zaim justru tampak manis ketika dilagukan dan didengarkan. Sebelumnya, sudah ada delapan materi berbahasa Indonesia dan Inggris yang dipersiapkan untuk menuju album, namun dengan pola penglihatan yang baru ini, penggarapan single berbahasa Arab lebih diprioritaskan dan lebih ditonjolkan menjadi Side A nya ketimbang delapan lagu yang sudah ada sebelumnya.

Maxi single berjudul “Mamlaka” sudah dirilis oleh Anoa Records. Rilisan ini berisikan dua lagu yang  berjudul "Hadza Huwal Hubbu" dan "Mamlaka". Kedua lagu ini pun sedikit berbeda dari warna dan liriknya. Satu track tentang cinta seorang ayah/pria dan satunya lagi tentang berbahayanya pengkhianatan orang terdekat.

BACA JUGA - Magnolia Celebration Berselebrasi di Album ‘Fantasia’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner