Sundancer Rilis Video Musik

Sundancer Rilis Video Musik "Dedare Tanjung"; Sajian Unik, Menggelitik dan Kaya akan Kearifan Lokal

Foto didapatkan dari siaran pers. Kredit tidak disertakan.

Karya gubahan Sundancer bertajuk "Dedare Tanjung" hadir kembali dalam format baru. Setelah diperkenalkan lewat piringan hitam rilisan La Munai Records bersama The Panturas, kini "Dedare Tanjung" bisa dinikmati lewat tayangan visual.

Pasca "Dedare Tanjung" dari Sundancer dilepas secara eksklusif melalui split dalam rupa piringan hitam 7 inci bersama The Panturas oleh La Munai Records pada Mei lalu, kini single berbahasa Sasak tersebut disajikan secara visual. Duo asal Lombok ini mempublikasikan video musiknya lewat kanal YouTube Sundancer Wav demi memperkenalkan musik dan budaya pada generasi muda dalam bentuk yang lebih beragam.

Penggarapan video musik "Dedare Tanjung" ini melibatkan seorang sutradara lokal, yaitu Dwiyanto Achmad Fikri. Video musik ini terinspirasi dari karya-karya Stephen Chow dan Quentin Tarantino. Sesuai dengan tujuan awal, visualisasinya mempertontonkan unsur-unsur yang erat dengan nuansa lokal dengan sentuhan kelas kabupaten. Sajiannya cukup menarik, menghibur dan otentik, sesuai gaya dari Sundancer sendiri.

"Dedare Tanjung" atau "Gadis Tanjung" sendiri adalah lagu yang digubah oleh Sundancer, berangkat dari dua sumber utama. Yang pertama adalah lagu folk dari Rusia berjudul "Dark Eyes" dan merupakan sumber asli lagu tersebut. Kemudian, lagu ini digubah oleh Ismail Marzuki dalam bahasa Sunda, menjadi lagu "Panon Hideung" yang membumi, utamanya di tanah Jawa Barat. Inilah sumber kedua untuk Sundancer. Lagu ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa ibu warga Pulau Lombok, yaitu bahasa Sasak tempat Sundancer berasal.

BACA JUGA - The Panturas VS Sundancer; Bawakan Lagu Berbahasa Daerah dalam Satu Piringan Hitam

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner