Syarikat Idola Remaja Tuliskan Sejarah Rempah Nusantara Dalam Debut Albumnya

Syarikat Idola Remaja Tuliskan Sejarah Rempah Nusantara Dalam Debut Albumnya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Syarikat Idola Remaja

Topik tentang rempah yang menjadi tajuk utama debut album SIR (SAMARA) menjadi menarik dan seksi untuk dibawakan karena tidak hanya berbicara tentang masakan semata, akan tetapi juga berbicara sejarah bangsa Indonesia

Sekumpulan musisi asal Bandung yang tergabung dalam kelompok Syarikat Idola Remaja (SIR) yang berpersonilkan Dimas Dinar Wijaksana (gitar dan vokal), Dwi Kartika Yuddhaswara (bass dan vokal), Jon Kastella (gitar dan vokal), Arum Trestaningtyas (gitar ukulele dan vokal), Sendy Novian (gitalele dan vokal), Zulqi Lael Ramadhana (gitar), Fariz “Aceng” Alwan (seruling, bangsing, dan vokal), Yaya Risbaya (perkusi), dan Ferry Nurhayat (keyboard) tertarik mengangkat topik ‘berbeda’ tentang sejarah rempah ke dalam sebuah karya lagu. Mereka berani mengangkat sejarah rempah kedalam debut album terbaru mereka, SAMARA yang dirilis pada 9 April 2022 lalu.

Penamaan SAMARA diambil karena memiliki keterkaitan antara konsep album dengan istilah ‘bumbu’ yang lekat dengan rempah-rempah. Karena dalam bahasa Sunda, samara juga berartikan sebagai bumbu. Keberanian SIR mengangkat ide sejarah rempah bermula dari keterlibatan beberapa personil mereka dalam lomba Kompetisi Cipta Lagu Dendang Rempah Nusantara yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada pertengahan tahun 2021 lalu. Dari keterlibatan mereka dalam kegiatan tersebut memunculkan ide narasi tentang sejarah rempah di Indonesia.

Pada pertengahan tahun lalu mereka memutuskan untuk istirahat dari proses rekaman karena saat itu mereka tidak memiliki konsep album yang sesuai. Ketika di tengah istirahat rekaman itu, beberapa personil SIR mengikuti lomba Kompetisi Cipta Lagu Dendang Rempah Nusantara yang diselenggarakan Kemendikbud. Masing-masing personil menulis lagu tentang rempah, kebetulan mereka kirim 4 (empat) lagu dan yang berhasil menang itu lagunya Jon Kastella (vokal dan gitar) dan Fariz “Aceng” Alwan (seruling dan bangsing).

Disela pembuatan lagu untuk lomba mereka mencari informasi tentang sejarah rempah, dan mereka menemukan hal menarik. Karena banyak juga teman-teman mereka yang sedang menggandrungi dunia kuliner, terutama tentang mengolah rempah. Topik tentang rempah ini jadi menarik dan seksi untuk dibawakan karena tidak hanya berbicara tentang masakan semata, akan tetapi juga berbicara sejarah bangsa Indonesia mulai dari munculnya bangsa Eropa, penjajahan mereka, dan hadirnya sejarah kolonialisme. Selain itu juga topik rempah ini sedang ramai dibicarakan dari mulai akademisi, budayawan, sejarawan, dan pemerintah. Mereka mulai menggarap topik rempah dan kebetulan tema-tema ini cocok dengan brand persona SIR sendiri yang memang ingin mengangkat isu-isu lokal.

Pada saat proses pembuatan lagu, sang bassis Yuddha mengatakan proses kreatifnya dimulai dari membuat alur sejarah rempah di Indonesia sebagai tema alur lagunya. Para personil SIR mulai banyak mencari beberapa literatur dan sejarah terkait rempah. Namun, Yuddha mengatakan jika album ini sendiri tidak berupaya memberikan narasi sejarah, akan tetapi mencampurkannya dengan kisah semi-fiktif.

Jadi ini perjalanan cerita tentang dongeng kakeknya ‘Si Bujang’ (salah satu single SIR) tentang sejarah rempah di Tanah Air. Jadi semua lagu yang ada di album ini saling berkaitan satu sama lain. Terdapat 6 (enam) buah lagu yang ada di album Samara. Album ni menjadi album konsep yang memiliki alur tersendiri terkait sejarah rempah di Indonesia. Melalui kisah rempah ini SIR mencoba menginterpretasikan narasi sejarah tentang kolonialisme, konflik, romantisme, nostalgia, akulturasi budaya, hingga gelar budaya.

Kecakapan SIR dalam merangkai kata-kata ditunjukannya dalam debut album mereka ini. Mereka mampu menciptakan sebuah lagu dengan narasi yang jarang digunakan, terutama untuk penulisan lagu semacam “Masyhur”, “Silangan”, atau “Si Intan Rasa”. Secara musikal, album SAMARA mengetengahkan nuansa khas musik orkes dibalut dengan balada dan pop. Keunikan dari musik SIR adalah bagaimana membalut kompleksitas bermusik mereka menjadi satu harmonisasi yang memiliki karakter tersendiri dari sisi vokalnya. Maklum saja, personil SIR merupakan gabungan dari beberapa band/grup musik yang malang melintang di Kota Bandung seperti Mr. Sonjaya, Nada Fiksi, Parahyena, Bendi Harmoni, dan Tetangga Pak Gesang. Antara satu lagu dengan lagu lainnya memiliki karakteristik vokal masing-masing. Tak ada lead vocal yang mendominasi, tapi semua personil saling mengisi sesuai kebutuhannya masing-masing. Semua lagu di album SAMARA ini enak didengarkan untuk bergoyang.

Sebagai tambahan informasi, SIR juga sempat berkolaborasi dengan musisi legendaris Iwan Fals dalam lagu “Bagimu” dan sempat tampil berkolaborasi di atas panggung bersama sang legenda pada tahun 2020 lalu. Bahkan lagu “Genderang Perang” dibuat di markas besar sang legenda di Leuwinanggung. Setelah melepas single “Kota yang Masyhur” pada pertengahan Maret 2022, album SAMARA ini kemudian dirilis ke publik melalui berbagai digital streaming platform pada 9 April 2022. Selamat menikmati racikan bumbu dari gerombolan musafir Syarikat Idola Remaja.

BACA JUGA - “Solace” by Pale Skies : Lagu yang Cocok Didengarkan Ketika Ingin Break Dari Masalah

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner